Minggu, 30 Desember 2012

Masalah Perkembangan dan Tingkah Laku Anak

    
  1. Masalah Perkembangan Anak-anak
  2. Penganiayaan & Penelantaran Anak
  3. Anak Pemarah
  4. Disleksia (gangguan membaca)
  5. Masalah Makan Anak
  6. Buang air besar tiba-tiba (Encopresis) pada anak
  7. Tidak Mau Pergi Sekolah
  8. Gangguan Belajar
  9. Kesulitan Tidur
  10. Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADH...
  11. Mengompol
  12. Kebiasaan Menghentikan Nafas


Masalah Perkembangan Anak-anak

GAGAL BERKEMBANG

Gagal Berkembang adalah suatu keadaan dimana berat badan anak atau pertambahan berat badan anak secara signifikan berada dibawah berat badan anak lainnya yang sama umur dan jenis kelaminnya.

Gagal berkembang biasanya ditemukan pada anak kecil, terutama yang berumur dibawah 2 tahun.
Gagal berkembang pada bayi dan anak-anak biasanya ditandai dengan kegagalan dalam menambah berat badan dan tinggi badan. Pada remaja, tubuhnya terlihat pendek dan perkembangan seksualnya kurang.

Penyebabnya bisa berupa faktor intrinsik (berasal dari dalam diri anak, biasanya merupakan masalah kesehatan) atau faktor ekstrinsik (berasal dari lingkungan diluar anak, biasanya merupakan masalah psikososial).
Yang termasuk ke dalam faktor intrinsik:
# Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner)
# Defek pada sistem organ utama
# Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
# Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
# Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
# Anemia atau penyakit darah lainnya
# Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
# Beberapa penyakit (misalnya cerebral palsy, gastroenteritis menahun dan refluks gastroesofageal).

Yang merupakan faktor ekstrinsik:
# Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari orang tua).
Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
# Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua).
Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya
# Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun).

Faktor resiko terjadinya gagal berkembang:
- Penyakit yang diderita anak tetapi tidak terdiagnosis
- Kemiskinan
- Lingkungan emosional yang negatif
- Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh.

Gejalanya berupa:
- Tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secar normal berdasarkan tabel pertumbuhan standar (tinggi badan kurang dari 3 persentil, berat badan 20% dibawah berat badan ideal terhadap tinggi badan atau kurva pertumbuhannya menurun dari sebelumnya)
- Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berkembang secara lambat
- Kemampuan mental dan sosial tertunda
- Perkembangan ciri seksual sekunder tertunda (pada remaja).

Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Hasil pengukuran ini dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kunjungan yang lalu dan dengan grafik standar.
Jika laju pertumbuhannya cukup, maka dikatakan normal meskipun anaknya kecil. Untuk mengetahui mengapa anak ini kecil, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan ditanyakan mengenai kebiasaan makan, masalah sosial dan penyakit yang pernah diderita anak maupun anggota keluarga lainnya.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
# Pemeriksaan darah lengkap (untuk melihat adanya anemia)
# Elektrolit
# Analisa air kemih
# Tes fungsi tiroid
# Pemeriksaan hormon lainnya
# Elektroforesa hemoglobin untuk menentukan adanya penyakit sel sabit
# Rontgen untuk menentukan usia tulang.

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Setiap penyakit yang diduga menjadi penyebab terjadinya gagal berkembang, harus diobati.
Kegagalan pertumbuhan akibat faktor gizi dapat diatasi dengan menerapkan pola makan seimbang dan memberikan pendidikan kepada orang tua.
Jika melibatkan faktor psikososial, pengobatan sebaiknya meliputi perbaikan dinamika keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Sikap dan perilaku orang tua bisa berpengaruh terhadap masalah anak dan perlu dievaluasi.
Pada beberapa kasus, anak perlu dirawat di rumah sakit agar bisa diterapkan suatu rencana pengobatan yang menyeluruh dari segi medis, perilaku dan psikososial.

Jika keadaan ini belum berlangsung lama dan penyebabnya diketahui serta dapat diperbaiki, maka anak akan kembali mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Jika keadaannya telah berlangsung lama, maka efeknya mungkin juga akan berlangsung lama dan pertumbuhan serta perkembangan yang normal mungkin tidak dapat dicapai.


MASALAH PERILAKU

Masalah Perilaku adalah pola perilaku yang sulit, yang dapat mengancam hubungan yang normal antara anak dengan orang lain di sekelilingnya.

Masalah perilaku bisa merupakan akibat dari lingkungan, kesehatan, tabiat atau perkembangan anak.
Masalah perilaku juga bisa timbul akibat hubungan yang tidak harmonis dengan orang tua, guru maupun pengasuhnya.

Untuk mendiagnosis suatu masalah perilaku, biasanya ditanyakan menganai kegiatan anak sehari-hari secara kronologis dan menyeluruh. Pembahasan dipusatkan pada lingkungan yang menyebabkan timbulnya gangguan perilaku dan perilaku itu sendiri secara terperinci.
Juga dilakukan pengamatan terhadap interaksi antara anak dan orang tua.

Masalah perilaku semakin lama cenderung semakin memburuk karena itu untuk mencegah progresivitasnya perlu dilakukan pengobatan dini .
Kontak yang lebih positif dan lebih menyenangkan antara orang tua dan anak dapat meningkatkan harga diri anak dan orang tua. Interaksi yang lebih baik dapat membantu memecahkan lingkaran setan dari perilaku negatif yang menyebabkan timbulnya respon negatif.

Masalah Interaksi Anak-Orang tua

Masalah Interaksi Anak-Orang Tua adalah kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam hubungan antara anak dan orang tuanya.

Masalah interaksi bisa mulai timbul pada beberapa bulan pertama kehidupan anak.
Hubungan antara ibu dan anak mungkin menjadi tegang akibat:
- kesulitan yang dialami ibu selama kehamilan maupun persalinan
- depresi pasca persalinan
- kurangnya dukungan dari suami, keluarga maupun teman
- waktu menyusu dan waktu tidur bayi yang tidak teratur (sampai umur 2-3 bulan, kebanyakan bayi tidak tidur pada malam hari; pada saat-saat ini mereka sering menangis).

Kelelahan, kebencian dan rasa bersalah orang tua bercampur dengan rasa putus asa sehingga mempengaruhi hubungan orang tua dengan bayinya.
Hubungan yang buruk antara anak dan orang tua bisa memperlambat perkembangan mental dan kemampuan sosial anak dan bisa menyebabkan terjadinya kegagalan berkembang.

Kepada orang tua sebaiknya diberikan informasi yang lengkap mengenai perkembangan bayi disertai nasihat atau kiat untuk menghadapinya.
Tabiat bayi bisa dievaluasi dan didiskusikan.Hal ini bisa membantu orang tua untuk lebih realistis dan menyadari bahwa rasa bersalah dan konflik merupakan emosi yang normal dalam pengasuhan anak. Dengan demikian orang tua akan belajar menerima perasaannya dan mencoba membangun hubungan yang sehat.

Kecemasan Karena Berpisah

Kecemasan Karena Berpisah adalah kecemasan yang dirasakan oleh anak ketika orang tuanya meninggalkannya sendiri.

Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya atau menangis jika didekati orang yang tidak dikenalnya, merupakan suatu tahap perkembangan normal yang ditemukan pada bayi usia 8 bulan dan berlangsung sampai usia 18-24 bulan.
Pada umur 2 tahun, anak batita (dibawah tiga tahun) mulai memahami bahwa orang tuanya mungkin tidak terlihat oleh mata tetapi mereka pasti akan kembali.

Pada saat bayi berkembang dan lebih memperhatikan serta berinteraksi dengan lingkungannya, dia akan mengalami berbagai emosi seperti rasa percaya, rasa aman dan nyaman. Jika dia merasa kurang akrab dengan lingkungannya, maka akan timbul rasa takut.
Pada usia 8-24 bulan, anak-anak mengalami perasaan takut jika tidak berada dalam lingkungan yang akrab dan aman. Mereka mengenal orang tuanya sebagai lingkungan yang akrab dan aman. Jika berpisah dari orang tua, mereka merasa terancam dan tidak aman.

Gejalanya bisa berupa:
- Kesedihan berlebih ketika berpisah dengan ibu
- Khawatir akan kehilangan atau terjadi sesuatu yang buruk pada ibu
- Sering enggan pergi ke sekolah atau tempat lainnya karena takut berpisah
- Tidak mau tidur jika tidak ditemani oleh orang dewasa
- Mimpi buruk
- Sering mengeluhkan keadaan fisiknya

Beberapa orang tua (terutama yang baru pertama kali memiliki anak) menduga bahwa kecemasan karena berpisah ini merupakan suatu gangguan emosional dan mereka menghadapinya dengan bersikap protektif (melindungi) serta menghindari perpisahan maupun lingkungan yang baru. Respon seperti ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada pematangan/pendewasaan dan perkembangan anak.
Sang ayah mengartikan kecemasan karena berpisah sebagai pertanda bahwa anak terlalu dimanja dan menyalahkan ibunya atau mencoba untuk merubah perilaku anak dengan cara memarahi dan memberi hukuman.

Sebaiknya orang tua diyakinkan bahwa perilaku anak adalah normal.
Orang tua didorong untuk tidak terlalu protektif dan mengekang anak serta dianjurkan untuk membiarkan anaknya berkembang secara normal.

Penyelesaian terhadap masalah kecemasan ini tergantung kepada rasa aman dan rasa percaya yang mereka miliki terhadap orang selain orang tuanya, lingkungannya dan keyakinan akan kembalinya orang tua mereka.
Meskipun anak telah berhasil melewati masa perkembangan ini, kecemasan karena berpisah mungkin akan kembali pada saat anak mengalami stres. Kebanyakan anak akan mengalami kecemasan jika berada dalam situasi yang tidak dikenalnya dengan baik, terutama jika terpisah dari orang tuanya.


MASALAH MAKAN

Penurunan nafsu makan normal yang disebabkan oleh laju pertumbuhan yang lambat sering ditemukan pada anak usia 1-8 bulan.
Masalah makan bisa terjadi jika orang tua atau pengasuh memaksa anak untuk makan atau terlalu mengkhawatirkan nafsu makan maupun kebiasaan makan anak. Anak tidak menelan makanannya tetapi malah menyimpan/menahannya di dalam mulut atau bahkan memuntahkannya.

Keadaan ini dapat diatasi dengan mengurangi ketegangan dan emosi yang negatif pada waktu makan.
Sebaiknya anak dibiarkan memakan makanan yang dipilihnya pada waktu makan dan jangan dibiasakan untuk ngemil diantara jam-jam makan. Dengan cara ini keseimbangan antara nafsu makan, banyaknya makanan yang dimakan serta kebutuhan gizinya akan terpenuhi.


GANGGUAN TIDUR

Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM) (rapid eye movement.
Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat kembali mimpinya secara terperinci.

Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah menenangkan anak.
Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan adanya masalah psikis. Pengalaman yang menakutkan (termasuk cerita seram atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.

Teror di malam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur, anak separuh terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur, anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan.

Teror di malam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (non-REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur.
Setiap episode bisa berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit.
Teror di malam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit dan panik; keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.

Seorang yang tidur sambil berjalan memiliki cara berjalan yang janggal/kaku, tetapi biasanya dapat menghindari benda-benda sehingga tidak terbentur. Mereka tampak linglung tetapi tidak menunjukkan rasa takut.
Mereka akan terbangun secara tiba-tiba dengan pandangan mata yang kosong atau bingung. Pada awalnya mereka belum sepenuhnya terbangun atau belum sepenuhnya tanggap terhadap orang di sekelilingnya.
Ketika terbangun di pagi hari, mereka tidak dapat mengingat kembali apa yang telah terjadi.
Sekitar 15% anak yang berumur 5-12 tahun minimal pernah mengalami sekali berjalan dalam keadaan tidur. 1-6% anak laki-laki usia sekolah mengalami tidur sambil berjalan secara terus menerus, yang biasanya dipicu oleh peristiwa yang menegangkan (stres).

Tidak mau tidur merupakan masalah yang sering ditemukan, terutama pada anak-anak yang berumur 1-2 tahun. Mereka menangis jika ditinggalkan sendiri di tempat tidurnya atau meninggalkan tempat tidurnya dan mencari orang tuanya.
Hal ini berhubungan dengan kecemasan karena berpisah dan dengan upaya anak untuk mengendalikan lebih banyak lagi aspek dari lingkungannya.

Terbangun di malam hari adalah gangguan tidur yang sering ditemukan pada anak-anak yang masih kecil.
Sekitar 50% dari anak-anak yang berumur 6-12 bulan sering terbangun di malam hari. Anak--anak yang mengalami kecemasan karena berpisah juga sering terbangun di malam hari.
Anak-anak yang lebih besar sering terbangun di malam hari karena sakit, suatu gerakan atau peristiwa menegangkan lainnya.
Terbangun di malam hari bisa semakin sering terjadi jika anak terlalu lama tidur siang dan terlalu bersemangat bermain sebelum tidur malam.

Teror malam dan tidur sambil berjalan hampir selalu hilang dengan sendirinya, meskipun sekali-kali terjadi selama beberapa tahun.
Jika keadaan tersebut terus berlangsung sampai masa remaja dan dewasa, mungkin anak memiliki kelainan psikis.

Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
- ajak anak kembali ke tempat tidurnya
- bacakan cerita yang pendek
- tawari untuk ditemani oleh boneka ataupun selimut kesayangannya
- gunakan lampu redup.

Untuk menjaga keamanan bagi anak yang berjalan sambil tidur, sebaiknya pintu kamarnya dikunci dari luar tetapi hal ini harus dipertimbangkan secara seksama agar anak tidak merasa dikurung.


MASALAH PELATIHAN BUANG AIR

Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.
Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air besar sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.

Cara terbaik untuk menghindari timbulnya masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
- Selama beberapa jam pakaian dalamnya kering
- Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah
- Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk diatas potty chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus)
- Anak mampu mengikuti petunjuk/aturan lisan yang sederhana.
Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bulan.

Metode toilet training yang paling banyak digunakan adalah metode timing.
Anak yang tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara bertahap diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu duduk diatas potty chair selama tidak lebih dari 5-10 menit. Hal tersebut dilakukan sambil ibu memberikan penjelasan bahwa sekarang sudah saatnya anak untuk melakukan buang air besar/kecil di tempatnya (maksudnya pada potty chair atau kloset), bukan di pakaian dalam ataupun popok.
Jika anak sudah bisa melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupun hadiah. Tetapi jika anak belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi maupun menghukum anak.
Metode timing efektif untuk anak-anak yang memiliki jadwal buang air besar/kecil yang teratur.

Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu.
Kepada anak yang sudah siap, diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan boneka sebagai model. Ibu memberikan pujian kepada boneka karena pakaian dalamnya kering dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak untuk menirukan proses toilet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak juga diajari untuk memuji bonekanya.
Selanjutnya, anak menirukan apa yang telah dilakukan oleh bonekanya dan ibu memberikan pujian kepada anak.

Jika anak tetap bertahan duduk di toilet, sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba kembali setelah anak makan. Jika hal ini berlangsung selama beberapa hari, sebaiknya toilet training ditunda selama beberapa minggu.
Sangat penting untuk memberikan pujian kepada anak yang telah berhasil melakukan toilet training. Setelah pola buang air besar/kecil stabil, secara perlahan pujian tersebut dikurangi.
Memaksa anak untuk buang air besar/kecil di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.

Enuresis Nokturnal

Enuresis nokturnal (bed-wetting) adalah buang air kecil secara tidak sengaja dan terjadi secara berulang ketika sedang tidur, pada seorang anak yang sudah cukup besar dan semestinya sudah tidak mengompol lagi di tempat tidur.

Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun dan 1% anak berumur 18 tahun masih mengompol di tempat tidur.
Bed-wetting lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

Penyebabnya biasanya adalah terlambatnya proses pendewasaan, yang kadang disertai dengan gangguan tidur (misanya tidur sambil berjalan atau teror malam).
1-2% kasus disebabkan oleh kelainan fisik (biasanya berupa infeksi saluran kemih).
Bed-wetting juga kadang disebabkan oleh masalah psikis.

Kadang bed-wetting berhenti kemudian timbul lagi. Kekambuhan ini biasanya terjadi karena anak mengalami peristiwa yang menegangkan atau karena anak menderita kelainan fisik (misalnya infeksi saluran kemih).

Untuk anak yang berumur kurang dari 6 tahun, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, hanya menunggu sampai gejalanya hilang dengan sendirinya.
Setiap tahunnya, pada 15% anak yang berumur lebih dari 6 tahun, bed-wetting akan berhenti dengan sendirinya. Jika hal ini tidak terjadi, bisa dicoba salah satu dari 3 jenis pengobatan berikut:

   1. Konsultasi dan terapi perilaku.
      Konsultasi melibatkan anak dan orang tua; diberikan penjelasan bahwa bed-wetting memang agak sering terjadi, dapat diperbaiki dan tidak perlu menimbulkan rasa bersalah pada siapapun.

      Terapi perilaku untuk anak:
      - Menandai pada penanggalan/kalender malam-malam dimana dia mengompol maupun tidak
      - Menahan diri untuk tidak minum 2-3 jam sebelum tidur
      - Melakukan buang air kecil sebelum tidur
      - Mengganti pakaian dan seprenya sendiri jika mengompol.

