Minggu, 30 Desember 2012

Gangguan Kesehatan Mental


  1. Autisme
  2. Keterbelakangan Mental
  3. Kelainan Jiwa Pada Masa Kanak-kanak
  4. Gangguan Prilaku Anak
  5. Depresi Pada Anak
  6. Gangguang Rett
  7. Oppositional defiant disorder
  8. Perilaku Bunuh Diri
  9. Gangguan Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety Di...
  10. Penyakit Manik Depresif
  11. Gangguan Asperger dan Perkembangan Pervasiv yang t...
  12. Gangguan Disintegratif Anak
  13. Schizophrenia Pada Masa Kanak-Kanak

Autisme

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul pada usia 1-3 tahun.

Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada tahun pertama dan selalu sebelum anak berusia 3 tahun.
Autisme 2-4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

PENYEBAB
Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah.
Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan.

Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan:
- Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease)
- Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)
- Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom).

GEJALA
# Penderita autisme klasik memiliki 3 gejala: gangguan interaksi sosial
# hambatan dalam komunikasi verbal dan non-verbal
# kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas.

Sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autis:
# Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
# Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
# Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
# Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
# Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka
# Jarang memainkan permainan khayalan
# Memutar benda
# Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik
# Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
# Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal
# Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
# Tidak takut akan bahaya
# Terpaku pada permainan yang ganjil
# Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
# Tidak mau dipeluk
# Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
# Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
# Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas
# Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau mengepak-ngepakkan lengannya)
# Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya).
# Pada beberapa kasus mungkin ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri.
# Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil (tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun balok).

Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan usianya.

DIAGNOSA
Autisme tidak dapat langsung diketahui pada saat anak lahir atau pada skrining prenatal (tes penyaringan yang dilakukan ketika anak masih berada dalam kandungan).
Tidak ada tes medis untuk mendiagnosis autisme.
Suatu diagnosis yang akurat harus berdasarkan kepada hasil pengamatan terhadap kemampuan berkomunikasi, perilaku dan tingkat perkembangan anak.

Karakteristik dari kelainan ini beragam, maka sebaiknya anak dievaluasi oleh suatu tim multidisipliner yang terdiri dari ahli saraf, psikolog anak-anak, ahli perkembangan anak-anak, terapis bahasa dan ahli lainnya yang berpengalaman di bidang autisme.
Pengamatan singkat dalam satu kali pertemuan tidak dapat menampilkan gambaran kemampuan dan perilaku anak. Masukan dari orang tua dan riwayat perkembangan anak merupakan komponen yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis yang akurat.

PENGOBATAN
Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan anak.
Seperti anak-anak yang lainnya, anak autis terutama belajar melalui permainan. Bergabunglah dengan anak ketika dia sedang bermain, tariklah anak dari perilaku dan ritualnya yang sering diulang-ulang, dan tuntunlah mereka menuju kegiatan yang lebih beragam. Misalnya, orang tua mengajak anak mengitari kamarnya, kemudian tuntun mereka ke ruang yang lain. Orang tua perlu memasuki dunia mereka untuk membantu mereka masuk ke dunia luar.

Kata-kata pujian karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, kadang tidak berarti apa-apa bagi anak autis. Temukan cara lain untuk mendorong perilaku yang baik dan untuk mengangkat harga dirinya. Misalnya berikan waktu lebih untuk bermain dengan mainan kesukaannya jika anak telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Anak autis belajar lebih baik jika informasi disampaikan secara visual (melalui gambar) dan verbal (melalui kata-kata). Masukkan komunikasi augmentatif ke dalam kegiatan rutin sehari-hari dengan menggabungkan kata-kata dan foto, lambang atau isyarat tangan untuk membantu anak mengutarakan kebutuhan, perasaan dan gagasannya.

Tujuan dari pengobatan adalah membuat anak autis berbicara. Tetapi sebagian anak autis tidak dapat bermain dengan baik, padahal anak-anak mempelajari kata-kata baru melalui permainan. Sebaiknya orang tua tetap berbicara kepada anak autis, sambil menggunakan semua alat komunikasi dengan mereka, apakah berupa isyarat tangan, gambar, foto, lambang, bahasa tubuh maupun teknologi.
Jadwal kegiatan sehari-hari, makanan dan aktivitas favorit, serta teman dan anggota keluarga lainnya bisa menjadi bagian dari sistem gambar dan membantu anak untuk berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya.

Program intervensi dini

Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program intervensi dini yang baik bagi anak autis.
Tujuan pertama adalah menembus tembok penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain melalui cara menunjuk jari, mengguanakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta kata-kata.
Program intervensi dini menawarkan pelayanan pendidikan dan pengobatan untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif.
Program intervensi dini terdiri dari:
- Terapi fisik dan terapi okupasional (pengobatan dengan memberikan pekerjaan/kegiatan tertentu)
- Terapi wicara dan bahasa
- Pendidikan masa kanak-kanak dini
- Perangsangan sensorik.
Program intervensi dini akan membantu orang tua dan anak autis pindah dari intervensi dini ke dalam sistem sekolah umum.
Program ini juga akan membantu memilihkan lingkungan yang paling tepat untuk pendidikan anak autis, apakah di sekolah biasa atau di kelas khusus anak austik yang menawarkan pendidikan dan pelayanan pengobatan yang lebih intensif dengan jumlah murid yang terbatas.

Program pendidikan untuk anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif.
Strategi yang digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga anak memiliki lingkungan fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda.

Dukungan pendidikan seperti terapi wicara, terapi okupasional dan terapi fisik merupakan bagian dari pendidikan di sekolah anak autis.
Keterampilan lainnya, seperti memasak, berbelanja atau menyebrang jalan, akan dimasukkan ke dalam rencana pendidikan individual untuk meningkatkan kemandirian anak.
Tujuan keseluruhan untuk anak adalah membangun kemampuan sosial dan berkomunikasi sampai ke tingkat tertinggi atau membangun potensinya yang tertinggi.

Tidak mudah menerima kenyataan bahwa anak anda adalah seorang autis. Orang tua seringkali mengalami tahapan emosional berupa duka, menyangkal, marah, depresi dan menerima. Konsultasi dengan ahli dapat membantu keluarga menerima diagnosis ini, melangkah ke depan dan mencari jalan terbaik untuk membantu anak mencapai potensinya yang tertinggi.

Pada masa remaja, beberapa perilaku agresif bisa semakin sulit dihadapi dan sering menimbulkan depresi. Kadang obat-obatan bisa membantu meskipun tidak dapat menghilangkan penyebabnya.
Haloperidol terutama digunakan untuk mengendalikan perilaku yang sangat agresif dan membahayakan diri sendiri.
Fenfluramin, buspiron, risperidon dan penghambat reuptake serotonin selektif (fluoksetin, paroksetin dan sertralin) digunakan untuk mengatasi berbagai gejala dan perilaku pada anak autis.

Beberapa anak autis tumbuh dan menjalani hidup yang mandiri. Yang lainnya selalu membutuhkan dukungan dari lingkungan tempat tinggal dan tempatnya bekerja.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa masa depan anak autis sangat tergantung kepada besarnya kemampuan berbahasa yang dicapai oleh anak ketika berusia 7 tahun. 
 
 

Keterbelakangan Mental

Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.

Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial.
3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.

PENYEBAB
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Pada sebagian besar kasus RM, penyebabnya tidak diketahui; hanya 25% kasus yang memiliki penyebab yang spesifik.

Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:

   1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir)
      - Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir
      - Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir
      - Cedera kepala yang berat
   2. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir)
      - Rubella kongenitalis
      - Meningitis
      - Infeksi sitomegalovirus bawaan
      - Ensefalitis
      - Toksoplasmosis kongenitalis
      - Listeriosis
      - Infeksi HIV
   3. Kelainan kromosom
      - Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down)
      - Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi)
      - Translokasi kromosom dan sindroma cri du chat
   4. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan
      - Galaktosemia
      - Penyakit Tay-Sachs
      - Fenilketonuria
      - Sindroma Hunter
      - Sindroma Hurler
      - Sindroma Sanfilippo
      - Leukodistrofi metakromatik
      - Adrenoleukodistrofi
      - Sindroma Lesch-Nyhan
      - Sindroma Rett
      - Sklerosis tuberosa
   5. Metabolik
      - Sindroma Reye
      - Dehidrasi hipernatremik
      - Hipotiroid kongenital
      - Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik)
   6. Keracunan
      - Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil
      - Keracunan metilmerkuri
      - Keracunan timah hitam
   7. Gizi
      - Kwashiorkor
      - Marasmus
      - Malnutrisi
   8. Lingkungan
      - Kemiskinan
      - Status ekonomi rendah
      - Sindroma deprivasi.

GEJALA
Tingkatan Retardasi Mental


Tingkat
Kisaran IQ
Kemampuan Usia Prasekolah
(sejak lahir-5 tahun)
Kemampuan Usia Sekolah
(6-20 tahun)
Kemampuan Masa Dewasa
(21 tahun keatas)
Ringan
52-68
  Bisa membangun kemampuan sosial & komunikasi
  Koordinasi otot sedikit terganggu
  Seringkali tidak terdiagnosis
  Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun
  Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial
  Bisa dididik
Biasanya bisa mencapai kemampuan kerja & bersosialisasi yg cukup, tetapi ketika mengalami stres sosial ataupun ekonomi, memerlukan bantuan
Moderat
36-51
  Bisa berbicara & belajar berkomunikasi
  Kesadaran sosial kurang
  Koordinasi otot cukup
  Bisa mempelajari beberapa kemampuan sosial & pekerjaan
  Bisa belajar bepergian sendiri di tempat-tempat yg dikenalnya dengan baik
  Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan pekerjaan yg tidak terlatih atau semi terlatih dibawah pengawasan
  Memerlukan pengawasan & bimbingan ketika mengalami stres sosial maupun ekonomi yg ringan
Berat
20-35
  Bisa mengucapkan beberapa kata
  Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri sendiri
  Tidak memiliki kemampuan ekspresif atau hanya sedikit
  Koordinasi otot jelek
  Bisa berbicara atau belajar berkomunikasi
  Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yg sederhana
  Bisa memelihara diri sendiri dibawah pengawasan
  Dapat melakukan beberapa kemampuan perlindungan diri dalam lingkungan yg terkendali
Sangat berat
19 atau kurang
  Sangat terbelakang
  Koordinasi ototnya sedikit sekali
  Mungkin memerlukan perawatan khusus
  Memiliki beberapa koordinasi otot
  Kemungkinan tidak dapat berjalan atau berbicara
  Memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara
  Bisa merawat diri tetapi sangat terbatas
  Memerlukan perawatan khusus

Anak dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus.
Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi.
Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang.
Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk.
Mereka jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif.

Anak-anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam belajar berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya (misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.

Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan RM moderat.

Anak-anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.

Angka harapan hidup untuk anak-anak dengan RM mungkin lebih pendek, tergantung kepada penyebab dan beratnya RM. Biasanya, semakin berat RMnya maka semakin kecil angka harapan hidupnya.

DIAGNOSA
Seorang anak RM menunjukkan perkembangan yang secara signifikan lebih lambat dibandingkan dengan anak lain yang sebaya.

Tingkat kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes kecerdasan standar (tes IQ), yang menunjukkan hasil kurang dari 2 SD (standar deviasi) dibawah rata-rata (biasanya dengan angka kurang dari 70, dari rata-rata 100).

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin.
Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin.
Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak RM.

PENCEGAHAN
Konsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak RM mengenai penyebab terjadinya RM.

Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella (campak Jerman) sebagai salah satu penyebab RM.

Amniosentesis dan contoh vili korion merupakan pemeriksaan diagnostik yang dapat menemukan sejumlah kelainan, termasuk kelainan genetik dan korda spinalis atau kelainan otak pada janin.
Setiap wanita hamil yang berumur lebih dari 35 tahun dianjurkan untuk menjalani amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki resiko melahirkan bayi yang menderita sindroma Down.
USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak.
Untuk mendeteksi sindroma Down dan spina bifida juga bisa dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.
Diagnosis RM yang ditegakkan sebelum bayi lahir, akan memberikan pilihan aborsi atau keluarga berencana kepada orang tua.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya RM:
# Genetik
Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga-keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian RM yang penyebabnya adalah faktor genetik.
# Sosial
Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian RM ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
# Keracunan
Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi RM akibat keracunan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian RM.
# Infeksi
Pencegahan rubella kongenitalis merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu bentuk RM.
Kewaspadaan yang konstan (misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis dan kehamilan), membantu mengurangi RM akibat toksoplasmosis. 
 
 

Kelainan Jiwa Pada Masa Kanak-kanak

KELAINAN DESINTEGRATIF PADA MASA KANAK-KANAK

Pada Kelainan Desintegratif Pada Masa Kanak-kanak (Psikosa Desintegratif, Sindroma Heller), seorang anak yang tampaknya normal, setelah berumur 3 tahun mulai berlaku seperti anak dibawah umur 3 tahun (terjadi kemunduran fungsi kecerdasan, sosial dan bahasa, yang sebelumnya normal).

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kadang ditemukan kelainan otak degeneratif.
Anak mengalami penurunan kemampuan berkomunikasi, kemunduran perilaku non-verbal dan hilangnya ketrampilan tertentu.

Gejalanya berupa:
- penurunan kemampuan bersosialisasi
- penurunan pengendalian buang air besar dan berkemih
- penurunan kemampuan berbahasa ekspresif (menyatakan perasaan) atau reseptif (menerima)
- penurunan kemampuan motorik
- kurang mau bermain
- gagal untuk menjalin hubungan dengan anak sebaya
- gangguan perilaku non-verbal
- kosa katanya berkurang
- tidak mampu memulai atau mengikuti suatu percakapan.

Tanda terpenting dari kelainan ini adalah bahwa sampai usia 2 tahun, perkembangan terjadi secara normal, tetapi kemudian terjadi penurunan kemampuan secara bertahap.
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hilangnya/berkurangnya 2 dari 3 area fungsi (fungsi kecerdasan, sosial dan bahasa).

Kelainan desintegratif pada masa kanak-kanak tidak dapat diobati maupun disembuhkan.
Prognosisnya buruk dan jika kemundurannya berat, maka anak akan selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalankan fungsinya.


SKIZOFRENIA PADA MASA KANAK-KANAK

Skizofrenia Pada Masa Kanak-kanak adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perilaku dan pemikiran yang abnormal, yang mulai timbul diantara usia 7 tahun dan awal masa remaja.

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi yang pasti bukan disebabkan oleh pola asuh yang jelek.

Skizofrenia pada masa kanak-kanak biasanya muncul pada usia 7 tahun. Anak mulai menarik diri dari pergaulan, kehilangan minatnya dalam kegiatannya sehari-hari dan mengalami perubahan dalam fikiran dan persepsi (wawasan).