      Terapi perilaku untuk orang tua:
      - Tidak menghukum atau memarahi anak karena mengompol
      - Memberikan pujian/hadiah jika anak tidak mengompol (misalnya memberikan tanda bintang pada kalender atau hadiah lainnya, tergantung kepada usia anak).

   2. Alarm ngompol.
      Merupakan metode pengobatan yang paling efektif, mampu menyembuhkan 70% anak yang mengompol dan hanya 10-15% yang mengompol kembali setelah metode ini dihentikan.
      Metode ini tidak mahal dan mudah diterapkan meskipun cara kerjanya lambat.
      Alarm akan berbunyi jika telah keluar beberapa tetes air kemih. Pada beberapa minggu pertama, anak akan terbangun setelah ngompol. Beberapa minggu berikutnya anak terbangun setelah sedikit mengeluarkan air kemihnya dan tempat tidurnya belum terlalu basah. Lama-lama anak akan terbangun karena ingin buang air kecil dan tempat tidurnya masih kering.
      Alam ini boleh dilepas setelah 3 minggu anak tidak mengompol.

   3. Terapi obat.
      Pemberian obat pada saat ini lebih jarang dilakukan karena alarm ngompol lebih efektif dan obat-obatan mungkin akan menimbulkan efek samping.
      Jika pengobatan lainnya gagal dan orang tua sangat menginginkan pemberian obat, biasanya diberikan imipramin.

      Imipramin adalah obat anti-depresi yang mengendurkan kandung kemih dan memperkuat sfingter yang menghambat aliran air kemih. Keuntungan dari pemberian obat adalah cara kerjanya yang cepat.
      Setelah selama 1 bulan anak tidak mengompol, dosisnya diturunkan dan diberikan selama 2-4 minggu, kemudian pemberian obat dihentikan.

      Sekitar 75% anak akan ngompol kembali setelah obat dihentikan. Jika hal ini terjadi, bisa dicoba diberikan obat selama 3 bulan.
      Contoh darah diperiksa setiap 2-4 minggu untuk memastikan bahwa jumlah sel darah putih tidak berkurang (karena salah satu efek samping dari obat ini adalah penurunan jumlah sel darah putih).

      Pilihan lainnya dalah obat semprot hidung desmopressin, yang mengurangi pengeluaran air kemih. Efek sampingnya sedikit tetapi harganya mahal.

Enkopresis

Enkopresis adalah secara tidak sengaja buang air besar, tetapi bukan disebabkan oleh penyakit maupuan kelainan fisik.

Sekitar 17% anak berumur 3 tahun dan 1% anak berumur 4 tahun mengalami enkopresis.
Kebanyakan hal ini terjadi karena anak tidak mau menjalani toilet training. Tetapi kadang enkopresis disebabkan oleh sembelit, yang menyebabkan teregangnya dinding usus dan berkurangnya kesiagaan/kesadaran anak akan ususnya yang telah penuh serta terganggunya pengendalian otot.

Jika penyebabnya adalah sembelit, maka diberikan obat pencahar dan tindakan lainnya agar jadwal buang air besar anak menjadi teratur.
Jika penyebabnya adalah karena tidak mau menjalani toilet trainng, mungkin perlu dilakukan konsultasi dengan psikolog.

Penyebab sembelit kronis yang bisa menyebabkan terjadinya enkopresis:
- Menahan buang air besar karena takut menggunakan jamban
- Tidak mau belajar menggunakan jamban
- Fissura anus (robekan pada lapisan anus yang menimbulkan nyeri)
- Kelainan bawaan (misalnya kelainan korda spinalis atau kelainan anus)
- Penyakit Hirschsprung
- Kadar tiroid yang rendah
- Gizi yang buruk
- Cerebral palsy
- Kelainan psikis pada anak atau keluarganya.


FOBIA

Suatu fobia asalah rasa takut yang irasional (tidak masuk akal) dan berlebihan terhadap suatu benda, keadaan atau fungsi tubuh yang sesungguhnya tidak berbahaya.

Fobia berbeda dari rasa takut yang merupakan bagian normal dari perkembangan anak atau rasa takut akibat konfilk di dalam keluarga.
Fobia sekolah merupakan merupakan salah satu contoh dari rasa takut yang berlebihan. Fobia sekolah bisa menyebabkan anak berumur 6 atau 7 tahun tidak mau pergi ke sekolah. Anak secara langsung menolak pergi ke sekolah atau mengeluh sakit perut, mual maupun gejala lainnya yang memungkinkan dia bisa tinggal di rumah. Kemungkinan anak tersebut menunjukkan reaksi yang berlebihan terhadap guru yang galak, yang bisa menimbulkan rasa takut pada anak yang perasaanya peka/halus.
Pada anak yang lebih besar (umur 10-14 tahun), fobia sekolah bisa menunjukkan adanya masalah psikis yang lebih serius.

Anak yang mengalami fobia sekolah sebaiknya segera kembali sekolah sehingga pelajarannya tidak tertinggal. Jika fobianya sangat berat sampai mengganggu aktivitas anak dan anak tidak memberikan respon terhadap dorongan orang tua maupun gurunya, mungkin perlu dilakukan konsultasi dengan psikolog atau ahli jiwa.
Pada anak yang lebih besar mungkin tidak perlu segera memintanya kembali sekolah, pengobatannya tergantung kepada hasil penilaian status mentalnya.

Ketakutan yang normal, yang biasa ditemukan pada masa kanak-kanak:
- Takut gelap, monster, serangga dan laba-laba (umur 3-4 tahun)
- Takut terluka dan takut mati (lebih sering ditemukan pada anak yang lebih besar)
- Cerita, film atau acara televisi yang menakutkan bisa memperburuk rasa takut anak
- Pernyataan orang tua ketika marah atau bergurau bisa dianggap serius oleh anak balita dan bisa menimbulkan rasa takut pada mereka
- Reaksi anak yang pemalu terhadap situasi yang baru, pada awalnya berupa rasa takut atau menarik dirnya.
Orang tua sebaiknya menenangkan anaknya dengan mengatakan bahwa monster itu sesungguhnya tidak ada, laba-laba itu tidak berbahaya atau apa yang dilihatnya di televisi itu tidak benar-benar terjadi.
Jika pernyataan orang tua ketika marah atau bercanda menyebabkan anak menjadi takut, sebaiknya orang tua menjelaskan maksud yang sesungguhnya agar anak tidak terus menerus takut.
Anak yang pemalu sebaiknya dibantu untuk beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cara lebih sering mengajaknya ke berbagai lingkungan yang baru.


HIPERAKTIVITAS

Hiperaktivitas adalah tingkat aktivitas dan kegembiraan anak yang sangat tinggi, yang menimbulkan rasa khawatir pada orang tua maupun pengasuhnya.

Anak yang berumur 2 tahun biasanya aktif dan jarang bisa duduk dengan tenang. Tingkat aktivitas yang tinggi juga biasanya ditemukan pada anak berumur 4 tahun. Pada kedua kelompok umur tersebut, perilaku demikian merupakan bagian yang normal dari tahap perkembangan anak.
Tetapi perilaku aktif seringkali menyebabkan konflik antara orang tua dan anak dan bisa menimbulkan rasa khawatir pada orang tua.
Apakah aktivitas anak diartikan sebagai hiperaktivitas atau bukan, tergantung kepada toleransi orang-orang di sekelilingnya yang merasa terganggu oleh aktivitas anak tersebut. Beberapa anak yang hiperaktif tampak jelas-jelas lebih aktif dan pemusatan perhatiannya lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata.

Penyebab hiperaktivitas ini berbeda-beda, diantaranya adalah kelainan emosional atau kelainan fungsi otak. Selain itu, hiperaktivitas juga bisa hanya merupakan tabiat anak yang normal yang terlalu dibesar-besarkan.

Orang dewasa biasanya menanggapi hiperaktivitas anak dengan mengomel atau menghukumnya. Respon ini biasanya dibalas dengan semakin meningkatnya aktivitas anak.
Keadaan ini bisa dibantu dengan menghindari situasi dimana anak harus duduk tenang dalam waktu yang lama atau dengan mencari guru yang ahli dalam menangani anak-anak yang hiperaktif.


GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN

Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder< ADD) adalah suatu pemusatan perhatian yang buruk atau singkat dan sifat impulsif (mengikuti kata hati) yang tidak sesuai dengan usia anak, dengan atau tanpa hiperaktivitas.

ADD diperkirakan terjadi pada 5-10% anak usia sekolah dan 10 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Tanda-tanda dari ADD banyak yang sudah tampak sebelum anak berumur 4 tahun tetapi baru menimbulkan gangguan yang berarti pada usia sekolah.

Penyakit ini biasanya diturunkan. Penelitian terakhir menujukkan bahwa penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada neurotransmiter (zat yang menghantarkan gelombang saraf di dalam otak).
ADD seringkali diperburuk oleh lingkungan di rumah maupun sekolah.

ADD terutama merupakan suatu masalah dalam pemusatan perhatian, konsentrasi dan ketekunan menjalankan tugas. Anak juga mungkin bersifat impulsif dan overaktif.
Diagnosis ADD biasanya ditegakkan jika anak memiliki 8 dari 14 gejala berikut:

   1. Gelisah (seringkali meremas-remas tangannya atau menggeliatkan kakinya)
   2. Tidak dapat diminta duduk tenang
   3. Perhatiannya mudah terganggu oleh rangsangan yang asing
   4. Tidak dapat menunggu gilirannya jika sedang bermain dalam kelompok
   5. Seringkali melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai diberikan
   6. Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk dari orang lain, meskipun dia memahaminya dan tidak berusaha untuk melawan
   7. Mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatiannya ketika sedang melakukan aktivitas belajar ataupun bermain
   8. Seringkali meninggalkan kegiatan yang belum tuntas dan beralih kepada kegiatan yang baru
   9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
  10. Seringkali terlalu banyak berbicara
  11. Seringkali menyela percakapan atau mengganggu orang lain
  12. Seringkali tidak mendengarkan apa yang telah dikatakan kepadanya
  13. Seirngkali kehilangan benda-benda yang diperlukan dalam kegiatan belajarnya di sekolah maupun di rumah
  14. Seirngkali terlibat dalam aktivitas fisik yang berbahaya tanpa mempertimbangkan akibat yang mungkin ditimbulkannya.

Pengobatan yang paling efektif adalah obat-obat psikostimulan (perangsang psikis).
Terapi perilaku dipimpin oleh seorang psikolog anak yang biasanya dikombinasikan dengan terapi obat. Seringkali diperlukan teknik pengasuhan yang terstruktur, teratur dan dimodifikasi.
Tetapi kepada anak-anak yang tidak terlalu agresif dan berasal dari lingkungan rumah yang stabil, hanya diberikan terapi obat.

Obat yang paling sering diberikan adalah metilfenidat. Obat ini telah terbukti lebih efektif daripada anti-depresi, kafein dan psikostimulan lainnya, serta menimbulkan efek samping yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan dekstroamfetamin.
Efek samping yang biasa timbul adalah gangguan tidur (misalnya insomnia) dan berkurangnya nafsu makan. Efek samping lainnya adalah depresi atau perasaan sedih, sakit kepala, nyeri lambung dan tekanan darah tinggi. Jika diminum dalam dosis tinggi dan dalam waktu yang lama, metilfenidat bisa memperlambat pertumbuhan anak.

Anak dengan ADD biasanya tidak dapat mengatasi kesulitannya sendiri. Masalah yang timbul atau tetap ada pada masa remaja dan dewasa adalah kegagalan akademis, harga diri yang rendah, kecemasan, depresi dan kesulitan dalam mempelajari perilaku sosial yang benar. Mereka tampaknya lebih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan daripada dengan lingkungan sekolah.
Jika ADD tidak diobati, maka penderita memiliki resiko mengkonsumsi alkohol atau zat lainnya serta memiliki resiko bunuh diri yang lebih tinggi.


KETIDAKMAMPUAN BELAJAR

Ketidakmampuan Belajar adalah ketidakmampuan untuk menerima, menyimpan dan menggunakan secara luas kemampuan ataupun informasi khusus, yang terjadi akibat kurangnya pemusatan perhatian, memori atau pemikiran dan hal ini mempengaruhi prestasi akademik.

Terdapat berbagai jenis ketidakmampuan belajar dan masing-masing tidak memiliki penyebab yang pasti. Tetapi dasar dari semua jenis ketidakmampuan belajar ini diyakini merupakan suatu kelainan pada fungsi otak.
Ketidakmampuan belajar 5 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

Seorang anak yang mengalami ketidakmampuan belajar seringkali mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan penglihatan dan gerakannya serta menunjukkan kecanggungan ketika melaksanakan kegiatan fisik, seperti memotong, mewarnai, mengancingkan baju, mengikat tali sepatu dan berlari.
Anak juga mungkin mengalami masalah dengan persepsi penglihatan atau pengolahan fonologis (misalnya dalam mengenali bagian-bagian atau pola dan membedakan berbagai jenis suara) atau masalah dengan ingatan, percakapan, pemikiran serta pendengaran.
Beberapa anak mengalami masalah dalam membaca, menulis maupun berhitung.
Tetapi kebanyakan ketidakmampuan belajar ini sifatnya kompleks dan kelainannya terjadi di lebih satu daerah.

Anak mungkin lambat dalam:
- mempelajari jenis warna atau huruf
- menyebutkan nama benda yang dikenalnya,
- berhitung
- mencapai kemajuan dalam kemampuan belajar dini lainnya.
Belajar menulis dan membaca mungkin tertunda.
Gejala lainnya adalah pemusatan perhatian yang pendek dan perhatiannya mudah terganggu, percakapannya terputus serta ingatannya pendek.

Anak juga mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengendalikan dorongan serta memiliki masalah dalam kedisiplinan. Mereka mungkin menunjukkan sikap hiperaktif, menarik diri, pemalu atau agresif.

Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan berbagai pemeriksaan berikut:
- Pemeriksaan fisik
- Serangkaian tes kecerdasan (verbal dan non-verbal, termasuk tes membaca, menulis dan berhitung)
- Tes psikis.

Untuk membantu meningkatkan perhatian dan konsentrasi bisa diberikan metilfenidat.
Pengobatan yang paling efektif adalah pendidikan yang secara seksama disesuaikan dengan individu anak.

Disleksia

Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang terutama mengenai dasar berbahasa tertentu, yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata dan membaca meskipun anak memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata, motivasi dan kesempatan pendidikan yang cukup serta penglihatan dan pendengaran yang normal.

Disleksia cenderung diturunkan dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.
Disleksia terutama disebabkan oleh kelainan otak yang mempengaruhi proses pengolahan bunyi dan bahasa yang diucapkan. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan, yang bisa mempengaruhi penguraian kata serta gangguan mengeja dan menulis.

Anak sangat terlambat berbicara, mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata serta dalam mengingat nama huruf, angka dan warna.
Mereka mengalami kesulitan dalam mencampur bunyi, mengiramakan kata, mengenali posisi bunyi dalam kata, memisahkan kata ke dalam bunyi dan mengenali jumlah bunyi dalam kata.
Anak ragu dalam memilih kata, menemukan pengganti kata dan memberi nama huruf serta gambar.

Mereka keliru/bingung dalam mengenali kata atau huruf yang serupa; huruf d sering disebutnya sebagai huruf b.

Tes untuk disleksia sebaiknya dilakukan pada anak-anak yang:
- Tidak mencapai kemajuan dalam kemampuan mempelajari kata-kata pada pertengahan atau akhir kelas pertama
- Belum bisa membaca padahal berdasarkan kemampuan verbal maupun intelektualnya seharusnya sudah bisa membaca
- Lambat dalam belajar membaca
- Belum fasih berbicara.

Pengobatan yang terbaik adalah instruksi langsung, yang menggabungkan pendekatan multisensorik.
Jenis pengobatan ini terdiri dari pengajaran suara dengan berbagai isyarat, biasanya terpisah dan (jika memungkinkan) merupakan bagian dari program membaca.

Instruksi tidak langsung juga bisa diterapkan. Biasanya terdiri dari pelatihan untuk mengucapkan kata atau pemahaman membaca. Anak diajari bagaimana caranya untuk mengolah bunyi dengan mencampur bunyi untuk membentuk kata, dengan memisahkan kata ke dalam huruf dan dengan mengenali posisi bunyi dalam kata. 
 
 

Penganiayaan & Penelantaran Anak

Penganiayaan Anak adalah penyiksaan fisik maupun mental atau penganiayaan seksual pada seorang anak.
Penelantaran Anak adalah tidak menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal maupun kasih sayang yang cukup bagi seorang anak.

Sekitar 25% kasus penganiayaan dan penelantaran terjadi pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun.
Penelantaran anak 10-15 kali lebih sering ditemukan dan 12 kali lebih sering terjadi pada anak-anak dari keluarga miskin.

PENYEBAB
Penganiayaan anak bisa terjadi jika orang tua atau pengasuhnya tidak dapat mengendalikan emosinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya pengendalian emosi tersebut adalah:
# Orang tua mungkin memiliki masalah psikis, seperti gangguan kepribadian atau harga diri yang rendah, atau orang tua merupakan pecandu obat-obatan/alkohol
# Anak yang mengalami penganiayaan berbeda dengan anak lainnya (rewel, sangat tergantung, hiperaktif atau cacat)
# Kurangnya dukungan emosional dari keluarga, tetangga atau teman
# Krisis dalam keluarga (misalnya orang tua kehilangan uang/pekerjaan).

Penelantaran anak seringkali terjadi pada keluarga yang memiliki banyak masalah.
Kecanduan obat atau alkohol maupun penyakit menahun bisa menyebabkan kesulitan keuangan sehingga pemberian makan, perawatan dan perhatian kepada anak berkurang.

GEJALA
Penganiayaan bisa menyebabkan perubahan perilaku yang jelas pada anak maupun pelaku penganiayaan. Misalnya, ayah/ibu tampak tidak acuh meskipun anaknya jelas-jelas telah mengalami cedera. Orang tua mungkin enggan menjelaskan kepada dokter atau keluarganya bagaiman cedera itu bisa terjadi dan penjelasan yang diberikan orang tua setiap kali berubah-ubah. Cedera yang terjadi tampak ganjil jika dilihat dari usia anak.

Seorang anak yang sering mengalami penganiayaan fisik bisa memiliki tanda-tanda cedera lama dan baru. Sering ditemukan memar, luka bakar, bilur-bilur atau kulit yang tergores.
Luka bakar karena rokok atau siraman air panas sering ditemukan pada lengan atau tungkai. Mungkin telah terjadi cedera berat di dalam mulut, mata, otak atau organ dalam lainnya, tetapi tidak tampak dari luar. Mungkin juga telah terjadi patah tulang.

Seorang anak yang mengalami penganiayaan seksual, mungkin akan mengalami kesulitan dalam berjalan dan duduk karena adanya cedera fisik. Bisa terjadi infeksi saluran kemih, keputihan atau penyakit menular seksual.
Jarang ditemukan cedera fisik, tetapi anak menjadi rewel atau menjadi penakut atau tidurnya tidak tenang, sering terbangun.
Mungkin akan sulit untuk mendapatkan bukti dari anak, karena biasanya mereka diancam jika menceritakan apa yang telah terjadi kepada orang lain.

Seorang anak yang ditelantarkan bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi), lemas atau kotor atau pakaiannya tidak layak.
Pada kasus yang berat, anak mungkin tinggal seorang diri atau dengan saudara kandungnya tanpa pengawasan dari orang dewasa.
Anak yang ditelantarkan bisa meninggal akibat kelaparan.

DIAGNOSA
Kecepatan perkembangan fisik maupun emosional dari seorang anak yang dianiaya atau ditelantarkan seringkali tidak normal.
Bayi yang mengalami kekurangan kasih sayang dari orang tuanya tampak tidak peka atau tidak menunjukkan ketertarikan terhadap lingkungannya. Mungkin terjadi gangguan pada kemampuan sosial dan bahasanya karena mereka kurang mendapatkan perhatian.
Seorang anak mungkin menunjukkan sikap curiga, tidak tegas dan sangat gelisah.
Anak yang lebih tua sering bolos sekolah atau prestasinya di sekolah kurang baik. Mereka mungkin mengalami masalah dalam membentuk hubungan dengan teman-teman maupun guru di sekolahnya.

PENGOBATAN
Seorang anak yang ditelantarkan atau dianiaya mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Dilakukan penanganan tertentu sesuai dengan keadaan anak.
 
 
 

Anak Pemarah

Kemarahan sering terjadi pada masa anak-anak. Biasanya muncul menjelang akhir tahun pertama, lebih umum antara usia 2 dan 4 tahun, dan biasanya jarang terjadi setelah usia 5 tahun. Jika marah lebih sering terjadi setelah umur 5 tahun, bisa terjadi pada semua masa kanak-kanak.

PENYEBAB

Penyebabnya termasuk frustasi, kecapekan, atau lapar. Anak bisa juga marah untuk mencari perhatian atau untuk membohongi orang tua untuk memperoleh sesuatu, atau untuk menghindari suatu pekerjaan. Orangtua seringkali menyalahkan dirinya sendiri (karena kurangnya perhatian orangtua) Padahal penyebab pastinya seringkali kombinasi kepribadian anak, keadaan mendesak, dan pembentukan perilaku normal .

Berdasarkan psikologi, medis, atau masalah sosial jarang menjadi penyebab dan lebih mungkin jika kemarahan berakhir lebih dari 15 menit atau jika kemarahan beberapa terjadi setiap hari.

GEJALA

Seorang anak yang pemarah bisa berteriak, menjerit, menangis, mengelepar-gelepar, berguling di lantai, menghentakkan kakinya dan melempar barang-barang. Beberapa tindakan tersebut mungkin menjadi besar dan berpotensi membahayakan ; anak bisa menjadi merah mukanya dan memukul atau menendang.

PENGOBATAN

Untuk menghentikan kemarahan, orangtua harus terlebih dahulu bertanya kepada anak dengan sangat sederhana dan tegas. Jika gagal dan jika tingkah laku cukup rumit, si anak mungkin harus dipindahkan secara fisik dari situasinya. Dalam hal ini, cara time-out bisa sangat efektif. Cara time-out adalah sebuah teknik disiplin yang digunakan oleh orangtua untuk menyela tingkah laku anak yang mengganggu. Time-out lebih efektif pada anak 2 tahun atau lebih.

Setelah kenakalan yang berulang, si anak dibuat tenang atau diletakkan di kursi untuk waktu yang ditetapkan-1 menit untuk setiap tahun usia, sampai maksimum 5 menit. jika si anak buru-buru berdiri atau tidak mau berhenti dengan waktu yang ditetapkan, waktunya diulangi. 
 
 
 

Disleksia (gangguan membaca)

Disleksia adalah gangguan membaca tertentu meliputi kesulitan memisahkan kata-kata tunggal dari kelompok kata dan bagian dari kata (phonemes) dalam setiap kata.

Disleksia adalah jenis tertentu dari gangguan belajar yang mempengaruhi diperkirakan 3 sampai 5 % anak-anak. Teridentifikasi lebih pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan : bagaimanapun, bisa dengan mudah tidak dikenali lebih sering pada anak perempuan. Disleksia cenderung menurun dalam keluarga.

PENYEBAB

Disleksia terjadi ketika otak kesulitan membuat hubungan antara suara dan symbol (hurup). Kesulitan ini disebabkan oleh masalah kurang mengerti dengan hubungan otak tertentu. Masalah itu ada sejak lahir dan bisa menyebabkan mengeja dan menulis salah dan mengurangi kecepatan dan ketepatan ketika membaca dengan suara keras. Orang dengan diseleksia tidak memiliki masalah memahami bahasa yang dibicarakan.

GEJALA

Anak belum sekolah dengan disleksia bisa jadi terlambat bicara, memiliki masalah artikulasi berbicara, dan mempunyai kesulitan mengingat nama-nama huruf, angka, dan warna. Anak disleksia sering kesulitan memadukan suara, irama kata, mengenali letak suara pada kata, segmenting kata-kata ke dalam bunyi, dan mengenali bunyi huruf pada kata. Keterlambatan atau keragu-raguan dalam memilih kata-kata. Membuat kata pengganti, menamai angka dan gambar adalah indikasi awal disleksia. Masalah dengan daya ingat jangka pendek untuk suara dan untuk meletakkan suara pada perintah yang tepat sering terjadi.

Banyak anak dengan disleksia bingung dengan hurup dan kata yang serupa. membalikkan huruf ketika menulis-sebagai contoh, on diganti menjadi no, dan saw diganti menjadi was-atau huruf yang membingungkan-sebagai contoh, b diganti menjadi d, w diganti menjadi m, n diganti menjadi h-sering terjadi. Meskipun begitu, banyak anak tanpa disleksia akan membalikkan hurup pada waktu taman kanak-kanak atau tingkat pertama.

Anak yang tidak mengalami kemajuan dalam keahlian mempelajari kata-kata pada kelas pertengahan atau akhir sekolah dasar harus di uji untuk disleksia.

DIAGNOSA

Diagnosa Dyslexia melibatkan evaluasi medis, kognitif, proses sensorik, faktor pendidikan dan psikologis. Dokter Anda mungkin bertanya tentang sejarah perkembangan dan medis anak Anda serta sejarah medis keluarga Anda.

Dokter Anda mungkin juga menyarakan anak Anda menjalani:

   1. Evaluasi visi, pendengaran dan neurologis. Evaluasi ini dapat membantu menentukan apakah gangguan lain mungkin menyebabkan atau memberikan kontribusi untuk kekurangmampuan membaca anak Anda.
   2. Tes psikologi. Hal ini dapat membantu menentukan apakah masalah sosial, kecemasan atau depresi dapat membatasi kemampuan anak Anda.
   3. Evaluasi pendidikan keterampilan. Anak Anda mungkin mengambil satu set tes pendidikan dan memproses kualitas keterampilan membaca nya dianalisa oleh ahli.

PENGOBATAN

Pengobatan terbaik untuk mengenali kata adalah pengajaran langsung yang memasukkan pendekatan multisensori. Pengobatan jenis ini terdiri dari mengajar dengan bunyi-bunyian dengan isyarat yang bervariasi, biasanya secara terpisah dan, bila memungkinkan, sebagai bagian dari program membaca.

Pengajaran tidak langsung untuk mengenali kata juga sangat membantu. Pengajaran ini biasanya terdiri dari latihan untuk meningkatkan pelafalan kata atau pengertian membaca. Anak-anak diajarkan bagaimana memproses suara-suara dengan menggabungkan suara-suara ke dalam bentuk kata-kata, dengan memisahkan kata-kata ke dalam bagian-bagian, dan dengan mengenali letak suara pada kata.

Pengajaran component-skill untuk mengenali kata juga sangat membantu. Hal ini terdiri dari latihan menggabung suara-suara ke dalam bentuk kata-kata, membagi kata ke dalam bagian kata , dan untuk mengenali letak suara pada kata.

Pengobatan tidak langsung, selain untuk mengenali kata, kemungkinan digunakan tetapi tidak dianjurkan. Pengobatan tidak langsung bisa termasuk penggunaan lensa diwarnai yang membuat kata-kata dan huruf-huruf bisa dibaca dengan lebih mudah, latihan gerakan mata, atau latihan penglihatan perseptual. Obat-obatan seperti piracetam juga harus dicoba. Manfaat pengobatan tidak langsung tidak terbukti dan bisa menghasilkan harapan tidak realistis dan menhambat pengajaran yang dibutuhkan.
 
 
 

Masalah Makan Anak

Beberapa masalah makan bisa jadi kebiasaan yang alami.

Kurang makan : sebuah penurunan pada selera makan, disebabkan oleh tingkat pertumbuhan yang lambat, yang sering terjadi pada anak berusia sekitar 1 tahunan. Meskipun begitu, masalah makan bisa terjadi jika orangtua atau pengasuh anak berusaha untuk memaksa anak untuk makan atau menunjukkan terlalu banyak perhatian mengenai selera makan atau kebiasaan makan anak. Ketika orangtua membujuk dan mengancam, anak dengan masalah makan bisa menolak untuk makan makanan di dalam mulut mereka. Beberapa anak bisa bereaksi kepada usaha orangtua memaksa memberi makan dengan memuntahkan.

Mengurangi ketegangan dan emosi negatif yang menyerang waktu makan kemungkinan sangat membantu. Situasi emosi bisa dihindari dengan meletakkan makanan di depan anak tersebut dan memindahkannya dalam waktu 20 sampai 30 menit tanpa komentar. Anak tersebut harus ditawarkan 3 makanan dan 2 sampai 3 makanan kecil setiap hari. Waktu makan harus dijadwalkan pada waktu anggota keluarga lain sedang makan, selingan, seperti televisi, harus dihindari. Duduk di meja dianjurkan. Penggunaan teknik penyeimbang selera makan anak tersebut, jumlah makanan yang dimakan, dan kebutuhan gizi

Banyak makan : banyak makan adalah masalah lain. Banyak makan bisa menyebabkan obesitas masa kanak-kanak. Sekali sel lemak terbentuk, mereka tidak akan hilang. Dengan begitu. Anak yang gemuk sekali lebih mungkin dibandingkan anak dengan berat badan normal untuk menjadi obesitas ketika dewasa. Karena obesitas masa kanak-kanak bisa membuat obesitas pada masa dewasa, hal itu harus dicegah atau disembuhkan.
 
 
 

Buang air besar tiba-tiba (Encopresis) pada anak

Encopresis adalah buang air besar tiba-tiba yang bukan disebabkan oleh penyakit atau kelainan fisik.

Sekitar 17% pada usia 3 tahunan dan 1% pada usia 4 tahunan mengalami encopresis, seringkali disebabkan tidak mau belajar ke toilet. Meskipun begitu, sembelit kronis, yang merentangkan dinding usus besar dan mengurangi kesadaran anak tersebut untuk usus besar yang penuh, menghalangi kontrol otot, kadangkala menyebabkan encopresis.

Seorang dokter terlebih dulu berusaha untuk memastikan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah sembelit, pencahar dianjurkan dan cara lain ditetapkan untuk memastikan buang air besar secara teratur. Setelah buang air besar teratur tercapai, kebocoran seringkali berhenti. Jika cara ini gagal, tes diagnosa kemungkinan dilakukan, seperti sinar-X pada perut dan kadang sebuah biopsi pada dinding anus, dimana contoh jaringan diambil dan diteliti di bawah sebuah mikroskop. Jika penyebab fisik ditemukan, hal itu seringkali bisa diobati. Pada kasus yang paling berat, konseling psikologi kemungkinan diperlukan untuk anak yang encopresis adalah hasil penolakan pada latihan bertoilet atau masalah prilaku yang lainnya.
 
 

Tidak Mau Pergi Sekolah

Menghindari bersekolah terjadi sekitar 5 % pada semua anak usia sekolah dan mempengaruhi anak perempuan dan laki-laki secara seimbang. Hal ini lebih mungkin terjadi di antara usia 5 dan 6 tahun dan di antara usia 10 dan 11 tahun.

Penyebabnya seringkali tidak jelas, tetapi faktor psikologi (seperti kegelisahan dan depresi) dan faktor sosial (seperti tidak mempunyai teman, merasa ditolak oleh teman sebaya, atau diejek) bisa mendukung. Anak yang sensitive kemungkinan salah tingkah dengan merasa takut dengan seorang guru yang ketat atau mengomel. Anak kecil cenderung pura-pura sakit atau membuat alasan lain untuk menghindari sekolah. Anak tersebut bisa mengeluh sakit perut, mual, atau gejala-gejala lain yang memberikan alasan tinggal di rumah. Beberapa anak secara langsung menolak pergi ke sekolah. Sebagai alternatif, anak tersebut bisa pergi ke sekolah tanpa kesulitan tetapi menjadi gelisah atau mengalami berbagai gejala-gejala selama jam belajar, seringkali sering ke ruang perawatan. Tingkah laku ini tidak sama dengan remaja, yang memutuskan untuk tidak masuk sekolah (bolos).

Penghindaran sekolah cenderung mengakibatkan performa akademis yang buruk, kesulitan dalam keluarga, dan kesulitan dengan teman sebaya. Kebanyakan anak pulih dari penghindaran sekolah, meskipun beberapa muncul kembali setelah benar-benar sakit atau habis berlibur.

Belajar private biasanya bukan sebuah jalan keluar. Seorang anak yang menghindari sekolah harus segera kembali ke sekolah, sehingga dia tidak ketinggalan tugas sekolah. Jika penghindaran sekolah intens sehingga berhubungan dengan aktifitas anak tersebut dan jika anak tersebut tidak bereaksi terhadap bujukan sederhana oleh orangtua atau guru, serahkan kepada seorang psikolog atau psikiater kemungkinan membantu.

Apa Hubungan Stress dan Prilaku

Setiap anak menghadapi stress dengan cara berbeda. Tingkah laku tertentu yang membantu anak menghadapi stress termasuk menghisap ibu jari, menggigit kuku, dan, kadangkala, memukul kepala.

Menghisap ibu jari (atau menghisap sebuah dot) adalah bagian normal pada awal masa kanak-kanak, dan kebanyakan anak berhenti pada waktu mereka berusia 1 atau 2 tahun, tetapi kadangkala berlanjut ke usia sekolah mereka. Kadangkala menghisap ibu jari adalah normal pada waktu stress, tetapi kebiasaan menghisap melewati usia sekitar 5 tahunan bisa merubah bentuk langit-langit mulut, menyebabkan perubahan baris pada gigi, dan membuat diganggu oleh anak yang lainnya. Kadangkala, menhisap ibu jari yang berlangsung lama bisa jadi tanda dasar gangguan emosional.

Setiap anak secepatnya berhenti menghisap ibu jari. Orangtua harus mencegah hanya jika dokter gigi anak mereka menasihati mereka juga, atau jika mereka merasa penghisapan ibu jari anak mereka secara sosial tidak sehat. Orang tua perlu secara lembut mendorong anak tersebut untuk mengerti mengapa adalah baik untuk berhenti. Suatu kali anak tersebut menandakan kerelaan untuk berhenti, nasihat lembut bagus untuk dimulai. Hal ini bisa diikuti dengan penghargaan simbolis dipasang langsung pada ibu jari, seperti pita berwarna, menyemir kuku tangan, atau menggambar sebuah bintang dengan pewarna yang tidak mengandung racun, jika perlu, alat tambahan, seperti pelindung plastik di sekeliling ibu jari, bebat siku semalaman untuk mencegah seorang anak dari pembengkokan, atau ‘melukis’ ibu jari dengan zat-zat yang pahit bisa digunakan. Meskipun begitu, tidak satupun cara-cara ini harus digunakan untuk melawan keinginan anak tersebut.