Gejala-gejala lainnya adalah:
- Bloking : tiba-tiba fikirannya terputus/terhambat
- Perseverasi : mengulang respon yang sama terhadap pertanyaan yang berbeda
- Ideas of reference : suatu keyakinan bahwa kata-kata atau sikap orang lain ditujukan kepadanya
- Halusinasi : penginderaan yang tidak berdasarkan atas kenyataan obyektif (melihat, mendengar maupun merasakan sesuatu yang sesungguhnya tidak ada)

- Delusi (waham) : keyakinan yang salah, yang tidak dapat dirubah melalui penalaran atau bujukan
- Emosi tumpul : emosi yang datar; suara maupun ekspresi wajahnya tidak memberikan respon terhadap perubahan emosional (mereka tidak memberikan respon terhadap kejadian yang dalam keadaan normal bisa menyebabkan mereka tertawa atau menangis)
- Paranoid : suatu ketakutan atau kecurigaan bahwa orang lain berencana untuk mencelakakan dirinya atau bahwa orang lain mengendalikan fikirannya
- Pengendalian fikiran : suatu keyakinan bahwa orang lain atau kekuasaan seseorang mengendalikan fikirannya.

Skizofrenia tidak dapat disembuhkan, meskipun beberapa gejala bisa dikendalikan dengan obat-obatan dan psikoterapi.

Obat anti-psikosa bisa membantu memperbaiki beberapa kelainan kimia di dalam otak. Yang sering digunakan adalah tiotiksen dan haloperidol. Tetapi anak-anak lebih peka terhadap efek samping dari obat anti-psikosa, seperti tremor, gerakan yang menjadi lambat dan kejang otot; karena itu pemakaiannya harus diawasi secara ketat.

Jika gejalanya memburuk, untuk sementara waktu anak mungkin perlu dirawat di rumah sakit, sehingga dosis obat bisa disesuaikan dan dapat dilakukan pengawasan terhadap usaha untuk melukai dirinya sendiri maupun orang lain.
Beberapa anak harus tetap menjalani perawatan di rumah sakit.


DEPRESI

Depresi adalah suatu perasaan sedih yang sangat mendalam, yang bisa terjadi setelah kehilangan atau kejadian menyedihkan dan tidak sebanding dengan kejadian tersebut serta tetap berlangsung untuk waktu yang cukup lama.

Depresi yang berat relatif jarang ditemukan pada anak-anak, tetapi sering terjadi pada saat remaja. Depresi pada anak-anak usia sekolah bisa menimbulkan masalah.

Depresi pada anak-anak bisa dipicu oleh berbagai peristiwa atau masalah berikut:
- Kematian orang tua
- Perpindahan seorang teman
- Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan sekolah
- Kesulitan dalam berteman
- Penyalahgunaan obat atau alkohol.

Beberapa anak bisa mengalami depresi tanpa terlebih dahulu mengalami peristiwa yang menyedihkan. Pada anak-anak tersebut, anggota keluarga yang lain sebelumnya telah mengalami depresi; karena itu penelitan menyebutkan bahwa depresi cenderung diturunkan.

Gejala-gejalanya adalah:
- Perasaan sedih
- Apati
- Menarik diri dari teman-teman dan lingkungan sosialnya
- Kegembiraannya berkurang
- Merasa ditolak dan tidak dicintai
- Gangguan tidur
- Sakit kepala
- Nyeri perut
- Kadang berperilaku lucu atau konyol
- Terus menerus menyalahkan dirinya
- Nafsu makannya berkurang
- Penurunan berat badan
- Murung
- Mempunyai fikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Bisa diberikan obat anti-depresi, yang bekerja dengan cara memperbaiki ketidakseimbangan kimia di dalam otak.
Yang paling sering diberikan adalah penghambat reuptake serotonin, seperti fluoksetin, sertralin dan paroksetin. Anti-depresi golongan trisiklik jarang digunakan pada anak-anak karena memiliki efek samping yang berarti.

Selain obat-obatan, juga dilakukan psikoterapi, baik secara perorangan maupun dalam kelompok serta terapi keluarga.


MANIA & KELAINAN MANIK-DEPRESIF

Mania adalah suatu keadaan dimana seorang anak tampak sangat gembira dan aktif, serta berfikir dan berbicara sangat cepat. Bentuk mania yang tidak terlalu berat adalah hipomania.
Manik-Depresif adalah suatu periode dari mania yang bergantian dengan depresi.

Mania dan hipomania jarang ditemukan pada anak-anak.
Manik-depresif sangat jarang terjadi pada masa kanak-kanak. Beberapa anak mungkin mengalami perubahan suasana hati yang jelas, tetapi hal ini biasanya bukan merupakan pertanda dari manik-depresif.

Penyebabnya tidak diketahui.
Gejalanya serupa dengan manik-depresif pada dewasa.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Pengobatannya rumit, biasanya terdiri dari kombinasi dari obat-obat untuk menstabilkan suasana hati (misalnya lithium, carbamazepin dan asam valproat).
Sebaiknya anak dikonsultasikan kepada ahli jiwa anak.


PERILAKU BUNUH DIRI

Perilaku Bunuh Diri terdiri dari:
# Isyarat bunuh diri : aksi bunuh diri yang tidak berakibat fatal
# Usaha bunuh diri : aksi bunuh diri yang bisa berakibat fatal tetapi tidak berhasil dilakukan
# Bunuh diri : suatu tindakan yang menyebabkan hilangnya nyawa pelaku.

Perilaku bunuh diri sering ditemukan pada anak-anak yang lebih tua, terutama pada remaja.

Suatu usaha bunuh diri merupakan pertanda yang jelas dari kelainan mental, (biasanya depresi).
Perilaku bunuh diri seringkali dicetuskan oleh:
# Peristiwa kehilangan, misalnya kehilangan pacar, kehilangan lingkungan yang akrab (sekolah, tetangga, teman) karena harus berpindah tempat tinggal dan kehilangan harga diri setelah percekcokan dengan keluarga
# Penderitaan akibat kehamilan yang tidak direncanakan
# Hukuman dalam keluarga yang mempermalukan dirinya.

Motif dari bunuh diri adalah keinginan untuk memanipulasi atau menghukum orang lain dengan fikiran bahwa mereka akan merasa menyesal jika saya mati.
Kadang seorang anak melakukan bunuh diri karena meniru orang lain, misalnya meniru idolanya.

Orang tua, dokter, guru dan teman bisa mengenali anak atau remaja yang melakukan usaha bunuh diri, misalnya dari perubahan perilakunya.
Setiap isyarat bunuh diri harus ditanggapi secara serius. Pernyataan seperti "Seandainya saya tidak pernah dilahirkan ke dunia ini" atau "Saya ingin tidur dan tidak pernah terbangun lagi", bisa menunjukkan suatu keinginan yang kuat untuk melakukan bunuh diri.

Resiko tinggi melakukan bunuh diri ditemukan pada anak yang:
- Salah satu anggota keluarga, teman dekat atau teman sebayanya telah melakukan tindakan bunuh diri
- Salah satu anggota keluarganya baru saja meninggal
- Kecanduan obat
- Menderita kelainan tingkah laku.