Menggigit kuku adalah masalah yang umum pada anak kecil. Kebiasaan tersebut biasanya hilang pada saat anak tersebut bertambah usia, tetapi biasanya berhubungan dengan stress dan kegelisahan. Anak yang dimotivasi untuk berhenti bisa diajar untuk mengganti dengan kebiasaan lain (misalnya, memutar-mutar pensil).

Memukul kepala dan mengayunkan kepala berirama adalah umum di antara anak kecil sehat. Hal ini mengingatkan orangtua, anak tersebut tidak dalam masalah dan sebenarnya memperoleh kenyamanan dari aktifitas tersebut.

Anak biasanya sering mengayun-ayunkan badannya, berguling, dan memukul kepalanya di antara usia 18 bulan sampai 2 tahun, tetapi aksi yang berulang kadangkala masih terjadi pada anak yang lebih tua dan remaja.

Anak yang menderita autis dan masalah perkembangan tertentu lainnya juga bisa membenturkan kepala mereka. Meskipun begitu, keadaan ini memiliki gejala-gejala tambahan yang membuat diagnosa mereka nyata.

Meskipun anak-anak hampir tidak pernah membahayakan diri mereka sendiri dengan kebiasaan ini, kemungkinan ini (dan gaduh) bisa dikurangi dengan mendorong tempat tidur menjauh dari tembok, mengambil roda atau menempatkan pelindung karpet di bawahnya, dan meletakkan bantalan besar tempat tidur di sebelah tempat tidur.


PENGOBATAN

Pengobatan harus termasuk komunikasi di antara orangtua dan personil sekolah, rajin hadir di sekolah, dan kadangkala terapi meliputi keluarga dan anak dengan psikolog. Terapi termasuk pengobatan yang didasarkan pada penyebabnya sama dengan teknik tingkah laku untuk menghadapi stress di sekolah.
 
 
 

Gangguan Belajar

Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.

Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi dengan normal atau bahkan fungsi intelektual tinggi. Gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis gangguan belajar : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan gangguan matematik. Dengan demikian, seorang anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan memahami dan mempelajari matematika yang signifikan, tetapi tidak memiliki kesulitan untuk membaca, menulis, dan melakukan dengan baik pada subjek yang lain. Diseleksia adalah gangguan belajar yang paling dikenal. Gangguan belajar tidak termasuk masalah belajar yang disebabkan terutama masalah penglihatan, pendengaran, koordinasi, atau gangguan emosional.

PENYEBAB

Meskipun penyebab gangguan belajar tidak sepenuhnya dimengerti. Mereka termasuk kelainan pada proses dasar yang berhubungan dalam memahami atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan ruang.

Diperkirakan 3 sampai 15% anak bersekolah di Amerika Serikat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk menggantikan gangguan belajar. Anak laki-laki dengan gangguan belajar bisa melebihi anak gadis lima banding satu, meskipun anak perempuan seringkali tidak dikenali atau terdiagnosa mengalami gangguan belajar.

Kebanyakan anak dengan masalah tingkah laku tampak kurang baik di sekolah dan diperiksa dengan psikologis pendidikan untuk gangguan belajar. Meskipun begitu, beberapa anak dengan jenis gangguan belajar tertentu menyembunyikan gangguan mereka dengan baik, menghindari diagnosa, dan oleh karena itu pengobatan, perlu waktu yang lama.

GEJALA

Anak kecil kemungkinan lambat untuk mempelajari nama-nama warna atau huruf, untuk menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, untuk menghitung, dan untuk kemajuan pada awal keahlian belajar lain. Belajar untuk membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejala-gejala lain dapat berupa perhatian dengan jangka waktu yang pendek dan kemampuan yang kacau, berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik, seperti mencetak dan mengkopi.

Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi mudah kacau, hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.

DIAGNOSA

Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan untuk kemampuan verbal atau kecerdasan harus dievaluasi. Pemeriksaan pendengaran dan penglihatan harus dijalankan, karena masalah pikiran sehat ini bisa juga berhubungan dengan keahlian membaca dan menulis.

Dokter meneliti anak tersebut untuk berbagai gangguan fisik. Anak tersebut melakukan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik.

PENGOBATAN

Pengobatan yang paling berguna untuk gangguan belajar adalah pendidikan yang secara hati-hati disesuaikan dengan individu anak. Cara seperti membatasi makanan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan menganalisa sistem anak untuk trace mineral seringkali dicoba tetapi tidak terbukti. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis, intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan gangguan belajar juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, seperti methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar. 
 
 

Kesulitan Tidur

Untuk kebanyakan anak-anak, kesulitan tidur adalah sebentar atau sementara dan sering tidak membutuhkan pengobatan.

   1. Mimpi buruk : mimpi buruk adalah mimpi yang menakutkan yang terjadi selama tidur pergerakan mata cepat (REM). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk bisa terjaga terus dan bisa mengingat kembali mimpi dengan jelas. Mimpi buruk tidak membuat khawatir, kecuali sangat sering terjadi. Mimpi buruk bisa terjadi lebih sering selama waktu stress, atau bahkan ketika si anak habis menonton video yang berisi penyerangan. Jika mimpi buruk sering terjadi, orangtua bisa membuat catatan harian untuk melihat bila mereka bisa mengidentifikasi penyebabnya.

   2. Teror malam dan berjalan sambil tidur : teror malam, peristiwa setengah terbangun dengan sangat gelisah segera setelah tertidur, adalah sangat sering terjadi pada usia 3 dan 8 tahun. Anak tersebut berteriak dan tampak ketakutan, dengan detak jantung cepat dan bernafas cepat. Anak tersebut tidak tampak perduli dengan kehadiran orang tua dan tidak bicara. Dia bisa mengamuk di sekitarnya dengan kasar dan tidak bereaksi terhadap kenyamanan. setelah beberapa menit, dia akan benar-benar kembali tidur. Tidak seperti mimpi buruk, anak tersebut tidak bisa mengingat peristiwa ini. Teror malam adalah dramatik karena anak tersebut berteriak dan tidak dapat dihibur selama peristiwa tersebut. Sekitar sepertiga anak dengan teror malam juga mengalami tidur sambil berjalan. (bangun dari tempat tidur dan berjalan berkeliling ketika sedang tertidur, juga disebut somnambulism). Sekitar 15% anak pada usia 5 dan 12 tahun mengalami setidaknya satu peristiwa tidur sambil berjalan.

      Teror malam dan tidur berjalan hampir selalu berhenti dengan sendirinys, meskipun adakalanya peristiwa bisa terjadi untuk tahunan; biasanya, tidak dibutuhkan pengobatan. Jika gangguan berlangsung lama sampai masa remaja atau dewasa dan berat, pengobatan bisa diperlukan. Pada anak yang membutuhkan pengobatan, teror malam bisa kadangkala bereaksi terhadap sedative atau antidepresan tertentu; meskipun begitu, obat-obatan ini adalah keras dan bisa mempunyai efek samping. Memasang kuinci pada bagian luar kamar tidur menjaga anak dari keluyuran tetapi bisa menakutkan anak tersebut.

   3. Menolak untuk pergi tidur : anak, terutama sekali antara usia 1 dan 2 tahun, sering menolak untuk tidur. Anak kecil seringkali menangis ketika mereka ditinggal sendirian di tempat tidur mereka, atau mereka memanjat keluar dan mencari orang tua mereka. Tingkah laku ini berhubungan dengan pemisahan kegelisahan dan, pada anak yang lebih tua, usaha anak untuk mengendalikan aspek lebih pada lingkungannya. Penolakan untuk pergi tidur tidak membantu jika orangtua tinggal di dalam kamar lebih lama untuk menghadirkan kenyamanan atau membiarkan anak tersebut bangun. Untuk mengendalikan masalah, orangtua harus duduk diam di gang dalam penglihatan anak tersebut dan memastikan anak tersebut tetap di tempat tidur. Anak tersebut kemudian belajar bahwa keluar dari tempat tidur tidak diijinkan. Anak tersebut juga belajar bahwa orangtua tidak bisa dirayu ke dalam ruangan untuk cerita lebih atau bermain. Secepatnya, anak tersebut didudukkan dan pergi untuk tidur. Menyediakan anak tersebut barang yang menemani (seperti sebuah boneka) seringkali sangat membantu.

   4. Terbangun sepanjang malam : anak seringkali terbangun sepanjang malam, tetapi biasanya kembali tertidur dengan sendirinya. Terbangun malam yang berulang seringkali diikuti gerakan, sakit, atau peristiwa stress lainnya. Masalah tidur kemungkinan bertambah buruk ketika anak tersebut terlambat tidur di sore hari atau terlalu dirangsang dengan bermain sebelum waktu tidur.

      Biarkan si anak tidur bersama dengan orangtua karena terbangun malam hari kemungkinan hanya memperpanjang masalah. Juga kontraproduktiv mengajak bermain atau memberi makan anak tersebut sepanjang malam, memukul pantat, dan cacian. Mengembalikan anak tersebut ke tempat tidur dengan menenangkan hati biasanya lebih efektif. Waktu tidur rutin termasuk membacakan cerita pendek, menawarkan boneka kesayangan atau selimut, dan menggunakan lampu malam kecil ( pada anak yang berusia diatas 3 tahun) seringkali sangat menolong. Orangtua dan pengasuh lainnya harus berusaha untuk menjaga secara rutin setiap malam, sehingga anak tersebut belajar apa yang diharapkan. Jika anak tersebut secara fisik sehat, biarkan dia menangis untuk 20 sampai 30 menit sering mengajar dia bahwa dia perlu untuk menenangkan dirinya, yang akan mengurangi terbangun malam
 
 

Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)

Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)adalah perhatian buruk atau pendek dan impulsiv tidak sesuai pada umur anak; beberapa anak juga menunjukkan hiperaktif.

Walaupun ada cukup banyak kontroversi tentang timbulnya, ditaksir ADHD itu mempengaruhi 5 hingga 10% dari anak dengan usia sekolah dan didiagnosa 10 kali lebih sering pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Banyak ciri-ciri ADHD sering terlihat sebelum usia 4 dan tanpa kecuali sebelum usia 7, tetapi mereka mungkin tidak mengganggu secara signifikan prestasi akademis dan fungsi sosial sampai usia sekolah menengah. ADHD adalah dulunya disebut "gangguan kurangnya perhatian"; tetapi, kejadian yang biasa terjadi hiper-aktivitas pada anak terkena adalah benar-benar perpanjangan fisik dari kurangnya perhatian menyebabkan perubahan istilah sekarang.

PENYEBAB

ADHD bisa diwarisi. Penelitian terkini menunjukkan bahwa gangguan disebabkan oleh kelainan di neurotransmitters (bahan yang meneruskan gerak impuls syaraf dalam otak). Gejala ADHD bervariasi dari ringan hingga parah dan bisa menjadi dibesar-besarkan atau menjadi masalah di lingkungan tertentu, seperti di rumah anak atau di sekolah. Keterbatasan cara hidup sekolah dan organisasi membuat ADHD menjadi masalah, sedangkan pada generasi sebelumnya, gejala mungkin tidak mengganggu secara signifikan fungsi anak karena pembatasan seperti itu adalah sering sangat sedikit. Walaupun beberapa gejala ADHD juga terjadi pada anak tanpa ADHD, mereka lebih sering dan kuat pada anak dengan ADHD.

GEJALA

ADHD adalah terutama bermasalah pada perhatian terus-menerus, konsentrasi, dan ketetapan tugas (kemampuan untuk menyelesaikan tugas). Anak juga mungkin terlalu aktif dan gegabah. Banyak anak prasekolah cemas, mempunyai masalah yang berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bertingkah laku dengan kurang baik. Mereka nampak tak penuh perhatian. Mereka mungkin tidak bisa diam dan menggeliat. Mereka mungkin tak sabar dan menjawab dengan kacau. Selama masa kecil nanti, anak seperti itu mungkin menggerakkan kaki mereka dengan resah, bergerak dan mengangkat-angkat tangan mereka, berbicara secara sembarangan, lupa dengan mudah, dan mereka mungkin tidak teratur. Mereka secara umum tidak agresif.

Sekitar 20% dari anak dengan ADHD mempunyai ketidakmampuan belajar dan sekitar 80% mempunyai masalah akademis. Kerjanya mungkin berantakan, dengan kesalahan serampangan dan ketiadaan pemikiran yang dipertimbangkan. Anak yang terkena sering bertingkah laku seolah-olah pikiran mereka di tempat lain dan mereka tidak mendengarkan. Mereka sering tidak melaksanakan sesuai permintaan atau menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau kewajiban lain. Seringkali ada satu tugas yang tak selesai dari yang lain.

Sekitar 40% dari anak terkena mungkin mempunyai persoalan dengan penghargaan diri sendiri, depresi, kegelisahan, atau penentangan kepemilikan sampai usia mereka mencapai masa remaja. Sekitar 60 % anak muda mempunyai masalah seperti itu sewaktu marah, dan kebanyakan anak yang lebih tua mempunyai toleransi rendah terhadap frustrasi.

Tanda ADHD

Semua tanda belum tentu sebagai didiagnosa Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Tetapi, tanda kurangnya perhatian selalu harus ada untuk diagnosa.Tanda harus ada di dua atau lebih tempat (misalnya, rumah dan sekolah) dan harus mengganggu masalah sosial atau fungsi akademis.

Tanda-tanda tidak perhatian.

  • Sering lalai memberi perhatian seksama pada detail.
  • Mempunyai kesukaran mempertahankan perhatian pada kerja dan bermain.
  • Tidak tampak mendengarkan kalau berbicara secara langsung.
  • Sering tidak melaksanakan perintah dan lalai menyelesaikan tugas.
  • Sering mempunyai kesukaran melakukan tugas dan aktivitas.
  • Sering menghindar, sebel, atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memerlukan usaha mental terus-menerus.
  • Sering kehilangan barang.
  • Dengan mudah dialihkan dengan hal yang tak ada hubungannya dengan rangsangan.
  • Sering pelupa.
Tanda-tanda hiperaktiv
  • Sering memain-mainkan tangan atau kaki atau menggeliat.
  • Sering meninggalkan tempat duduk di ruang kelas dan tempat lainnya.
  • Sering berlari kesana-kemari atau merambat naik seacara berlebihan.
  • Sulit untuk bermain atau terlibat dalam aktivitas yang diam.
  • Sering bergerak atau bertingkah seolah-olah digerakkan oleh mesin.
  • Sering berbicara berlebihan.
Tanda-tanda impulsiv
  • Sering mengucapkan jawaban tanpa berpikir sebelum pertanyaan komplit.
  • Sering mempunyai kesukaran menunggunya giliran.
  •   Sering menyela atau mengganggu orang lain.

DIAGNOSA

Diagnosa berdasarkan jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala. Gejala harus ada sedikitnya dua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah dan sekolah) - kejadian gejala tepat di rumah atau di sekolah saja dan tidak mana-mana tidak memenuhi syarat sebagai ADHD. Seringkali, diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat. Tidak ada tes laboratorium bagi ADHD. Pertanyaan tentang berbagai aspek prilaku bisa menolong dokter membuat diagnosa. Karena mempelajari kecacatan hal yang biasa, banyak anak menjalankan pemeriksaan psikologis baik untuk menolong memutuskan adanya ADHD maupun untuk mengetahui adanya ketidakmampuan belajar yang spesifik.

ADHD: Epidemi atau Over-Diagnosa?

Meningkatnya jumlah anak yang didiagnosa ADHD. Tetapi, ada peningkatan perhatian dokter dan orang-tua dimana banyak anak salah didiagnosa. Derajat aktivitas tinggi mungkin sebenarnya normal dan menjadi pernyataan yang dilebih-lebihkan dari tingkah laku masa kecil yang normal. Dengan kata lain, hal itu dapat bervariasi penyebabnya, termasuk gangguan emosional atau kelainan fungsi otak, seperti ADHD.

Biasanya anak usia 2 tahun aktif dan jarang bisa diam. Derajat aktivitas dan suara tinggi biasa sampai usia 4 tahun. Pada kelompok umur ini, kelakuan seperti itu hal yang normal. Kelakuan aktif bisa menyebabkan konflik antara orang tua dan anak dan mungkin membuat orangua cemas. Juga bisa menimbulkan masalah bagi orang lain yang mengawasi anak seperti itu, termasuk guru.

Menentukan apakah derajat aktivitas seorang anak luar biasa tinggi adalah abnormal sebaiknya tidak bergantung pada bagaimana toleransi orang yang jengkel. Tetapi, beberapa anak secara jelas lebih aktif daripada rata-rata. Jika derajat aktivitas tinggi digabungkan dengan perhatian pendek dan impulsif, mungkin ditetapkan sebagai hiperaktif dan dianggap sebagai bagian ADHD.