Setiap usaha bunuh diri merupakan keadaan darurat. Jika usaha tersebut sudah dapat diatasi dan dicegah, anak bisa dirawat di rumah sakit atau tetap di rumah, tergantung kepada besarnya resiko jika anak tetap di rumah dan kapasitas keluarga untuk memberikan dukungan.
Keseriusan suatu usaha bunuh diri tergantung kepada sejumlah faktor:
- perencanaan (perencanaan yang matang menunjukkan keseriusan usaha bunuh diri)
- cara yang digunakan (pemakaian pistol lebih serius daripada overdosis obat)
- cedera yang terjadi.

Jika keluarga menunjukkan kasih sayang dan kepedulian, maka hasil dari pencegahan perilaku bunuh diri akan lebih baik.
Respon yang negatif atau tidak bersifat mendukung dari orang tua akan memperburuk keadaan.
Pada beberapa kasus, tindakan yang terbaik adalah merawat anak di rumah sakit. Anak dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit, terutama jika anak mengalami depresi berat atau menderita kelainan jiwa lainnya (misalnya skizofrenia). Biasanya anak akan ditangani oleh ahli jiwa dan dokter keluarga. Pemulihan meliputi pembangunan kembali moral anak dan mengembalikan ketenangan emosi di dalam keluarga.


KECEMASAN KARENA BERPISAH

Kelainan Kecemasan Karena Berpisah adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kecemasan yang berlebihan pada seorang anak akibat jauh dari rumah atau berpisah dengan orang-orang yang dekat dengannya.

Kecemasan karena berpisah pada batas tertentu adalah normal dan terjadi hampir pada semua anak, terutama bayi dan balita.
Kelainan kecemasan karena berpisah adalah suatu kecemasan yang berlebihan yang melampaui tingkat perkembangan anak seusianya. Kelainan ini biasanya dipicu oleh kematian anggota keluarga, teman atau hewan peliharaan, maupun perpindahan tempat tinggal atau perubahan di sekolah.

Gejalanya adalah:
- kecemasan yang berlebihan ketika berpisah dari ibunya
- khawatir kehilangan ibu atau khawatir ibunya mengalami bencana
- sering tidak mau perigi ke sekolah atau tempat lain karena takut berpisah
- sering tidak mau tidur jika tidak mau ditemani oleh orang dewasa
- tidak mau ditinggal sendirian dalam suatu ruangan
- di rumah selalu mengikuti orangtuanya kemanapun pergi
- mimpi buruk
- keluhan fisik yang berulang.

Anak seringkali tidak mau pergi ke sekolah, karena itu tujuan utama dari pengobatan adalah segera mengembalikan anak ke sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan terapi suportif (terutama yang diselenggarakan oleh orang tua dan guru).
Pada kasus yang lebih berat, diberikan obat anti-cemas dan anti-depresi.
Pada kasus yang sangat berat, anak mungkin perlu menjalani perawatan di rumah sakit.


KELAINAN SOMATOFORMIS

Kelainan Somatoformis adalah sekumpulan kelainan dimana suatu masalah psikis menyebabkan terjadinya gejala fisik yang menyulitkan atau melumpuhkan.

Seorang anak dengan kelainan somatoformis bisa memiliki sejumlah gejala tanpa adanya penyebab fisik, yaitu berupa nyeri, gangguan pernafasan dan kelemahan. Anak seringkali menunjukkan gejala penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga lainnya.
Anak biasanya tidak menyadari hubungan antara gejala dengan masalah psikis yang mendasarinya.

Jenis kelainan somatoformis yang utama adalah:
# Kelainan Konversi
Anak merubah masalah psikis menjadi gejala fisik.
Contohnya lengan atau tungkainya tampak lumpuh, menjadi tuli atau buta atau berpura-pura kejang.
# Kelainan Somatisasi
Menyerupai kelainan konversi, tetapi anak menunjukkan gejala yang lebih samar.
# Hipokondriasis
Anak terobsesi oleh fungsi tubuh (misalnya denyut jantung, pencernaan dan berkeringat) dan merasa yakin bahwa dia menderita penyakit yang serius padahal sesungguhnya semua baik-baik saja.

Angka kejadian kelainan konversi dan hipokondriasis pada anak perempuan dan anak laki-laki adalah sama, tetapi lebih sering ditemukan pada remaja putri daripada remaja laki-laki.
Kelainan somatisasi hampir selalu terjadi pada anak perempuan.

Sebelum menetapkan bahwa seorang anak menderita kelainan somatoformis, terlebih dahulu seorang dokter harus yakin bahwa tidak ditemukan kelainan fisik yang menyebabkan timbulnya gejala.
Biasanya tidak dilakukan pemeriksan laboratorium menyeluruh karrena dikhawatirkan anak akan semakin yakin bahwa mereka memang menderita kelainan fisik.
Jika tidak ditemukan kelainan fsik, dokter berbicara dengan anak dan anggota keluarga untuk mencoba menemukan masalah psikis yang mendasarinya atau untuk menemukan adanya masalah dalam hubungan antar anggota keluarga.

Anak mungkin akan menolak usulan untuk menemui psikoterapis karena takut konflik psikis yang disembunyikannya akan terungkap. Tetapi jika hal ini dilakukan secara bertahap dan perlahan, tanpa pemaksaan, lama-lama anak akan merubah perilakunya.
Menenangkan anak dan memberikan dukungan bisa membantu meminimalkan gejala-gejala fisik,
Jika tindakan tersebut gagal, biasanya anak dirujuk ke ahli jiwa anak-anak.
 
 

Gangguan Prilaku Anak

Gangguan prilaku ditandai dengan pola tingkah laku yang berulang dimana hak dasar orang lain terganggu.

Meskipun beberapa anak lebih bertingkah laku baik dibandingkan dengan yang lainnya, anak yang berulangkali dan terus menerus melanggar peraturan dan hak orang lain dimana dengan cara yang tidak sesuai dengan usia mereka memiliki gangguan prilaku. Masalah tersebut biasanya dimulai pada masa kanak-kanak akhir atau awal remaja dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Penilaian pada prilaku harus melibatkan lingkungan sosial anak tersebut ke dalam catatan. Penyimpangan prilaku terjadi oleh anak sewaktu adaptasi dengan kehidupan di daerah peperangan, tempat kerusuhan, atau lingkungan lain dengan stress tinggi bukan gangguan prilaku.

GEJALA

Pada umumnya, anak dengan gangguan prilaku adalah egois, tidak berhubungan baik dengan orang lain, dan kurang merasa bersalah. Mereka cenderung salah mengartikan perilaku orang lain sebagai ancaman dan bereaksi agresif. Mereka bisa terlibat dalam pengintimidasian, ancaman, dan sering berkelahi dan kemungkinan kejam terhadap binatang. Anak lain dengan gangguan prilaku merusak barang, khususnya dengan membakar. Mereka mungkin berdusta atau terlibat dalam pencurian. Melanggar peraturan dengan serius adalah biasa dan termasuk lari dari rumah dan sering bolos dari sekolah. Anak perempuan dengan gangguan prilaku lebih sedikit mungkin dibandingkan anak laki-laki untuk menjadi agresif secara fisik; mereka biasanya kabur, berbohong, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan kadangkala terlibat dalam pelacuran.

Sekitar separuh dari anak dengan gangguan prilaku menghentikan prilakunya ketika dewasa. Anak yang lebih kecil ketika gangguan prilaku mulai, lebih mungkin akan melanjutkan prilakunya. Orang dewasa yang tetap berprilaku seperti itu seringkali menghadapi masalah hukum , secara kronis mengganggu hak orang lain, dan seringkali didiagnosa dengan gangguan kepribadian anti sosial.

PENGOBATAN

Pengobatan sangat sulit karena anak dengan gangguan prilaku jarang memahami kesalahan apapun dengan prilaku mereka. Seringkali pengobatan yang paling berhasil adalah memisahkan anak tersebut dari lingkungan yang bermasalah dan menyediakan tempat yang diatur dengan ketat, apakah di yayasan kesehatan mental atau sosial anak-anak.
 
 

Depresi Pada Anak

Depresi adalah perasaan sangat sedih, bisa disertai baru kehilangan atau peristiwa sedih lainnya namun kadarnya melebihi peristiwa tersebut dan berlangsung melebihi jangka waktu yang semestinya.

Kesedihan dan ketidakgembiraan adalah emosi manusia yang umum, terutama sekali reaksi terhadap keadaan bermasalah. Untuk anak, beberapa situasi bisa termasuk kematian orangtua, perceraian, seorang teman pindah rumah, kesulitan menyesuaikan diri di sekolah, dan kesulitan berteman. Kadangkala, meskipun, perasaan sedih melebihi ukuran peristiwa atau berlangsung lebih lama dibandingkan yang diharapkan. Pada kasus lain, terutama sekali ketika perasaan negatif disebabkan kesulitan fungsi dari hari ke hari, anak bisa mengalami depresi. Seperti orang dewasa, beberapa anak menjadi tertekan bahkan tanpa peristiwa hidup yang tidak menggembirakan. Hal ini lebih sering terjadi jika ada riwayat keluarga mengalami gangguan kejiwaan.

PENYEBAB

Depresi terjadi pada 1 hingga 2 % anak dan sebanyak 8% pada remaja. Dokter tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan depresi, tetapi kelainan kimia pada otak kemungkinan berpengaruh. Beberapa depresi cenderung menurun. Faktor kombinasi, baik pengalaman hidup dan genetic vulnerability, nampak berpengaruh. Kadangkala, gangguan kesehatan, seperti tiroid tidak aktif, adalah penyebabnya.

GEJALA

Gejala-gejala depresi pada anak

    * Perasaan sedih
    * Lesu
    * Menarik diri dari teman-teman dan keadaan sosial
    * Mengurangi kapasitas kesenangan
    * merasa tertolak dan tidak dikasihi
    * Gangguan tidur, mimpi buruk
    * Menyalahkan diri sendiri
    * Kurang nafsu makan, kehilangan berat badan
    * Berpikiran untuk bunuh diri
    * Tidak mempunyai harga diri
    * Protes dengan perubahan fisik
    * Tidak naik kelas

Gejala-gejala depresi pada anak berhubungan dengan perasaan sedih berlebihan, perasaan sangat tidak berharga, dan perasaan bersalah. Anak tersebut kehilangan minat pada aktifitas yang secara normal memberikan kesenangan, seperti bermain sambil berolah raga, menonton televisi, memainkan video games, atau bermain dengan teman-teman. Nafsu makan bisa naik atau turun, seringkali membuat perubahan berat badan yang signifikan. Tidur biasanya terganggu, dengan insomnia manapun atau tidur berlebihan. Anak yang depresi seringkali tidak energik atau aktif secara fisik. Meskipun begitu, terutama sekali pada anak yang lebih kecil, depresi kadangkala disembunyikan oleh gejala bertentangan nampaknya, seperti overaktif dan agresif, perilaku anti sosial. Gejala biasanya berhubungan dengan kemampuan anak untuk berpikir dan konsentrasi, dan tugas sekolah biasanya membuat menderita. Berpikir untuk bunuh diri, fantasi, dan mencoba sering terjadi. Dokter harus selalu menilai resiko bunuh diri pada depresi anak.

DIAGNOSA

Untuk mendiagnosa depresi, seorang dokter mendasari pada beberapa sumber informasi, termasuk wawancara dengan anak atau remaja tersebut dan informasi dari orangtua dan para guru. Kadangkala, susunan pertanyaan membantu membedakan depresi dari reaksi normal kepada situasi yang menyedihkan. Seorang dokter berusaha untuk menemukan apakah keluarga atau stress social bisa mempercepat depresi dan juga menentukan apakah gangguan fisik, seperti tiroid underactive, adalah penyebabnya.

PENGOBATAN

Demikian halnya dengan orang dewasa, terdapat cakupan luas pada keparahan depresi, dan pengobatan intensif bergantung pada beratnya gejala-gejala tersebut.

Obat-obatan antidepresan memperbaiki ketidakseimbangan kimia di dalam otak. Serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti fluoxetine, sertraline, dan paroxetine, adalah obat-obatan yang paling umum diberikan untuk anak dan remaja yang depresi. Antidepresan tricyclic, seperti imipramine , sangat tidak efektif pada anak-anak dibandingkan remaja dan memiliki lebih banyak efek samping sehingga jarang digunakan pada anak-anak.

Pengobatan depresi membutuhkan lebih daripada terapi obat-obatan. Psikoterapi individu, terapi kelompok, dan terapi keluarga semuanya bisa bermanfaat. Anak yang mencoba bunuh diri harus di rawat dirumah sakit, biasanya dipulangkan sampai mereka tidak lagi beresiko pada dirinya sendiri.
 
 

Gangguang Rett

Gangguan Rett adalah gangguan genetika langka pada anak perempuan yang menyebabkan rusaknya interaksi sosial, kehilangan kemampuan berbahasa, dan gerakan tangan yang berulang-ulang.

Seorang perempuan dengan gangguan Rett kelihatan berkembang dengan normal sampai beberapa waktu antara umur 5 bulan dan 4 tahun. Ketika gangguan tersebut mulai, perkembangan kepalanya lambat dan bahasa dan sosialnya memburuk. Ciri khasnya, dia menunjukkan gerakan tangan yang berulang-ulang seperti mencuci atau memeras. Gerakan tangan dengan kehendak hilang, tidak bisa berjalan, gerakan tubuh yang kikuk. Keterlambatan mental terjadi dan biasanya parah

Melalaikan perbaikan secara spontan pada interaksi social bisa terjadi pada masa kanak-kanak yang terlambat dan masa remaja yang terlalu cepat, namun masalah tata bahasa dan tingkah laku berkembang. Kebanyakan anak perempuan dengan gangguan Rett membutuhkan perhatian penuh dan program pendidikan yang khusus. Gangguan ini tidak ada obatnya.
 

Oppositional defiant disorder

Oppositional defiant disorder adalah pola tingkah laku berulang yang negatif, menantang, dan tidak taat.

Anak yang menderita Oppositional defiant disorder adalah keras kepala, sulit diatur, dan tidak patuh tanpa menjadi agresif secara fisik atau benar-benar mengganggu orang lain. Banyak anak yang belum sekolah dan anak pra remaja kadangkala menunjukkan tingkah laku yang melawan, tetapi

Ciri khas tingkah laku pada anak yang menderita Oppositional defiant disorder termasuk berdebat dengan orang dewasa; menjadi marah ; secara aktif menentang aturan dan perintah; menyalahkan orang lain untuk kesalahan mereka sendiri; dan menjadi marah, sebal, dan mudah jengkel. Anak ini tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah dan merasa bersalah jika mereka melakukan sesuatu yang sangat salah.