Mencaci-maki dan menghukum anak yang derajat aktivitas tingginya dalam batas normal biasanya bisa meledak, menambah derajat aktivitas anak. Menghindari situasi dimana anak mesti duduk diam dalam waktu lama atau menemukan seorang guru trampil untuk anak seperti itu mungkin menolong. Jika ukuran sederhana tidak menolong, kedokteran atau psikologis evaluasi mungkin berguna untuk mengesampingkan kekacauan seperti ADHD.

PENGOBATAN

Untuk meminimalisir efek ADHD, struktur, rutinitas, rencana intervensi sekolah, dan teknik pengasuhan yang dimodifikasi sering diperlukan. Beberapa anak yang tidak agresif dan yang datang dari lingkungan rumah stabil dan lingkungan rumah yang mendukung mungkin lebih berguna dengan pengobatan obat sendiri. Terapi kelakuan yang diadakan oleh seorang psikolog anak kadang-kadang digabungkan dengan pengobatan obat. Obat Psikostimulan adalah pengobatan obat yang paling efektif.

Methylphenidate adalah obat psikostimulan yang paling sering diresepkan. Obat ini seefektif psikostimulan lain (seperti dextroamphetamine) dan mungkin lebih aman. Sejumlah obat bentuk lepas lambat (beraksi lebih panjang) methylphenidate bisa dijumpai disamping bentuk biasa dan dapat diminum satu kali sehari. Efek samping methylphenidate seperti gangguan tidur, seperti insomnia, menekan selera makan, depresi atau kesedihan, sakit kepala, sakit perut, dan tekanan darah tinggi. Semua efek samping ini hilang jika obat dihentikan; tetapi, kebanyakan anak tidak mempunyai efek samping kecuali barangkali selera makan yang berkurang. Tetapi, jika dosis besar diminum dalam jangka waktu yang lama, methylphenidate sekali-sekali bisa memperlambat pertumbuhan anak; oleh karena itu, dokter mengamati berat badan anak.

Sejumlah obat lain bisa dipakai untuk mengobati gejala kurangnya perhatian dan prilaku. Seperti clonidine, amphetamine - obat dasar, obat antidepresi, dan obat anti ansietas. Kadang-kadang, kombinasi obat digunakan.

PENCEGAHAN

Prognosis

Anak dengan ADHD secara umum tidak menjadi terlalu besar kurangnya perhatian mereka, walaupun mereka dengan hyper-aktivitas cenderung untuk menjadi agak lebih tidak impulsif dan hiper-aktif dengan usianya. Tetapi, kebanyakan remaja dan orang dewasa belajar menyesuaikan diri terhadap kurangnya perhatian mereka. Masalah lain yang muncul atau menetap di masa remaja dan kedewasaan termasuk prestasi akademis yang buruk, rendah penghargaan terhadap diri sendiri, kegelisahan, depresi, dan kesukaran dalam mempelajari prilaku sosial yang pantas. Penting, mayoritas anak itu dengan ADHD menjadi orang dewasa produktif, dan orang dengan ADHD kelihatannya menyesuaikan diri lebih baik bekerja daripada situasi sekolah. Tetapi, jika kekacauan tak diobati di masa kecil, risiko penyalahgunaan alkohol atau bahan lainnya atau bunuh diri mungkin meningkat. 
 
 

Mengompol

Sekitar 30 % anak-anak masih mengompol pada usia 4 tahun, 10 % pada usia 6 tahun, 3 % pada usia 12 tahun, dan 1 % pada usia 18 tahun. Mengompol lebih umum dilakukan pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan dan kelihatannya menurun dalam keluarga.

Mengompol biasanya terjadi karena syaraf menyuplai kantung kemih lambat matangnya, sehingga si anak tidak berhasil terbangun ketika kantung kemih penuh dan butuh dikosongkan . mengompol dapat disebut juga gangguan tidur seperti tidur berjalan dan terror malam. Gangguan fisik-umumnya infeksi saluran kemih-hanya ditemukan 1 sampai 2 % anak yang ngompol. Gangguan lain, seperti diabetes, jarang menyebabkan mengompol. Mengompol kadangkala disebabkan oleh masalah psikologi, bukan hanya pada anak atau pada anggota keluarga lainnya, dan kadangkala merupakan bagian dari gejala yang diduga penganiayaan seksualitas.

Kadangkala mengompolnya berhenti kemudian mulai lagi. Kambuhnya mengompol biasanya diikuti dengan keadaan atau kondisi tekanan psikologis, tetapi salah satu penyebab fisik, khususnya infeksi saluran kemih dapat menjadi penyebabnya.

PENGOBATAN

Orang-tua dan anak perlu tahu mengompol hal yang biasa, dimana hal itu bisa diperbaiki, dan bahwa tak seorang pun sebaiknya merasa bersalah karenanya. Seorang anak yang lebih tua yang mengompol bisa mengambil tanggung jawab dengan membatasi minum setelah makan malam (khusunya minuman yang mengandung caffeine), kencing sebelum pergi tidur, mencatat malam basah dan kering, dan berganti pakaian dan menidurkan waktu mengompol. Orang tua mungkin pilih untuk memberi anak hadiah yang pantas (penguatan positif) selama malam tidak mengompol.

Bagi anak denga usia kurang dari 6 tahun, orang tua bisa menghindari memberikan anak minum 2 sampai 3 jam sebelum waktu tidur dan menganjurkan anak kencing sebelum tidur. Pada kebanyakan anak dengan usia ini, waktu dan pematangan fisik memecahkan masalah.

Bagi anak dengan usia 6 sampai 7 tahun, suatu bentuk pengobatan sering ditunjukkan. Alarm mengompol, yang membangunkan seorang anak kalau sedikit air kencing diketahui, adalah perlakuan yang paling efektif. Mereka mengobati mengompol sekitar 70% dari anak, dan hanya sekitar 10 hingga 15% anak mulai mengompol lagi sesudah alarm dihentikan. Alarm relatif murah dan mudah dijalankan. Pada minggu pertama setelah, anak bangun hanya sesudah sepenuhnya kencing. Pada minggu berikutnya, anak bangun sesudah kencing sedikit dan mungkin mengompol lebih jarang. Akhirnya, keperluan untuk kencing membangunkan anak sebelum mengompol. Kebanyakan orang tua mengetahui bahwa alarm bisa dihilangkan setelah periode tidak mengompol selama 3 minggu.

Jika mengompol berlanjut pada anak yang lebih tua setelah alarm dan pemberian reward diuji, dokter mungkin meresepkan imipramine. Imipramine adalah obat antidepresi tetapi dipakai untuk mengatasi mengompol karena mengendurkan kandung kemih dan mengetatkan sphincter sehingga menghalangi air kencing mengalir. kapan imipramine bekerja, biasanya bekerja pada minggu pertama pengobatan. Respon cepat ini adalah satu-satunya keuntungan nyata obat ini, khususnya jika orang-tua dan anak merasa mereka perlu melenyapkan masalah dengan cepat. Sesudah 1 bulan tidak mengompol, dosis obat dikurangi selama 2 sampai 4 minggu, kemudian berhenti. Tetapi, sekitar 75% dari anak akhirnya mulai mengompol lagi. Jika ini terjadi, pengobatan selama 3 bulan dapat dicoba.

Obat yang semakin populer untuk mengompol ialah tablet atau semprot hidung desmopressin. Obat ini mengurangi jumlah air kencing, sehingga mengurangi mengompol. Obat ini digunakan selama periode 1 sampai 3 bulan lalu berhenti secepat mungkin. Bisa dipakai sewaktu-waktu, seperti kalau anak pergi berkemah.
 
 

Kebiasaan Menghentikan Nafas

Kebiasaan berhenti nafas adalah episode dimana anak berhenti bernafas dan kehilangan kesadaran untuk waktu yang pendek secara tiba-tiba sesudah peristiwa menakutkan atau mengganggu secara emosional.

Kebiasaan berhenti nafas terjadi pada 5% dari anak yang sehat. Mereka biasanya memulai pada usia dua tahun. Kebiasaan ini menghilang menjelang usia 4 tahun pada 50% dari anak dan menjelang usia 8 tahun pada sekitar 83% dari anak. Sebanyak 17% dari anak yang terus melakuam kebiasaan berhenti nafas hingga dewasa kehilangan kesadaran sebagai reaksi sampai stres emosional. Kebiasaan berhenti nafas dapat terjadi dalam satu atau dua bentuk.

Bentuk Cyanotic menahan nafas, yang paling sering terjadi, diinisiasikan secara bawah sadar oleh anak usia muda sering sebagai bagian tingkah marah atau respon pada peristiwa dimaki atau yang mengganggu lainnya. Episode tertinggi pada usia 2 tahun dan jarang terjadi sesudah 5 tahun. Selama episode, seorang anak menahan nafasnya (secara tanpa sadar dilakukan dia olehnya) sampai dia kehilangan kesadaran. Biasanya, anak menangis, mengeluarkan nafas, lalu berhenti bernafas. Seketika setelah itu, kulit anak mulai menjadi biru dan dia menjadi tak sadar. Pingsan mungkin terjadi. Setelah kehilangan kesadaran (yang secara umum bertahan hanya beberapa detik), pernafasan mulai lagi dan warna kulit normal dan kesadaran kembali. Mungkin dapat menyela episode dengan menempelkan sehelai lap dingin ke muka anak sewaktu menahan nafas mulai. Meskipun kejadian ini menakutkan, orang-tua harus mencoba menghindari memperkuat prilaku penyebab pada jenis cyanotic. Sewaktu anak sembuh, orang-tua sebaiknya menaruh anak dengan hati-hati di tempat tidur. Orang-tua sebaiknya menerapkan peraturan rumahtangga; anak tidak bisa mempunyai kekuasaan penuh rumah hanya karena kelakuan mengikuti tingkah marah mereka. Mengalihkan perhatian anak dan menghindari situasi yang menyulut kemarahan adalah strategi terbaik.

Bentuk pucat biasanya mengikuti pengalaman menyakitkan, seperti jatuh dan membenturkan kepala atau tiba-tiba dikejutkan. Otak mengeluarkan sinyal (melalui saraf vagus) yang dengan parah memperlambat laju jantung, menghasilkan kehilangan kesadaran. Dengan begitu, pada bentuk ini, kehilangan kesadaran dan penghentian pernafasan (dimana keduanya sementara) diakibatkan oleh respon syaraf yang dikejutkan memicu perlambatan jantung.

Anak berhenti bernafas, secara cepat kehilangan kesadaran, dan menjadi pucat dan lemas. Pingsan mungkin terjadi. Jantung biasanya berdenyut sangat lambat selama serangan. Sesudah serangan, jantung cepat lagi, pernafasan mulai lagi, dan kesadaran kembali tanpa perlakuan apa pun. Karena bentuk ini langka, jika serangan sering terjadi, evaluasi diagnostik lebih jauh dan pengobatan mungkin diperlukan.
 
 

Gangguan Kesehatan Mental


  1. Autisme
  2. Keterbelakangan Mental
  3. Kelainan Jiwa Pada Masa Kanak-kanak
  4. Gangguan Prilaku Anak
  5. Depresi Pada Anak
  6. Gangguang Rett
  7. Oppositional defiant disorder
  8. Perilaku Bunuh Diri
  9. Gangguan Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety Di...
  10. Penyakit Manik Depresif
  11. Gangguan Asperger dan Perkembangan Pervasiv yang t...
  12. Gangguan Disintegratif Anak
  13. Schizophrenia Pada Masa Kanak-Kanak

Autisme

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul pada usia 1-3 tahun.

Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada tahun pertama dan selalu sebelum anak berusia 3 tahun.
Autisme 2-4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

PENYEBAB
Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah.
Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan.

Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan:
- Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease)
- Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)
- Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom).

GEJALA
# Penderita autisme klasik memiliki 3 gejala: gangguan interaksi sosial
# hambatan dalam komunikasi verbal dan non-verbal
# kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas.

Sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autis:
# Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
# Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
# Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
# Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
# Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka
# Jarang memainkan permainan khayalan
# Memutar benda
# Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik
# Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
# Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal
# Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
# Tidak takut akan bahaya
# Terpaku pada permainan yang ganjil
# Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
# Tidak mau dipeluk
# Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
# Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
# Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas
# Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau mengepak-ngepakkan lengannya)
# Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya).
# Pada beberapa kasus mungkin ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri.
# Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil (tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun balok).

Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan usianya.

DIAGNOSA
Autisme tidak dapat langsung diketahui pada saat anak lahir atau pada skrining prenatal (tes penyaringan yang dilakukan ketika anak masih berada dalam kandungan).
Tidak ada tes medis untuk mendiagnosis autisme.
Suatu diagnosis yang akurat harus berdasarkan kepada hasil pengamatan terhadap kemampuan berkomunikasi, perilaku dan tingkat perkembangan anak.

Karakteristik dari kelainan ini beragam, maka sebaiknya anak dievaluasi oleh suatu tim multidisipliner yang terdiri dari ahli saraf, psikolog anak-anak, ahli perkembangan anak-anak, terapis bahasa dan ahli lainnya yang berpengalaman di bidang autisme.
Pengamatan singkat dalam satu kali pertemuan tidak dapat menampilkan gambaran kemampuan dan perilaku anak. Masukan dari orang tua dan riwayat perkembangan anak merupakan komponen yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis yang akurat.

PENGOBATAN
Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan anak.
Seperti anak-anak yang lainnya, anak autis terutama belajar melalui permainan. Bergabunglah dengan anak ketika dia sedang bermain, tariklah anak dari perilaku dan ritualnya yang sering diulang-ulang, dan tuntunlah mereka menuju kegiatan yang lebih beragam. Misalnya, orang tua mengajak anak mengitari kamarnya, kemudian tuntun mereka ke ruang yang lain. Orang tua perlu memasuki dunia mereka untuk membantu mereka masuk ke dunia luar.

Kata-kata pujian karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, kadang tidak berarti apa-apa bagi anak autis. Temukan cara lain untuk mendorong perilaku yang baik dan untuk mengangkat harga dirinya. Misalnya berikan waktu lebih untuk bermain dengan mainan kesukaannya jika anak telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Anak autis belajar lebih baik jika informasi disampaikan secara visual (melalui gambar) dan verbal (melalui kata-kata). Masukkan komunikasi augmentatif ke dalam kegiatan rutin sehari-hari dengan menggabungkan kata-kata dan foto, lambang atau isyarat tangan untuk membantu anak mengutarakan kebutuhan, perasaan dan gagasannya.

Tujuan dari pengobatan adalah membuat anak autis berbicara. Tetapi sebagian anak autis tidak dapat bermain dengan baik, padahal anak-anak mempelajari kata-kata baru melalui permainan. Sebaiknya orang tua tetap berbicara kepada anak autis, sambil menggunakan semua alat komunikasi dengan mereka, apakah berupa isyarat tangan, gambar, foto, lambang, bahasa tubuh maupun teknologi.
Jadwal kegiatan sehari-hari, makanan dan aktivitas favorit, serta teman dan anggota keluarga lainnya bisa menjadi bagian dari sistem gambar dan membantu anak untuk berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya.

Program intervensi dini

Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program intervensi dini yang baik bagi anak autis.
Tujuan pertama adalah menembus tembok penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain melalui cara menunjuk jari, mengguanakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta kata-kata.
Program intervensi dini menawarkan pelayanan pendidikan dan pengobatan untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif.
Program intervensi dini terdiri dari:
- Terapi fisik dan terapi okupasional (pengobatan dengan memberikan pekerjaan/kegiatan tertentu)
- Terapi wicara dan bahasa
- Pendidikan masa kanak-kanak dini
- Perangsangan sensorik.
Program intervensi dini akan membantu orang tua dan anak autis pindah dari intervensi dini ke dalam sistem sekolah umum.
Program ini juga akan membantu memilihkan lingkungan yang paling tepat untuk pendidikan anak autis, apakah di sekolah biasa atau di kelas khusus anak austik yang menawarkan pendidikan dan pelayanan pengobatan yang lebih intensif dengan jumlah murid yang terbatas.

Program pendidikan untuk anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif.
Strategi yang digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga anak memiliki lingkungan fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda.

Dukungan pendidikan seperti terapi wicara, terapi okupasional dan terapi fisik merupakan bagian dari pendidikan di sekolah anak autis.
Keterampilan lainnya, seperti memasak, berbelanja atau menyebrang jalan, akan dimasukkan ke dalam rencana pendidikan individual untuk meningkatkan kemandirian anak.
Tujuan keseluruhan untuk anak adalah membangun kemampuan sosial dan berkomunikasi sampai ke tingkat tertinggi atau membangun potensinya yang tertinggi.

Tidak mudah menerima kenyataan bahwa anak anda adalah seorang autis. Orang tua seringkali mengalami tahapan emosional berupa duka, menyangkal, marah, depresi dan menerima. Konsultasi dengan ahli dapat membantu keluarga menerima diagnosis ini, melangkah ke depan dan mencari jalan terbaik untuk membantu anak mencapai potensinya yang tertinggi.

Pada masa remaja, beberapa perilaku agresif bisa semakin sulit dihadapi dan sering menimbulkan depresi. Kadang obat-obatan bisa membantu meskipun tidak dapat menghilangkan penyebabnya.
Haloperidol terutama digunakan untuk mengendalikan perilaku yang sangat agresif dan membahayakan diri sendiri.
Fenfluramin, buspiron, risperidon dan penghambat reuptake serotonin selektif (fluoksetin, paroksetin dan sertralin) digunakan untuk mengatasi berbagai gejala dan perilaku pada anak autis.

Beberapa anak autis tumbuh dan menjalani hidup yang mandiri. Yang lainnya selalu membutuhkan dukungan dari lingkungan tempat tinggal dan tempatnya bekerja.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa masa depan anak autis sangat tergantung kepada besarnya kemampuan berbahasa yang dicapai oleh anak ketika berusia 7 tahun. 
 
 

Keterbelakangan Mental

Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.

Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial.
3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.

PENYEBAB
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Pada sebagian besar kasus RM, penyebabnya tidak diketahui; hanya 25% kasus yang memiliki penyebab yang spesifik.

Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:

   1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir)
      - Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir
      - Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir
      - Cedera kepala yang berat
   2. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir)
      - Rubella kongenitalis
      - Meningitis
      - Infeksi sitomegalovirus bawaan
      - Ensefalitis
      - Toksoplasmosis kongenitalis
      - Listeriosis
      - Infeksi HIV
   3. Kelainan kromosom
      - Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down)
      - Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi)
      - Translokasi kromosom dan sindroma cri du chat
   4. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan
      - Galaktosemia
      - Penyakit Tay-Sachs
      - Fenilketonuria
      - Sindroma Hunter
      - Sindroma Hurler
      - Sindroma Sanfilippo
      - Leukodistrofi metakromatik
      - Adrenoleukodistrofi
      - Sindroma Lesch-Nyhan
      - Sindroma Rett
      - Sklerosis tuberosa
   5. Metabolik
      - Sindroma Reye
      - Dehidrasi hipernatremik
      - Hipotiroid kongenital
      - Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik)
   6. Keracunan
      - Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil
      - Keracunan metilmerkuri
      - Keracunan timah hitam
   7. Gizi
      - Kwashiorkor
      - Marasmus
      - Malnutrisi
   8. Lingkungan
      - Kemiskinan
      - Status ekonomi rendah
      - Sindroma deprivasi.

GEJALA
Tingkatan Retardasi Mental


Tingkat
Kisaran IQ
Kemampuan Usia Prasekolah
(sejak lahir-5 tahun)
Kemampuan Usia Sekolah
(6-20 tahun)
Kemampuan Masa Dewasa
(21 tahun keatas)
Ringan
52-68
  Bisa membangun kemampuan sosial & komunikasi
  Koordinasi otot sedikit terganggu
  Seringkali tidak terdiagnosis
  Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun
  Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial
  Bisa dididik
Biasanya bisa mencapai kemampuan kerja & bersosialisasi yg cukup, tetapi ketika mengalami stres sosial ataupun ekonomi, memerlukan bantuan
Moderat
36-51
  Bisa berbicara & belajar berkomunikasi
  Kesadaran sosial kurang
  Koordinasi otot cukup
  Bisa mempelajari beberapa kemampuan sosial & pekerjaan
  Bisa belajar bepergian sendiri di tempat-tempat yg dikenalnya dengan baik
  Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan pekerjaan yg tidak terlatih atau semi terlatih dibawah pengawasan
  Memerlukan pengawasan & bimbingan ketika mengalami stres sosial maupun ekonomi yg ringan
Berat
20-35
  Bisa mengucapkan beberapa kata
  Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri sendiri
  Tidak memiliki kemampuan ekspresif atau hanya sedikit
  Koordinasi otot jelek
  Bisa berbicara atau belajar berkomunikasi
  Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yg sederhana
  Bisa memelihara diri sendiri dibawah pengawasan
  Dapat melakukan beberapa kemampuan perlindungan diri dalam lingkungan yg terkendali
Sangat berat
19 atau kurang
  Sangat terbelakang
  Koordinasi ototnya sedikit sekali
  Mungkin memerlukan perawatan khusus
  Memiliki beberapa koordinasi otot
  Kemungkinan tidak dapat berjalan atau berbicara
  Memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara
  Bisa merawat diri tetapi sangat terbatas
  Memerlukan perawatan khusus

Anak dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus.
Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi.
Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang.
Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk.
Mereka jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif.

Anak-anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam belajar berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya (misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.

Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan RM moderat.

Anak-anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.

Angka harapan hidup untuk anak-anak dengan RM mungkin lebih pendek, tergantung kepada penyebab dan beratnya RM. Biasanya, semakin berat RMnya maka semakin kecil angka harapan hidupnya.

DIAGNOSA
Seorang anak RM menunjukkan perkembangan yang secara signifikan lebih lambat dibandingkan dengan anak lain yang sebaya.

Tingkat kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes kecerdasan standar (tes IQ), yang menunjukkan hasil kurang dari 2 SD (standar deviasi) dibawah rata-rata (biasanya dengan angka kurang dari 70, dari rata-rata 100).

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin.
Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin.
Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak RM.

PENCEGAHAN
Konsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak RM mengenai penyebab terjadinya RM.

Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella (campak Jerman) sebagai salah satu penyebab RM.

Amniosentesis dan contoh vili korion merupakan pemeriksaan diagnostik yang dapat menemukan sejumlah kelainan, termasuk kelainan genetik dan korda spinalis atau kelainan otak pada janin.
Setiap wanita hamil yang berumur lebih dari 35 tahun dianjurkan untuk menjalani amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki resiko melahirkan bayi yang menderita sindroma Down.
USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak.
Untuk mendeteksi sindroma Down dan spina bifida juga bisa dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.
Diagnosis RM yang ditegakkan sebelum bayi lahir, akan memberikan pilihan aborsi atau keluarga berencana kepada orang tua.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya RM:
# Genetik
Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga-keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian RM yang penyebabnya adalah faktor genetik.
# Sosial
Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian RM ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
# Keracunan
Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi RM akibat keracunan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian RM.
# Infeksi
Pencegahan rubella kongenitalis merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu bentuk RM.
Kewaspadaan yang konstan (misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis dan kehamilan), membantu mengurangi RM akibat toksoplasmosis. 
 
 

Kelainan Jiwa Pada Masa Kanak-kanak

KELAINAN DESINTEGRATIF PADA MASA KANAK-KANAK

Pada Kelainan Desintegratif Pada Masa Kanak-kanak (Psikosa Desintegratif, Sindroma Heller), seorang anak yang tampaknya normal, setelah berumur 3 tahun mulai berlaku seperti anak dibawah umur 3 tahun (terjadi kemunduran fungsi kecerdasan, sosial dan bahasa, yang sebelumnya normal).

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kadang ditemukan kelainan otak degeneratif.
Anak mengalami penurunan kemampuan berkomunikasi, kemunduran perilaku non-verbal dan hilangnya ketrampilan tertentu.

Gejalanya berupa:
- penurunan kemampuan bersosialisasi
- penurunan pengendalian buang air besar dan berkemih
- penurunan kemampuan berbahasa ekspresif (menyatakan perasaan) atau reseptif (menerima)
- penurunan kemampuan motorik
- kurang mau bermain
- gagal untuk menjalin hubungan dengan anak sebaya
- gangguan perilaku non-verbal
- kosa katanya berkurang
- tidak mampu memulai atau mengikuti suatu percakapan.

Tanda terpenting dari kelainan ini adalah bahwa sampai usia 2 tahun, perkembangan terjadi secara normal, tetapi kemudian terjadi penurunan kemampuan secara bertahap.
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hilangnya/berkurangnya 2 dari 3 area fungsi (fungsi kecerdasan, sosial dan bahasa).

Kelainan desintegratif pada masa kanak-kanak tidak dapat diobati maupun disembuhkan.
Prognosisnya buruk dan jika kemundurannya berat, maka anak akan selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalankan fungsinya.


SKIZOFRENIA PADA MASA KANAK-KANAK

Skizofrenia Pada Masa Kanak-kanak adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perilaku dan pemikiran yang abnormal, yang mulai timbul diantara usia 7 tahun dan awal masa remaja.

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi yang pasti bukan disebabkan oleh pola asuh yang jelek.

Skizofrenia pada masa kanak-kanak biasanya muncul pada usia 7 tahun. Anak mulai menarik diri dari pergaulan, kehilangan minatnya dalam kegiatannya sehari-hari dan mengalami perubahan dalam fikiran dan persepsi (wawasan).

Gejala-gejala lainnya adalah:
- Bloking : tiba-tiba fikirannya terputus/terhambat
- Perseverasi : mengulang respon yang sama terhadap pertanyaan yang berbeda
- Ideas of reference : suatu keyakinan bahwa kata-kata atau sikap orang lain ditujukan kepadanya
- Halusinasi : penginderaan yang tidak berdasarkan atas kenyataan obyektif (melihat, mendengar maupun merasakan sesuatu yang sesungguhnya tidak ada)

- Delusi (waham) : keyakinan yang salah, yang tidak dapat dirubah melalui penalaran atau bujukan
- Emosi tumpul : emosi yang datar; suara maupun ekspresi wajahnya tidak memberikan respon terhadap perubahan emosional (mereka tidak memberikan respon terhadap kejadian yang dalam keadaan normal bisa menyebabkan mereka tertawa atau menangis)
- Paranoid : suatu ketakutan atau kecurigaan bahwa orang lain berencana untuk mencelakakan dirinya atau bahwa orang lain mengendalikan fikirannya
- Pengendalian fikiran : suatu keyakinan bahwa orang lain atau kekuasaan seseorang mengendalikan fikirannya.

Skizofrenia tidak dapat disembuhkan, meskipun beberapa gejala bisa dikendalikan dengan obat-obatan dan psikoterapi.

Obat anti-psikosa bisa membantu memperbaiki beberapa kelainan kimia di dalam otak. Yang sering digunakan adalah tiotiksen dan haloperidol. Tetapi anak-anak lebih peka terhadap efek samping dari obat anti-psikosa, seperti tremor, gerakan yang menjadi lambat dan kejang otot; karena itu pemakaiannya harus diawasi secara ketat.

Jika gejalanya memburuk, untuk sementara waktu anak mungkin perlu dirawat di rumah sakit, sehingga dosis obat bisa disesuaikan dan dapat dilakukan pengawasan terhadap usaha untuk melukai dirinya sendiri maupun orang lain.
Beberapa anak harus tetap menjalani perawatan di rumah sakit.


DEPRESI

Depresi adalah suatu perasaan sedih yang sangat mendalam, yang bisa terjadi setelah kehilangan atau kejadian menyedihkan dan tidak sebanding dengan kejadian tersebut serta tetap berlangsung untuk waktu yang cukup lama.

Depresi yang berat relatif jarang ditemukan pada anak-anak, tetapi sering terjadi pada saat remaja. Depresi pada anak-anak usia sekolah bisa menimbulkan masalah.

Depresi pada anak-anak bisa dipicu oleh berbagai peristiwa atau masalah berikut:
- Kematian orang tua
- Perpindahan seorang teman
- Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan sekolah
- Kesulitan dalam berteman
- Penyalahgunaan obat atau alkohol.

Beberapa anak bisa mengalami depresi tanpa terlebih dahulu mengalami peristiwa yang menyedihkan. Pada anak-anak tersebut, anggota keluarga yang lain sebelumnya telah mengalami depresi; karena itu penelitan menyebutkan bahwa depresi cenderung diturunkan.

Gejala-gejalanya adalah:
- Perasaan sedih
- Apati
- Menarik diri dari teman-teman dan lingkungan sosialnya
- Kegembiraannya berkurang
- Merasa ditolak dan tidak dicintai
- Gangguan tidur
- Sakit kepala
- Nyeri perut
- Kadang berperilaku lucu atau konyol
- Terus menerus menyalahkan dirinya
- Nafsu makannya berkurang
- Penurunan berat badan
- Murung
- Mempunyai fikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Bisa diberikan obat anti-depresi, yang bekerja dengan cara memperbaiki ketidakseimbangan kimia di dalam otak.
Yang paling sering diberikan adalah penghambat reuptake serotonin, seperti fluoksetin, sertralin dan paroksetin. Anti-depresi golongan trisiklik jarang digunakan pada anak-anak karena memiliki efek samping yang berarti.

Selain obat-obatan, juga dilakukan psikoterapi, baik secara perorangan maupun dalam kelompok serta terapi keluarga.


MANIA & KELAINAN MANIK-DEPRESIF

Mania adalah suatu keadaan dimana seorang anak tampak sangat gembira dan aktif, serta berfikir dan berbicara sangat cepat. Bentuk mania yang tidak terlalu berat adalah hipomania.
Manik-Depresif adalah suatu periode dari mania yang bergantian dengan depresi.

Mania dan hipomania jarang ditemukan pada anak-anak.
Manik-depresif sangat jarang terjadi pada masa kanak-kanak. Beberapa anak mungkin mengalami perubahan suasana hati yang jelas, tetapi hal ini biasanya bukan merupakan pertanda dari manik-depresif.

Penyebabnya tidak diketahui.
Gejalanya serupa dengan manik-depresif pada dewasa.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Pengobatannya rumit, biasanya terdiri dari kombinasi dari obat-obat untuk menstabilkan suasana hati (misalnya lithium, carbamazepin dan asam valproat).
Sebaiknya anak dikonsultasikan kepada ahli jiwa anak.


PERILAKU BUNUH DIRI

Perilaku Bunuh Diri terdiri dari:
# Isyarat bunuh diri : aksi bunuh diri yang tidak berakibat fatal
# Usaha bunuh diri : aksi bunuh diri yang bisa berakibat fatal tetapi tidak berhasil dilakukan
# Bunuh diri : suatu tindakan yang menyebabkan hilangnya nyawa pelaku.

Perilaku bunuh diri sering ditemukan pada anak-anak yang lebih tua, terutama pada remaja.

Suatu usaha bunuh diri merupakan pertanda yang jelas dari kelainan mental, (biasanya depresi).
Perilaku bunuh diri seringkali dicetuskan oleh:
# Peristiwa kehilangan, misalnya kehilangan pacar, kehilangan lingkungan yang akrab (sekolah, tetangga, teman) karena harus berpindah tempat tinggal dan kehilangan harga diri setelah percekcokan dengan keluarga
# Penderitaan akibat kehamilan yang tidak direncanakan
# Hukuman dalam keluarga yang mempermalukan dirinya.

Motif dari bunuh diri adalah keinginan untuk memanipulasi atau menghukum orang lain dengan fikiran bahwa mereka akan merasa menyesal jika saya mati.
Kadang seorang anak melakukan bunuh diri karena meniru orang lain, misalnya meniru idolanya.

Orang tua, dokter, guru dan teman bisa mengenali anak atau remaja yang melakukan usaha bunuh diri, misalnya dari perubahan perilakunya.
Setiap isyarat bunuh diri harus ditanggapi secara serius. Pernyataan seperti "Seandainya saya tidak pernah dilahirkan ke dunia ini" atau "Saya ingin tidur dan tidak pernah terbangun lagi", bisa menunjukkan suatu keinginan yang kuat untuk melakukan bunuh diri.

Resiko tinggi melakukan bunuh diri ditemukan pada anak yang:
- Salah satu anggota keluarga, teman dekat atau teman sebayanya telah melakukan tindakan bunuh diri
- Salah satu anggota keluarganya baru saja meninggal
- Kecanduan obat
- Menderita kelainan tingkah laku.

Setiap usaha bunuh diri merupakan keadaan darurat. Jika usaha tersebut sudah dapat diatasi dan dicegah, anak bisa dirawat di rumah sakit atau tetap di rumah, tergantung kepada besarnya resiko jika anak tetap di rumah dan kapasitas keluarga untuk memberikan dukungan.
Keseriusan suatu usaha bunuh diri tergantung kepada sejumlah faktor:
- perencanaan (perencanaan yang matang menunjukkan keseriusan usaha bunuh diri)
- cara yang digunakan (pemakaian pistol lebih serius daripada overdosis obat)
- cedera yang terjadi.

Jika keluarga menunjukkan kasih sayang dan kepedulian, maka hasil dari pencegahan perilaku bunuh diri akan lebih baik.
Respon yang negatif atau tidak bersifat mendukung dari orang tua akan memperburuk keadaan.
Pada beberapa kasus, tindakan yang terbaik adalah merawat anak di rumah sakit. Anak dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit, terutama jika anak mengalami depresi berat atau menderita kelainan jiwa lainnya (misalnya skizofrenia). Biasanya anak akan ditangani oleh ahli jiwa dan dokter keluarga. Pemulihan meliputi pembangunan kembali moral anak dan mengembalikan ketenangan emosi di dalam keluarga.


KECEMASAN KARENA BERPISAH

Kelainan Kecemasan Karena Berpisah adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kecemasan yang berlebihan pada seorang anak akibat jauh dari rumah atau berpisah dengan orang-orang yang dekat dengannya.

Kecemasan karena berpisah pada batas tertentu adalah normal dan terjadi hampir pada semua anak, terutama bayi dan balita.
Kelainan kecemasan karena berpisah adalah suatu kecemasan yang berlebihan yang melampaui tingkat perkembangan anak seusianya. Kelainan ini biasanya dipicu oleh kematian anggota keluarga, teman atau hewan peliharaan, maupun perpindahan tempat tinggal atau perubahan di sekolah.