PENYEBAB
Tidak ada penyebab yang mendasari gangguan ini. Penyebab yang berkontribusi adalah kombinasi dari keturunan dan faktor lingkungan, termasuk:

   1. Disposisi alami seorang anak
   2. Keterbatasan atau keterlambatan dalam perkembangan kemampuan anak untuk memproses pikiran dan perasaan
   3. Kurangnya pengawasan
   4. Tidak konsisten atau disiplin keras
   5. Pelecehan atau pengabaikan
   6. Sebuah ketidakseimbangan kimia otak tertentu, seperti serotonin

GEJALA
Oppositional defiant disorder didiagnosa hanya jika tingkah laku berlangsung selama 6 bulan atau lebih dan cukup serius mengganggu fungsi sosial atau akademik. Kebanyakan, anak mengalami gangguan ini pada usia 8 tahun.

DIAGNOSA
Untuk dapat mendiagnosis oppositional defiant disorder, seorang anak harus memenuhi kriteria yang dituangkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM). Pedoman ini diterbitkan oleh American Psychiatric Association dan digunakan oleh pelaku kesehatan mental untuk mendiagnosa kondisi mental.

Kriteria oppositional defiant disorder untuk didiagnosis termasuk pola perilaku yang berlangsung sekurang-kurangnya enam bulan dan mencakup setidaknya empat dari:

   1. Sering kehilangan kesabaran
   2. Sering berargumen dengan orang dewasa
   3. Sering secara aktif menentang atau menolak untuk memenuhi permintaan orang dewasa "atau aturan
   4. Seringkali dengan sengaja mengganggu orang
   5. Sering menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kelakuan buruk nya
   6. Sering sensitif atau mudah terganggu oleh orang lain
   7. Sering marah dan kesal
   8. Sering dengki atau dendam

Perilaku ini harus lebih sering ditampilkan daripada teman sepantaran anak Anda.

Selain itu, untuk didiagnosis sebagai oppositional defiant disorder, gangguan perilaku anak meliputi:

   1. Harus menimbulkan masalah yang signifikan di tempat kerja, sekolah atau rumah
   2. Harus terjadi tersendiri, bukan sebagai bagian masalah kesehatan mental lain, seperti depresi atau gangguan bipolar
   3. Harus tidak memenuhi kriteria diagnostik gangguan perilaku atau, jika orang yang terkena lebih tua dari usia 18, gangguan kepribadian antisosial

Ini bisa sulit bagi dokter untuk memilah dan mengecualikan gangguan terkait lainnya - misalnya, gangguan attention-deficit/hyperactivity terhadap oppositional defiant disorder Kedua gangguan yang umumnya didiagnosis bersama-sama.

PENGOBATAN
Oppositional defiant disorder sangat tepat diobati melalui teknik mengendalikan tingkah laku yang mana termasuk pendekatan konsisten untuk disiplin dan secara tepat memperkuat tingkah laku pada keinginan tingkah laku. Orang tua dan guru bisa diajarkan teknik ini melalui konselor atau terapis anak.
 



Perilaku Bunuh Diri

Perilaku bunuh diri, sebuah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai diri sendiri, meliputi baik upaya bunuh diri dan benar-benar bunuh diri.

Bunuh diri langka pada anak sebelum pubertas dan sebagian besar masalah pada remaja, terutama diantara usia 15 dan 19, dan masa dewasa. Meskipun begitu, anak bunuh diri telah terjadi dan seharusnya tidak diabaikan pada sebelum remaja. setelah kecelakaan, bunuh diri adalah penyebab kematian pada remaja, menghasilkan 2.000 kematian per tahun di Amerika Serikat. Hal ini juga mungkin bahwa jumlah kematian menyebabkan kecelakaan, seperti yang berasal dari kendaraan bermotor dan senjata api, adalah bunuh diri yang ‘aktual.

Kebanyakan orang yang lebih muda berupaya untuk bunuh diri dibandingkan benar-benar sukses. Sebuah survei dilakukan oleh yayasan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit bahwa 28% siswa sekolah menengah atas telah berfikir untuk bunuh diri dan 8.3% telah berusaha untuk bunuh diri

Diantara para remaja di Amerika Serikat, anak laki-laki jumlahnya melebihi anak perempuan yang benar-benar bunuh diri lebih dari empat banding satu. Anak perempuan, meskipun begitu, 2 sampai 3 kali lebih mungkin berusaha bunuh diri dibandingkan anak laki-laki.

Faktor Resiko

Faktor Resiko untuk anak dan remaja bunuh diri

    * Preokupasi dengan tema abnormal
    * Perawatan kesehatan dan diri sendiri yang buruk (jika tia-tiba berubah)
    * Akses terhadap senjata api dan obat-obatan yang diresepkan
    * Penyalahgunaan alkohol dan obat
    * Riwayat keluarga pada bunuh diri
    * Perubahan suasana hati yang berubah, hubungan dengan teman sebaya, teman kelas
    * Suasana hati yang tertekan, gangguan nafsu makan atau tidur
    * Upaya bunuh diri sebelumnya

Berbagai faktor umumnya saling berhubungan sebelum bunuh diri dipikirkan menjadi perilaku bunuh diri. Sangat sering, terdapat masalah kesehatan mental yang mendasari dan memicu peristiwa yang sangat menekan. Contoh peristiwa yang sangat menekan termasuk kematian orang yang dicintai, kehilangan teman perempuan atau teman laki-laki, pindah dari lingkungan sekitarnya (sekolah, tetangga, teman), penghinaan oleh keluarga atau teman, gagal di sekolah, dan bermasalah dengan hukum. Peristiwa yang sangat menekan seperti berikut adalah cukup umum diantara anak-anak, meskipun begitu, dan jarang menyebabkan perilaku bunuh diri jika tidak terdapat masalah-masalah lain yang mendasari. Kedua masalah-masalah mendasar yang paling umum adalah depresi dan ‘alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Remaja dengan depresi mengalami perasaan putus asa dan tidak berdaya yang membatasi kemampuan mereka untuk mempertimbangkan solusi lain untuk masalah-masalah dengan segera. Penggunaan ‘alkohol dan obat-obatan merendahkan penghambat melawan tindakan berbahaya dan berhubungan dengan antisipasi pada konsekwensi-konsekwensi. Akhirnya, kendali impuls yang buruk adala sebuah faktor umum dalam perilaku bunuh diri. Para remaja berupaya bunuh diri adalah umumnya marah dengan anggota keluarga atau teman, tidak mampu untuk menyesuaikan kemarahannya, dan berbalik marah melawan diri sendiri.

Kadangkala perilaku bunuh diri dihasilkan ketika seorang anak mencontoh tindakan orang lain. Misalnya, bunuh diri yang dipublikasikan dengan baik, seperti pada selebritis, seringkali diikuti oleh bunuh diri atau upaya bunuh diri yang lain. Bunuh diri bisa mengikat dalam keluarga dengan sifat mudak terkena luka genetic sampai gangguan suasana hati.

GEJALA

Anak yang berusaha bunuh diri memerlukan evaluasi segera di bagian gawat darurat rumah sakit. Setiap jenis usaha bunuh diri harus dilakukan dengan serius, karena sepertiga dari mereka yang benar-benar bunuh diri mengalami usaha bunuh diri sebelumnya-kadangkala tampak sepele, seperti melakukan beberapa garukan dangkal pada pergelangan tangan atau menelan beberapa pil. Ketika orangtua atau pengurus anak meremehkan atau meminimalkan usaha bunuh diri yang tidak berhasil, anak bisa melihat ini sebagai sebuah tantangan, dan resiko pada bunuh diri berikutnya meningkat.