Gejalanya adalah:
- kecemasan yang berlebihan ketika berpisah dari ibunya
- khawatir kehilangan ibu atau khawatir ibunya mengalami bencana
- sering tidak mau perigi ke sekolah atau tempat lain karena takut berpisah
- sering tidak mau tidur jika tidak mau ditemani oleh orang dewasa
- tidak mau ditinggal sendirian dalam suatu ruangan
- di rumah selalu mengikuti orangtuanya kemanapun pergi
- mimpi buruk
- keluhan fisik yang berulang.

Anak seringkali tidak mau pergi ke sekolah, karena itu tujuan utama dari pengobatan adalah segera mengembalikan anak ke sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan terapi suportif (terutama yang diselenggarakan oleh orang tua dan guru).
Pada kasus yang lebih berat, diberikan obat anti-cemas dan anti-depresi.
Pada kasus yang sangat berat, anak mungkin perlu menjalani perawatan di rumah sakit.


KELAINAN SOMATOFORMIS

Kelainan Somatoformis adalah sekumpulan kelainan dimana suatu masalah psikis menyebabkan terjadinya gejala fisik yang menyulitkan atau melumpuhkan.

Seorang anak dengan kelainan somatoformis bisa memiliki sejumlah gejala tanpa adanya penyebab fisik, yaitu berupa nyeri, gangguan pernafasan dan kelemahan. Anak seringkali menunjukkan gejala penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga lainnya.
Anak biasanya tidak menyadari hubungan antara gejala dengan masalah psikis yang mendasarinya.

Jenis kelainan somatoformis yang utama adalah:
# Kelainan Konversi
Anak merubah masalah psikis menjadi gejala fisik.
Contohnya lengan atau tungkainya tampak lumpuh, menjadi tuli atau buta atau berpura-pura kejang.
# Kelainan Somatisasi
Menyerupai kelainan konversi, tetapi anak menunjukkan gejala yang lebih samar.
# Hipokondriasis
Anak terobsesi oleh fungsi tubuh (misalnya denyut jantung, pencernaan dan berkeringat) dan merasa yakin bahwa dia menderita penyakit yang serius padahal sesungguhnya semua baik-baik saja.

Angka kejadian kelainan konversi dan hipokondriasis pada anak perempuan dan anak laki-laki adalah sama, tetapi lebih sering ditemukan pada remaja putri daripada remaja laki-laki.
Kelainan somatisasi hampir selalu terjadi pada anak perempuan.

Sebelum menetapkan bahwa seorang anak menderita kelainan somatoformis, terlebih dahulu seorang dokter harus yakin bahwa tidak ditemukan kelainan fisik yang menyebabkan timbulnya gejala.
Biasanya tidak dilakukan pemeriksan laboratorium menyeluruh karrena dikhawatirkan anak akan semakin yakin bahwa mereka memang menderita kelainan fisik.
Jika tidak ditemukan kelainan fsik, dokter berbicara dengan anak dan anggota keluarga untuk mencoba menemukan masalah psikis yang mendasarinya atau untuk menemukan adanya masalah dalam hubungan antar anggota keluarga.

Anak mungkin akan menolak usulan untuk menemui psikoterapis karena takut konflik psikis yang disembunyikannya akan terungkap. Tetapi jika hal ini dilakukan secara bertahap dan perlahan, tanpa pemaksaan, lama-lama anak akan merubah perilakunya.
Menenangkan anak dan memberikan dukungan bisa membantu meminimalkan gejala-gejala fisik,
Jika tindakan tersebut gagal, biasanya anak dirujuk ke ahli jiwa anak-anak.
 
 

Gangguan Prilaku Anak

Gangguan prilaku ditandai dengan pola tingkah laku yang berulang dimana hak dasar orang lain terganggu.

Meskipun beberapa anak lebih bertingkah laku baik dibandingkan dengan yang lainnya, anak yang berulangkali dan terus menerus melanggar peraturan dan hak orang lain dimana dengan cara yang tidak sesuai dengan usia mereka memiliki gangguan prilaku. Masalah tersebut biasanya dimulai pada masa kanak-kanak akhir atau awal remaja dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Penilaian pada prilaku harus melibatkan lingkungan sosial anak tersebut ke dalam catatan. Penyimpangan prilaku terjadi oleh anak sewaktu adaptasi dengan kehidupan di daerah peperangan, tempat kerusuhan, atau lingkungan lain dengan stress tinggi bukan gangguan prilaku.

GEJALA

Pada umumnya, anak dengan gangguan prilaku adalah egois, tidak berhubungan baik dengan orang lain, dan kurang merasa bersalah. Mereka cenderung salah mengartikan perilaku orang lain sebagai ancaman dan bereaksi agresif. Mereka bisa terlibat dalam pengintimidasian, ancaman, dan sering berkelahi dan kemungkinan kejam terhadap binatang. Anak lain dengan gangguan prilaku merusak barang, khususnya dengan membakar. Mereka mungkin berdusta atau terlibat dalam pencurian. Melanggar peraturan dengan serius adalah biasa dan termasuk lari dari rumah dan sering bolos dari sekolah. Anak perempuan dengan gangguan prilaku lebih sedikit mungkin dibandingkan anak laki-laki untuk menjadi agresif secara fisik; mereka biasanya kabur, berbohong, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan kadangkala terlibat dalam pelacuran.

Sekitar separuh dari anak dengan gangguan prilaku menghentikan prilakunya ketika dewasa. Anak yang lebih kecil ketika gangguan prilaku mulai, lebih mungkin akan melanjutkan prilakunya. Orang dewasa yang tetap berprilaku seperti itu seringkali menghadapi masalah hukum , secara kronis mengganggu hak orang lain, dan seringkali didiagnosa dengan gangguan kepribadian anti sosial.

PENGOBATAN

Pengobatan sangat sulit karena anak dengan gangguan prilaku jarang memahami kesalahan apapun dengan prilaku mereka. Seringkali pengobatan yang paling berhasil adalah memisahkan anak tersebut dari lingkungan yang bermasalah dan menyediakan tempat yang diatur dengan ketat, apakah di yayasan kesehatan mental atau sosial anak-anak.
 
 

Depresi Pada Anak

Depresi adalah perasaan sangat sedih, bisa disertai baru kehilangan atau peristiwa sedih lainnya namun kadarnya melebihi peristiwa tersebut dan berlangsung melebihi jangka waktu yang semestinya.

Kesedihan dan ketidakgembiraan adalah emosi manusia yang umum, terutama sekali reaksi terhadap keadaan bermasalah. Untuk anak, beberapa situasi bisa termasuk kematian orangtua, perceraian, seorang teman pindah rumah, kesulitan menyesuaikan diri di sekolah, dan kesulitan berteman. Kadangkala, meskipun, perasaan sedih melebihi ukuran peristiwa atau berlangsung lebih lama dibandingkan yang diharapkan. Pada kasus lain, terutama sekali ketika perasaan negatif disebabkan kesulitan fungsi dari hari ke hari, anak bisa mengalami depresi. Seperti orang dewasa, beberapa anak menjadi tertekan bahkan tanpa peristiwa hidup yang tidak menggembirakan. Hal ini lebih sering terjadi jika ada riwayat keluarga mengalami gangguan kejiwaan.

PENYEBAB

Depresi terjadi pada 1 hingga 2 % anak dan sebanyak 8% pada remaja. Dokter tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan depresi, tetapi kelainan kimia pada otak kemungkinan berpengaruh. Beberapa depresi cenderung menurun. Faktor kombinasi, baik pengalaman hidup dan genetic vulnerability, nampak berpengaruh. Kadangkala, gangguan kesehatan, seperti tiroid tidak aktif, adalah penyebabnya.

GEJALA

Gejala-gejala depresi pada anak

    * Perasaan sedih
    * Lesu
    * Menarik diri dari teman-teman dan keadaan sosial
    * Mengurangi kapasitas kesenangan
    * merasa tertolak dan tidak dikasihi
    * Gangguan tidur, mimpi buruk
    * Menyalahkan diri sendiri
    * Kurang nafsu makan, kehilangan berat badan
    * Berpikiran untuk bunuh diri
    * Tidak mempunyai harga diri
    * Protes dengan perubahan fisik
    * Tidak naik kelas

Gejala-gejala depresi pada anak berhubungan dengan perasaan sedih berlebihan, perasaan sangat tidak berharga, dan perasaan bersalah. Anak tersebut kehilangan minat pada aktifitas yang secara normal memberikan kesenangan, seperti bermain sambil berolah raga, menonton televisi, memainkan video games, atau bermain dengan teman-teman. Nafsu makan bisa naik atau turun, seringkali membuat perubahan berat badan yang signifikan. Tidur biasanya terganggu, dengan insomnia manapun atau tidur berlebihan. Anak yang depresi seringkali tidak energik atau aktif secara fisik. Meskipun begitu, terutama sekali pada anak yang lebih kecil, depresi kadangkala disembunyikan oleh gejala bertentangan nampaknya, seperti overaktif dan agresif, perilaku anti sosial. Gejala biasanya berhubungan dengan kemampuan anak untuk berpikir dan konsentrasi, dan tugas sekolah biasanya membuat menderita. Berpikir untuk bunuh diri, fantasi, dan mencoba sering terjadi. Dokter harus selalu menilai resiko bunuh diri pada depresi anak.

DIAGNOSA

Untuk mendiagnosa depresi, seorang dokter mendasari pada beberapa sumber informasi, termasuk wawancara dengan anak atau remaja tersebut dan informasi dari orangtua dan para guru. Kadangkala, susunan pertanyaan membantu membedakan depresi dari reaksi normal kepada situasi yang menyedihkan. Seorang dokter berusaha untuk menemukan apakah keluarga atau stress social bisa mempercepat depresi dan juga menentukan apakah gangguan fisik, seperti tiroid underactive, adalah penyebabnya.

PENGOBATAN

Demikian halnya dengan orang dewasa, terdapat cakupan luas pada keparahan depresi, dan pengobatan intensif bergantung pada beratnya gejala-gejala tersebut.

Obat-obatan antidepresan memperbaiki ketidakseimbangan kimia di dalam otak. Serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti fluoxetine, sertraline, dan paroxetine, adalah obat-obatan yang paling umum diberikan untuk anak dan remaja yang depresi. Antidepresan tricyclic, seperti imipramine , sangat tidak efektif pada anak-anak dibandingkan remaja dan memiliki lebih banyak efek samping sehingga jarang digunakan pada anak-anak.

Pengobatan depresi membutuhkan lebih daripada terapi obat-obatan. Psikoterapi individu, terapi kelompok, dan terapi keluarga semuanya bisa bermanfaat. Anak yang mencoba bunuh diri harus di rawat dirumah sakit, biasanya dipulangkan sampai mereka tidak lagi beresiko pada dirinya sendiri.
 
 

Gangguang Rett

Gangguan Rett adalah gangguan genetika langka pada anak perempuan yang menyebabkan rusaknya interaksi sosial, kehilangan kemampuan berbahasa, dan gerakan tangan yang berulang-ulang.

Seorang perempuan dengan gangguan Rett kelihatan berkembang dengan normal sampai beberapa waktu antara umur 5 bulan dan 4 tahun. Ketika gangguan tersebut mulai, perkembangan kepalanya lambat dan bahasa dan sosialnya memburuk. Ciri khasnya, dia menunjukkan gerakan tangan yang berulang-ulang seperti mencuci atau memeras. Gerakan tangan dengan kehendak hilang, tidak bisa berjalan, gerakan tubuh yang kikuk. Keterlambatan mental terjadi dan biasanya parah

Melalaikan perbaikan secara spontan pada interaksi social bisa terjadi pada masa kanak-kanak yang terlambat dan masa remaja yang terlalu cepat, namun masalah tata bahasa dan tingkah laku berkembang. Kebanyakan anak perempuan dengan gangguan Rett membutuhkan perhatian penuh dan program pendidikan yang khusus. Gangguan ini tidak ada obatnya.
 

Oppositional defiant disorder

Oppositional defiant disorder adalah pola tingkah laku berulang yang negatif, menantang, dan tidak taat.

Anak yang menderita Oppositional defiant disorder adalah keras kepala, sulit diatur, dan tidak patuh tanpa menjadi agresif secara fisik atau benar-benar mengganggu orang lain. Banyak anak yang belum sekolah dan anak pra remaja kadangkala menunjukkan tingkah laku yang melawan, tetapi

Ciri khas tingkah laku pada anak yang menderita Oppositional defiant disorder termasuk berdebat dengan orang dewasa; menjadi marah ; secara aktif menentang aturan dan perintah; menyalahkan orang lain untuk kesalahan mereka sendiri; dan menjadi marah, sebal, dan mudah jengkel. Anak ini tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah dan merasa bersalah jika mereka melakukan sesuatu yang sangat salah.

PENYEBAB
Tidak ada penyebab yang mendasari gangguan ini. Penyebab yang berkontribusi adalah kombinasi dari keturunan dan faktor lingkungan, termasuk:

   1. Disposisi alami seorang anak
   2. Keterbatasan atau keterlambatan dalam perkembangan kemampuan anak untuk memproses pikiran dan perasaan
   3. Kurangnya pengawasan
   4. Tidak konsisten atau disiplin keras
   5. Pelecehan atau pengabaikan
   6. Sebuah ketidakseimbangan kimia otak tertentu, seperti serotonin

GEJALA
Oppositional defiant disorder didiagnosa hanya jika tingkah laku berlangsung selama 6 bulan atau lebih dan cukup serius mengganggu fungsi sosial atau akademik. Kebanyakan, anak mengalami gangguan ini pada usia 8 tahun.

DIAGNOSA
Untuk dapat mendiagnosis oppositional defiant disorder, seorang anak harus memenuhi kriteria yang dituangkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM). Pedoman ini diterbitkan oleh American Psychiatric Association dan digunakan oleh pelaku kesehatan mental untuk mendiagnosa kondisi mental.

Kriteria oppositional defiant disorder untuk didiagnosis termasuk pola perilaku yang berlangsung sekurang-kurangnya enam bulan dan mencakup setidaknya empat dari:

   1. Sering kehilangan kesabaran
   2. Sering berargumen dengan orang dewasa
   3. Sering secara aktif menentang atau menolak untuk memenuhi permintaan orang dewasa "atau aturan
   4. Seringkali dengan sengaja mengganggu orang
   5. Sering menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kelakuan buruk nya
   6. Sering sensitif atau mudah terganggu oleh orang lain
   7. Sering marah dan kesal
   8. Sering dengki atau dendam

Perilaku ini harus lebih sering ditampilkan daripada teman sepantaran anak Anda.

Selain itu, untuk didiagnosis sebagai oppositional defiant disorder, gangguan perilaku anak meliputi:

   1. Harus menimbulkan masalah yang signifikan di tempat kerja, sekolah atau rumah
   2. Harus terjadi tersendiri, bukan sebagai bagian masalah kesehatan mental lain, seperti depresi atau gangguan bipolar
   3. Harus tidak memenuhi kriteria diagnostik gangguan perilaku atau, jika orang yang terkena lebih tua dari usia 18, gangguan kepribadian antisosial

Ini bisa sulit bagi dokter untuk memilah dan mengecualikan gangguan terkait lainnya - misalnya, gangguan attention-deficit/hyperactivity terhadap oppositional defiant disorder Kedua gangguan yang umumnya didiagnosis bersama-sama.

PENGOBATAN
Oppositional defiant disorder sangat tepat diobati melalui teknik mengendalikan tingkah laku yang mana termasuk pendekatan konsisten untuk disiplin dan secara tepat memperkuat tingkah laku pada keinginan tingkah laku. Orang tua dan guru bisa diajarkan teknik ini melalui konselor atau terapis anak.
 



Perilaku Bunuh Diri

Perilaku bunuh diri, sebuah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai diri sendiri, meliputi baik upaya bunuh diri dan benar-benar bunuh diri.

Bunuh diri langka pada anak sebelum pubertas dan sebagian besar masalah pada remaja, terutama diantara usia 15 dan 19, dan masa dewasa. Meskipun begitu, anak bunuh diri telah terjadi dan seharusnya tidak diabaikan pada sebelum remaja. setelah kecelakaan, bunuh diri adalah penyebab kematian pada remaja, menghasilkan 2.000 kematian per tahun di Amerika Serikat. Hal ini juga mungkin bahwa jumlah kematian menyebabkan kecelakaan, seperti yang berasal dari kendaraan bermotor dan senjata api, adalah bunuh diri yang ‘aktual.

Kebanyakan orang yang lebih muda berupaya untuk bunuh diri dibandingkan benar-benar sukses. Sebuah survei dilakukan oleh yayasan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit bahwa 28% siswa sekolah menengah atas telah berfikir untuk bunuh diri dan 8.3% telah berusaha untuk bunuh diri

Diantara para remaja di Amerika Serikat, anak laki-laki jumlahnya melebihi anak perempuan yang benar-benar bunuh diri lebih dari empat banding satu. Anak perempuan, meskipun begitu, 2 sampai 3 kali lebih mungkin berusaha bunuh diri dibandingkan anak laki-laki.