DIAGNOSA

Orangtua, dokter, guru dan teman kemungkinan pada posisi untuk mengidentifikasi siapa yang mungkin berusaha bunuh diri, terutama pada mereka yang telah melakukan perubahan baru-baru ini dalam perilaku. Anak-anak dan remaja seringkali mempercayai hanya teman sebaya mereka, yang harus diyakinkan untuk tidak menjaga rahasia yang bisa membuat kematian tragis pada anak yang bunuh diri. Anak yang terlalu cepat berpikir bunuh diri seperti ‘saya harap saya tidak pernah dilahirkan’ atau ‘saya ingin tidur dan tidak pernah terbangun’ beresiko, tetapi sehingga anak dengan tanda-tanda ringan, seperti menarik diri dari masyarakat, tinggal kelas, atau terpisah dari barang milik favorite. Pemerhati kesehatan professional memiliki dua kunci peranan : mengevaluasi keselamatan anak bunuh diri dan perlu untuk di opname, dan pengobatan berdasarkan kondisi, seperti depresi atau penyalahgunaan zat-zat terlarang.

Secara langsung menanyakan anak beresiko mengenai pemikiran dan rencana mengurangi, daripada meningkatkan, resiko dimana anak tersebut akan berusaha bunuh diri karena mengidentifikasi pikiran bunuh diri bisa menyebabkan intervensi. Hot line krisis, menyediakan bantuan selama 24 jam, tersedia di banyak perkumpulan, dan menyediakan akses yang siap untuk seorang simpatik yang bisa memberikan konseling segera dan bantuan dalam memperoleh perawatan lebih lanjut. Meskipun hal ini sulit untuk dibuktikan bahwa pelayanan ini secara nyata mengurangi jumlah kematian dari bunuh diri, mereka sangat membantu dalam mengarahkan anak dan keluarga untuk sumber daya yang tepat.

PENGOBATAN

Ketika ancaman dengan segera terhadap nyawa telah dihilangkan, dokter memutuskan apakah anak tersebut harus diopname. Keputusan tersebut tergantung pada tingkat resiko tetap tinggal dirumah dan kapasitas keluarga untuk memberikan dukungan dan keamanan fisik untuk anak tersebut. kesungguhan usaha bunuh diri bisa diukur dengan jumlah faktor-faktor, termasuk apakah upaya tersebut telah direncanakan dengan hati-hati daripada secara spontan, apakah langkah yang diambil untuk mencegah penemuan, jenis metode yang digunakan, dan apakah setiap luka telah benar-benar timbul. Hal ini kritis untuk sungguh-sungguh dibedakan dari konsekwensi actual ; misal, remaja yang mencerna pil yang tidak berbahaya yang dia (perempuan) atau dia (laki-laki) yakini mematikan harus dipertimbangkan pada resiko yang ekstrim. Jika opname tidak diperlukan, keluarga dari anak-anak pulang kerumah harus memastikan bahwa senjata api dibuang dari rumah sama sekali dan bahwa onat-obatan dan benda tajam dibuang atau benar-benar dikunci. 
 
 

Gangguan Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety Disorder)

Gangguan kecemasan berpisah ditandai dengan kegelisahan berlebihan mengenai jauh dari rumah atau terpisah dari orang atau kepada anak yang di sayangi.

Beberapa tahap kecemasan berpisah adalah normal dan dialami hampir setiap anak-anak, khususnya pada anak yang sangat kecil. Sebaliknya, gangguan kecemasan berpisah adalah kegelisahan berlebihan yang melebihi apa yang diharapkan untuk tingkat perkembangan anak. Kecemasan berpisah dipertimbangkan sebagai gangguan jika berlangsung setidaknya sebulan dan menyebabkan gangguan yang sangat berarti atau merusak fungsi. Durasi pada gangguan tersebut menggambarkan keparahannya.

Beberapa tekanan hidup, seperti kematian seorang keluarga, teman, atau binatang peliharaan atau pindah wilayah atau pindah sekolah, bisa memicu gangguan tersebut. Genetika yang mudah kena kegelisahan juga umumnya memainkan sebuah peranan kunci.

PENYEBAB

Anak dengan gangguan ini mengalami gangguan hebat ketika dipisahkan dari rumah atau dari orang yang mereka sayangi. Mereka seringkali perlu tahu dimana orang–orang dan terlalu sibuk dengan rasa takut bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi baik terhadap mereka atau terhadap orang yang mereka kasihi. Bepergian sendiri membuat mereka tidak nyaman, dan mereka bisa menolak untuk datang ke sekolah atau kemah atau untuk mengunjungi rumah teman. Beberapa anak tidak bisa tinggal sendirian di dalam sebuah ruangan, melekat pada orang tua atau membuntuti orangtua di sekitar rumah.

Kesulitan pada waktu tidur adalah sering terjadi. Anak dengan gangguan kecemasan berpisah bisa mendesak seseorang tetap tinggal di ruangan sampai mereka tertidur. Mimpi buruk bisa memperlihatkan ketakutan anak tersebut, seperti kerusakan pada keluarga melalui kebakaran atau bencana alam.

GEJALA

Karena seorang anak yang memiliki gangguan ini seringkali menghindari sekolah, sebuah tujuan segera pada pengobatan memungkinkan anak tersebut untuk kembali ke sekolah. Dokter, orangtua, dan anggota sekolah harus bekerja sebagai tim untuk memastikan anak tersebut segera kembali ke sekolah. Psikoterapi pribadi dan keluarga dan obat-obatan yang mengurangi kegelisahan bisa memainkan sebuah peranan penting.

Efek stress pada anak-anak

Perubahan yang sangat menekan pada kehidupan seorang anak, seperti pindah wilayah, perceraian orangtua, atau kematian anggota keluarga atau binatang peliharaan, bisa memicu gangguan penyesuaian. Gangguan penyesuaian adalah akut tetapi reaksi yang dibatasi waktu terhadap lingkungan yang menekan. Anak tersebut bisa mengalami gejala-gejala gelisah (misal, gugup, khawatir, dan takut), gejala-gejala pada depresi (misal, menyedihkan atau perasaan putus asa). Atau masalah-masalah perilaku. Gejala-gejala dan masalah-masalah tersebut mereda sebagaimana berkurangnya tekanan.

Gangguan stress posttraumatic adalah reaksi yang lebih ekstrem dan bisa terjadi setelah bencana alam (seperti angin topan, tornado, atau gempa bumi), kecelakaan, kematian, atau tindakan tidak berperikemanusiaan pada kekerasan, termasuk penyiksaan anak, anak tersebut biasanya gagal dalam upayanya untuk menghindari ingatan peristiwa tersebut, menderita keadaan gelisah yang terus menerus, bisa kembali mengalami peristiwa traumatic ketika bangun (flashback) atau tidur (mimpi buruk). Intervensi krisis biasanya diperlukan, dalam bentuk periode yang diperluas pada terapi perseorangan, kelompok, atau keluarga. Pengobatan dengan obat-obatan pengurang gelisah kemungkinan diperlukan.
 
 
 

Penyakit Manik Depresif

Penyakit manik depresif adalah gangguan dimana periode pada kegembiraan yang hebat dan perubahan eksitasi dengan periode depresi dan putus asa.

Anak secara normal mengalami perubahan suasana hati yang cukup sering, berawal dari bahagia dan aktif sampai murung dan menarik diri. Perubahan ini jarang mengindikasi penyakit mental jenis apapun. Penyakit manic depressive (juga disebut gangguan bipolar) adalah jauh lebih berat dibandingkan perubahan suasana hati yang normal dan jarang terjadi pada anak-anak, tetapi lebih sering terjadi dibandingkan apa yang diperkirakan sebelumnya. Lebih sering terjadi, yang bermula pada masa remaja atau awal masa dewasa.

PENYEBAB

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kecendrungan terhadap gangguan tersebut bisa menurun. Jarang, obat-obatan dengan efek perangsang, seperti amphetamine, yang kadangkala digunakan untuk gangguan kurang perhatian/terlalu aktif (ADHD), menghasilkan gejala-gejala pada anak yang serupa dengan penyakit manic-depressive.

GEJALA

Banyak anak dengan penyakit manik depresif memperlihatkan campuran mania-sebuah penyataan kegembiraan, eksitasi, berpikir cepat, sifat lekas marah, dan sombong (dimana anak tersebut merasa dia memiliki talenta besar atau telah membuat sebuah penemuan penting)-dan depresi. Mania dan depresi terjadi secara serempak atau dalam perubahan cepat. Selama peristiwa mania, tidur terganggu, anak tersebut bisa menjadi agresif, dan performa sekolah sering menurun. Anak dengan penyakit manic depressive tampak normal antara peristiwa, sebaliknya anak dengan hiperaktif, yang memiliki keadaan tetap pada aktivitas yang meningkat. Karena ADHD bisa menghasilkan beberapa gejala-gejala serupa, perbedaan diantara 2 keadaan tersebut adalah penting.

DIAGNOSA

Penyakit manik depresif diobati dengan obat-obatan penstabil suasana hati, seperti lithium, carbamazepine, dan valproate. Psikoterapi individu dan keluarga membantu anak dan keluarganya menghadapi konsekwensi pada gangguan tersebut.
 
 

Gangguan Asperger dan Perkembangan Pervasiv yang tidak Spesifik

Gangguan perkembangan pervasif ini berhubungan erat dengan penyakit autisme tetapi kurang parah.

Anak dengan gangguan Asperger menghalangi interaksi sosial mirip yang dipunyai anak dengan penyakit autisme, seperti stereotip atau kelakuan dan tindak-tanduk berulang dan ritual yang tak wajar. Tetapi, ketrampilan bahasa normal dan kadang-kadang superior dibanding seorang anak rata-rata, dan IQ normal.

Anak yang secara signifikan menghalangi interaksi sosial atau berprilaku stereotip tanpa semua gelagat penyakit autisme atau gangguan Asperger dianggap memilki gangguan perkembangan pervasif lain yang tidak ditetapkan (disingkat PDD-NOS). Anak dengan gangguan Asperger atau PDD-NOS cenderung memiliki fungsi dengan derajat yang lebih tinggi daripada anak dengan penyakit autisme dan mungkin dapat berfungsi secara mandiri. Anak dengan gangguan Asperger sering menanggapi dengan baik psikoterapi.
 
 

Gangguan Disintegratif Anak

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak, anak yang rupanya normal mulai bertindak lebih muda (mundur) sesudah usia 3.

Pada kebanyakan anak, perkembangan fisik dan jiwa terjadi dengan cepat. Sering terjadi pada anak untuk mengalami langkah mundur; misalnya, seorang anak yang terlatih ke WC sekali-sekali mengompol. Gangguan masa kecil disintegratif, tetapi, adalah kekacauan serius yang langka dimana seorang anak dengan usia lebih dari3 berhenti berkembang sevcara normal dan mengalami kemunduran pada banyak fungsi di bawahnya, biasanya mengikuti sakitnya gawat, seperti infeksi otak dan susunan syaraf.

Ciri anak dengan gangguan disintegratif masa kanak-kanak berkembang secara normal sam[ai usia 3 atau 4 tahun, mempelajari ketrampilan wicara, buang air dengan benar, dan memperlihatkan prilaku sosial yangs sesuai. Lalu, setelah beberapa minggu atau bulan anak cepat-marah dan murung, anak menjalani kemunduran nyata. Dia mungkin kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh dulunya, gerakan, atau ketrampilan sosial, dan dia mungkin tidak lagi mempunyai kontrol pada kandung kemih atau usus besarnya. Juga, anak mengalami kesukaran dengan interaksi sosial dan mulai melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi pada anak dengan penyakit autisme. Cukup sering anak lambat laun memburuk sampai derajat yang sangat terbelakang. Seorang dokter membuat diagnosa berdasarkan gejala dan pencarian untuk akar gangguan.

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup. 
 
 

Schizophrenia Pada Masa Kanak-Kanak

Sizofrenia (Schizophrenia) masa kecil adalah kekacauan parah yang melibatkan pemikiran dan prilaku sosial abnormal.

Sizofrenia di masa kecil cukup langka; biasanya berkembang di masa akhir remaja dan kedewasaan awal. Kalau sizofrenia timbul di masa kecil, biasanya mulai antara umur 7 tahun dan permulaan masa remaja.

Sizofrenia mungkin terjadi karena kelainan kimia di otak. Dokter tidak mengetahui apa yang menyebabkan kelainan ini, walaupun jelas bahwa ada keringkihan yang diwariskan dan bahwa tidak disebabkan oleh proses asuhan yang buruk atau perlawanan kondisi masa kecil.

GEJALA

Seorang anak dengan sizofrenia biasanya menjadi pendiam, kehilangan minat dalam aktivitas, dan berkembang mengubah berpikir dan persepsi. Gejala ini mungkin terus terjadi selama beberapa waktu sebelum berkembang. Sewaktu dewasa, anak dengan sizofrenia mungkin mengalami halusinasi, khayalan, dan paranoia, sering khawatir bahwa orang lain sedang bermaksud melukai mereka atau sedang menguasai pikiran mereka. Anak dengan sizofrenia biasanya sudah meredam emosi - baik suara mereka atau ekspresi muka bergantian untuk merespon terhadap situasi yang emosional.Peristiwa yang biasanya akan memaksa orang tertawa atau menangis mungkin tidak menghasilkan respon.Pada remaja, penyalahgunaan obat mungkin menyerupai gejala sizofrenia.

DIAGNOSA

Tidak ada pemeriksaan spesifik untuk sizofrenia. Seorang dokter mendasarkan diagnosa pada penilaian seksama gejala sepanjang waktu, uji psiklogis, dan dilura kejadian berdasarkan kondisi medis, seperti penyalahgunaan obat, penyakit tumor otak, dan gangguan lain.

PENGOBATAN

Sizofrenia masa kecil tidak bisa disembuhkan, walaupun halusinasi dan khayalan mungkin dikontrol dengan obat antipsikotik, seperti haloperidol, olanzapine, quetiapine, dan risperidone. Anak benar-benar rentan dengan akibat samping obat antipsikotik, seperti tremor, gerakan lambat, dan gangguan gerakan. Bantuan Psychologic dan support pendidikan bagi anak dan konseling untuk anggota keluarga penting untuk menolong tiap orang menanggulangi sakitnya dan akibatnya.

Anak dengan sizofrenia mungkin perlu diopname ketika gejala memburuk, agar dosis obat bisa diatur dan keamanan mereka bisa terjamin.
 
 

1 komentar:

  1. Makasih atas infonya min..
    Menambah wawasan tentang kesehatan.. Bermanfaat sekali ya..

    Kunjungi juga:
    http://www.healthymegazine.com/2015/02/cara-menurunkan-kolestrol-dengan-cepat.html#.VNXPCCusVrU

    BalasHapus