Faktor Resiko

Faktor Resiko untuk anak dan remaja bunuh diri

    * Preokupasi dengan tema abnormal
    * Perawatan kesehatan dan diri sendiri yang buruk (jika tia-tiba berubah)
    * Akses terhadap senjata api dan obat-obatan yang diresepkan
    * Penyalahgunaan alkohol dan obat
    * Riwayat keluarga pada bunuh diri
    * Perubahan suasana hati yang berubah, hubungan dengan teman sebaya, teman kelas
    * Suasana hati yang tertekan, gangguan nafsu makan atau tidur
    * Upaya bunuh diri sebelumnya

Berbagai faktor umumnya saling berhubungan sebelum bunuh diri dipikirkan menjadi perilaku bunuh diri. Sangat sering, terdapat masalah kesehatan mental yang mendasari dan memicu peristiwa yang sangat menekan. Contoh peristiwa yang sangat menekan termasuk kematian orang yang dicintai, kehilangan teman perempuan atau teman laki-laki, pindah dari lingkungan sekitarnya (sekolah, tetangga, teman), penghinaan oleh keluarga atau teman, gagal di sekolah, dan bermasalah dengan hukum. Peristiwa yang sangat menekan seperti berikut adalah cukup umum diantara anak-anak, meskipun begitu, dan jarang menyebabkan perilaku bunuh diri jika tidak terdapat masalah-masalah lain yang mendasari. Kedua masalah-masalah mendasar yang paling umum adalah depresi dan ‘alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Remaja dengan depresi mengalami perasaan putus asa dan tidak berdaya yang membatasi kemampuan mereka untuk mempertimbangkan solusi lain untuk masalah-masalah dengan segera. Penggunaan ‘alkohol dan obat-obatan merendahkan penghambat melawan tindakan berbahaya dan berhubungan dengan antisipasi pada konsekwensi-konsekwensi. Akhirnya, kendali impuls yang buruk adala sebuah faktor umum dalam perilaku bunuh diri. Para remaja berupaya bunuh diri adalah umumnya marah dengan anggota keluarga atau teman, tidak mampu untuk menyesuaikan kemarahannya, dan berbalik marah melawan diri sendiri.

Kadangkala perilaku bunuh diri dihasilkan ketika seorang anak mencontoh tindakan orang lain. Misalnya, bunuh diri yang dipublikasikan dengan baik, seperti pada selebritis, seringkali diikuti oleh bunuh diri atau upaya bunuh diri yang lain. Bunuh diri bisa mengikat dalam keluarga dengan sifat mudak terkena luka genetic sampai gangguan suasana hati.

GEJALA

Anak yang berusaha bunuh diri memerlukan evaluasi segera di bagian gawat darurat rumah sakit. Setiap jenis usaha bunuh diri harus dilakukan dengan serius, karena sepertiga dari mereka yang benar-benar bunuh diri mengalami usaha bunuh diri sebelumnya-kadangkala tampak sepele, seperti melakukan beberapa garukan dangkal pada pergelangan tangan atau menelan beberapa pil. Ketika orangtua atau pengurus anak meremehkan atau meminimalkan usaha bunuh diri yang tidak berhasil, anak bisa melihat ini sebagai sebuah tantangan, dan resiko pada bunuh diri berikutnya meningkat.

DIAGNOSA

Orangtua, dokter, guru dan teman kemungkinan pada posisi untuk mengidentifikasi siapa yang mungkin berusaha bunuh diri, terutama pada mereka yang telah melakukan perubahan baru-baru ini dalam perilaku. Anak-anak dan remaja seringkali mempercayai hanya teman sebaya mereka, yang harus diyakinkan untuk tidak menjaga rahasia yang bisa membuat kematian tragis pada anak yang bunuh diri. Anak yang terlalu cepat berpikir bunuh diri seperti ‘saya harap saya tidak pernah dilahirkan’ atau ‘saya ingin tidur dan tidak pernah terbangun’ beresiko, tetapi sehingga anak dengan tanda-tanda ringan, seperti menarik diri dari masyarakat, tinggal kelas, atau terpisah dari barang milik favorite. Pemerhati kesehatan professional memiliki dua kunci peranan : mengevaluasi keselamatan anak bunuh diri dan perlu untuk di opname, dan pengobatan berdasarkan kondisi, seperti depresi atau penyalahgunaan zat-zat terlarang.

Secara langsung menanyakan anak beresiko mengenai pemikiran dan rencana mengurangi, daripada meningkatkan, resiko dimana anak tersebut akan berusaha bunuh diri karena mengidentifikasi pikiran bunuh diri bisa menyebabkan intervensi. Hot line krisis, menyediakan bantuan selama 24 jam, tersedia di banyak perkumpulan, dan menyediakan akses yang siap untuk seorang simpatik yang bisa memberikan konseling segera dan bantuan dalam memperoleh perawatan lebih lanjut. Meskipun hal ini sulit untuk dibuktikan bahwa pelayanan ini secara nyata mengurangi jumlah kematian dari bunuh diri, mereka sangat membantu dalam mengarahkan anak dan keluarga untuk sumber daya yang tepat.

PENGOBATAN

Ketika ancaman dengan segera terhadap nyawa telah dihilangkan, dokter memutuskan apakah anak tersebut harus diopname. Keputusan tersebut tergantung pada tingkat resiko tetap tinggal dirumah dan kapasitas keluarga untuk memberikan dukungan dan keamanan fisik untuk anak tersebut. kesungguhan usaha bunuh diri bisa diukur dengan jumlah faktor-faktor, termasuk apakah upaya tersebut telah direncanakan dengan hati-hati daripada secara spontan, apakah langkah yang diambil untuk mencegah penemuan, jenis metode yang digunakan, dan apakah setiap luka telah benar-benar timbul. Hal ini kritis untuk sungguh-sungguh dibedakan dari konsekwensi actual ; misal, remaja yang mencerna pil yang tidak berbahaya yang dia (perempuan) atau dia (laki-laki) yakini mematikan harus dipertimbangkan pada resiko yang ekstrim. Jika opname tidak diperlukan, keluarga dari anak-anak pulang kerumah harus memastikan bahwa senjata api dibuang dari rumah sama sekali dan bahwa onat-obatan dan benda tajam dibuang atau benar-benar dikunci. 
 
 

Gangguan Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety Disorder)

Gangguan kecemasan berpisah ditandai dengan kegelisahan berlebihan mengenai jauh dari rumah atau terpisah dari orang atau kepada anak yang di sayangi.

Beberapa tahap kecemasan berpisah adalah normal dan dialami hampir setiap anak-anak, khususnya pada anak yang sangat kecil. Sebaliknya, gangguan kecemasan berpisah adalah kegelisahan berlebihan yang melebihi apa yang diharapkan untuk tingkat perkembangan anak. Kecemasan berpisah dipertimbangkan sebagai gangguan jika berlangsung setidaknya sebulan dan menyebabkan gangguan yang sangat berarti atau merusak fungsi. Durasi pada gangguan tersebut menggambarkan keparahannya.

Beberapa tekanan hidup, seperti kematian seorang keluarga, teman, atau binatang peliharaan atau pindah wilayah atau pindah sekolah, bisa memicu gangguan tersebut. Genetika yang mudah kena kegelisahan juga umumnya memainkan sebuah peranan kunci.

PENYEBAB

Anak dengan gangguan ini mengalami gangguan hebat ketika dipisahkan dari rumah atau dari orang yang mereka sayangi. Mereka seringkali perlu tahu dimana orang–orang dan terlalu sibuk dengan rasa takut bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi baik terhadap mereka atau terhadap orang yang mereka kasihi. Bepergian sendiri membuat mereka tidak nyaman, dan mereka bisa menolak untuk datang ke sekolah atau kemah atau untuk mengunjungi rumah teman. Beberapa anak tidak bisa tinggal sendirian di dalam sebuah ruangan, melekat pada orang tua atau membuntuti orangtua di sekitar rumah.

Kesulitan pada waktu tidur adalah sering terjadi. Anak dengan gangguan kecemasan berpisah bisa mendesak seseorang tetap tinggal di ruangan sampai mereka tertidur. Mimpi buruk bisa memperlihatkan ketakutan anak tersebut, seperti kerusakan pada keluarga melalui kebakaran atau bencana alam.

GEJALA

Karena seorang anak yang memiliki gangguan ini seringkali menghindari sekolah, sebuah tujuan segera pada pengobatan memungkinkan anak tersebut untuk kembali ke sekolah. Dokter, orangtua, dan anggota sekolah harus bekerja sebagai tim untuk memastikan anak tersebut segera kembali ke sekolah. Psikoterapi pribadi dan keluarga dan obat-obatan yang mengurangi kegelisahan bisa memainkan sebuah peranan penting.

Efek stress pada anak-anak

Perubahan yang sangat menekan pada kehidupan seorang anak, seperti pindah wilayah, perceraian orangtua, atau kematian anggota keluarga atau binatang peliharaan, bisa memicu gangguan penyesuaian. Gangguan penyesuaian adalah akut tetapi reaksi yang dibatasi waktu terhadap lingkungan yang menekan. Anak tersebut bisa mengalami gejala-gejala gelisah (misal, gugup, khawatir, dan takut), gejala-gejala pada depresi (misal, menyedihkan atau perasaan putus asa). Atau masalah-masalah perilaku. Gejala-gejala dan masalah-masalah tersebut mereda sebagaimana berkurangnya tekanan.

Gangguan stress posttraumatic adalah reaksi yang lebih ekstrem dan bisa terjadi setelah bencana alam (seperti angin topan, tornado, atau gempa bumi), kecelakaan, kematian, atau tindakan tidak berperikemanusiaan pada kekerasan, termasuk penyiksaan anak, anak tersebut biasanya gagal dalam upayanya untuk menghindari ingatan peristiwa tersebut, menderita keadaan gelisah yang terus menerus, bisa kembali mengalami peristiwa traumatic ketika bangun (flashback) atau tidur (mimpi buruk). Intervensi krisis biasanya diperlukan, dalam bentuk periode yang diperluas pada terapi perseorangan, kelompok, atau keluarga. Pengobatan dengan obat-obatan pengurang gelisah kemungkinan diperlukan.
 
 
 

Penyakit Manik Depresif

Penyakit manik depresif adalah gangguan dimana periode pada kegembiraan yang hebat dan perubahan eksitasi dengan periode depresi dan putus asa.

Anak secara normal mengalami perubahan suasana hati yang cukup sering, berawal dari bahagia dan aktif sampai murung dan menarik diri. Perubahan ini jarang mengindikasi penyakit mental jenis apapun. Penyakit manic depressive (juga disebut gangguan bipolar) adalah jauh lebih berat dibandingkan perubahan suasana hati yang normal dan jarang terjadi pada anak-anak, tetapi lebih sering terjadi dibandingkan apa yang diperkirakan sebelumnya. Lebih sering terjadi, yang bermula pada masa remaja atau awal masa dewasa.

PENYEBAB

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kecendrungan terhadap gangguan tersebut bisa menurun. Jarang, obat-obatan dengan efek perangsang, seperti amphetamine, yang kadangkala digunakan untuk gangguan kurang perhatian/terlalu aktif (ADHD), menghasilkan gejala-gejala pada anak yang serupa dengan penyakit manic-depressive.

GEJALA

Banyak anak dengan penyakit manik depresif memperlihatkan campuran mania-sebuah penyataan kegembiraan, eksitasi, berpikir cepat, sifat lekas marah, dan sombong (dimana anak tersebut merasa dia memiliki talenta besar atau telah membuat sebuah penemuan penting)-dan depresi. Mania dan depresi terjadi secara serempak atau dalam perubahan cepat. Selama peristiwa mania, tidur terganggu, anak tersebut bisa menjadi agresif, dan performa sekolah sering menurun. Anak dengan penyakit manic depressive tampak normal antara peristiwa, sebaliknya anak dengan hiperaktif, yang memiliki keadaan tetap pada aktivitas yang meningkat. Karena ADHD bisa menghasilkan beberapa gejala-gejala serupa, perbedaan diantara 2 keadaan tersebut adalah penting.

DIAGNOSA

Penyakit manik depresif diobati dengan obat-obatan penstabil suasana hati, seperti lithium, carbamazepine, dan valproate. Psikoterapi individu dan keluarga membantu anak dan keluarganya menghadapi konsekwensi pada gangguan tersebut.
 
 

Gangguan Asperger dan Perkembangan Pervasiv yang tidak Spesifik

Gangguan perkembangan pervasif ini berhubungan erat dengan penyakit autisme tetapi kurang parah.

Anak dengan gangguan Asperger menghalangi interaksi sosial mirip yang dipunyai anak dengan penyakit autisme, seperti stereotip atau kelakuan dan tindak-tanduk berulang dan ritual yang tak wajar. Tetapi, ketrampilan bahasa normal dan kadang-kadang superior dibanding seorang anak rata-rata, dan IQ normal.

Anak yang secara signifikan menghalangi interaksi sosial atau berprilaku stereotip tanpa semua gelagat penyakit autisme atau gangguan Asperger dianggap memilki gangguan perkembangan pervasif lain yang tidak ditetapkan (disingkat PDD-NOS). Anak dengan gangguan Asperger atau PDD-NOS cenderung memiliki fungsi dengan derajat yang lebih tinggi daripada anak dengan penyakit autisme dan mungkin dapat berfungsi secara mandiri. Anak dengan gangguan Asperger sering menanggapi dengan baik psikoterapi.
 
 

Gangguan Disintegratif Anak

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak, anak yang rupanya normal mulai bertindak lebih muda (mundur) sesudah usia 3.

Pada kebanyakan anak, perkembangan fisik dan jiwa terjadi dengan cepat. Sering terjadi pada anak untuk mengalami langkah mundur; misalnya, seorang anak yang terlatih ke WC sekali-sekali mengompol. Gangguan masa kecil disintegratif, tetapi, adalah kekacauan serius yang langka dimana seorang anak dengan usia lebih dari3 berhenti berkembang sevcara normal dan mengalami kemunduran pada banyak fungsi di bawahnya, biasanya mengikuti sakitnya gawat, seperti infeksi otak dan susunan syaraf.

Ciri anak dengan gangguan disintegratif masa kanak-kanak berkembang secara normal sam[ai usia 3 atau 4 tahun, mempelajari ketrampilan wicara, buang air dengan benar, dan memperlihatkan prilaku sosial yangs sesuai. Lalu, setelah beberapa minggu atau bulan anak cepat-marah dan murung, anak menjalani kemunduran nyata. Dia mungkin kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh dulunya, gerakan, atau ketrampilan sosial, dan dia mungkin tidak lagi mempunyai kontrol pada kandung kemih atau usus besarnya. Juga, anak mengalami kesukaran dengan interaksi sosial dan mulai melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi pada anak dengan penyakit autisme. Cukup sering anak lambat laun memburuk sampai derajat yang sangat terbelakang. Seorang dokter membuat diagnosa berdasarkan gejala dan pencarian untuk akar gangguan.

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup. 
 
 

Schizophrenia Pada Masa Kanak-Kanak

Sizofrenia (Schizophrenia) masa kecil adalah kekacauan parah yang melibatkan pemikiran dan prilaku sosial abnormal.

Sizofrenia di masa kecil cukup langka; biasanya berkembang di masa akhir remaja dan kedewasaan awal. Kalau sizofrenia timbul di masa kecil, biasanya mulai antara umur 7 tahun dan permulaan masa remaja.

Sizofrenia mungkin terjadi karena kelainan kimia di otak. Dokter tidak mengetahui apa yang menyebabkan kelainan ini, walaupun jelas bahwa ada keringkihan yang diwariskan dan bahwa tidak disebabkan oleh proses asuhan yang buruk atau perlawanan kondisi masa kecil.

GEJALA

Seorang anak dengan sizofrenia biasanya menjadi pendiam, kehilangan minat dalam aktivitas, dan berkembang mengubah berpikir dan persepsi. Gejala ini mungkin terus terjadi selama beberapa waktu sebelum berkembang. Sewaktu dewasa, anak dengan sizofrenia mungkin mengalami halusinasi, khayalan, dan paranoia, sering khawatir bahwa orang lain sedang bermaksud melukai mereka atau sedang menguasai pikiran mereka. Anak dengan sizofrenia biasanya sudah meredam emosi - baik suara mereka atau ekspresi muka bergantian untuk merespon terhadap situasi yang emosional.Peristiwa yang biasanya akan memaksa orang tertawa atau menangis mungkin tidak menghasilkan respon.Pada remaja, penyalahgunaan obat mungkin menyerupai gejala sizofrenia.

DIAGNOSA

Tidak ada pemeriksaan spesifik untuk sizofrenia. Seorang dokter mendasarkan diagnosa pada penilaian seksama gejala sepanjang waktu, uji psiklogis, dan dilura kejadian berdasarkan kondisi medis, seperti penyalahgunaan obat, penyakit tumor otak, dan gangguan lain.

PENGOBATAN

Sizofrenia masa kecil tidak bisa disembuhkan, walaupun halusinasi dan khayalan mungkin dikontrol dengan obat antipsikotik, seperti haloperidol, olanzapine, quetiapine, dan risperidone. Anak benar-benar rentan dengan akibat samping obat antipsikotik, seperti tremor, gerakan lambat, dan gangguan gerakan. Bantuan Psychologic dan support pendidikan bagi anak dan konseling untuk anggota keluarga penting untuk menolong tiap orang menanggulangi sakitnya dan akibatnya.

Anak dengan sizofrenia mungkin perlu diopname ketika gejala memburuk, agar dosis obat bisa diatur dan keamanan mereka bisa terjamin.