Senin, 03 Desember 2012

Infeksi Lain Anak


153.    Konjungtivitis Neonatorum (Oftalmia Neonatorum)
154.    Sepsis Neonatorum
155.    Pneumonia Pada Bayi Baru Lahir
156.    Listeriosis : Bisa Sebabkan Keguguran Pada Ibu Ham.
157.    Rubella (Campak Jerman) Kongenitalis
158.    Toksoplasmosis Kongenitalis
159.    Diare Infeksius Akut Pada Anak
160.    Infeksi Cacing Kremi


Konjungtivitis Neonatorum (Oftalmia Neonatorum)

Konjungtivitis Neonatorum (Oftalmia Neonatorum) adalah suatu infeksi pada konjungtiva (bagian putih mata) dan selaput yang melapisi kelopak mata.

PENYEBAB
Konjungtivitis neonatorum didapat ketika bayi melewati jalan lahir, dan organisme penyebabnya adalah bakteri yang biasanya ditemukan di vagina

Yang paling sering menyebabkan konjungtivitis neonatorum adalah Chlamydia. Bakteri lainnya adalah Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan Neisseria gonorrhoeae (bakteri penyebab gonore).
Virus juga bisa menyebabkan konjungtivitis neonatorum, yang paling sering adalah virus herpes simpleks.

GEJALA
Konjungtivitis karena Chlamydia biasanya timbul dalam waktu 5-14 hari setelah bayi lahir.
Infeksinya bisa ringan atau berat dan menghasilkan nanah (bisa sedikit ataupun banyak).

Konjungtivitis karena bakteri lainnya mulai timbul pada hari ke 4-21, bisa disertai ataupun tanpa pembentukan nanah.
Infeksi herpes simpleks bisa hanya menyerang mata atau bisa juga mengenai mata dan bagian tubuh lainnya.

Konjungtivitis karena bakteri gonore timbul pada hari ke 2-5 atau mungkin lebih awal (terutama jika selaput ketuban telah pecah sebelum waktunya dan infeksi sudah mulai timbul sebelum bayi lahir).

Apapun penyebabnya, kelopak mata dan bagian putih mata biasanya membengkak. Jika kelopak mata dibuka, maka nanah akan mengalir keluar.

Jika pengobatan ditunda, maka bisa terbentuk luka terbuka pada kornea sehingga bisa terjadi gangguan penglihatan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
Untuk menentukan organisme penyebabnya, contoh nanah diperiksa dengan mikroskop atau dibiakkan.

PENGOBATAN
Untuk mengobati konjungtivitis karena bakteri, diberikan salep yang mengandung polimiksin dengan basitrasin, eritromisin atau tetrasiklin, yang dioleskan langsung ke mata.
50% bayi yang menderita konjungtivitis klamidia juga menderita infeksi klamidia di bagian tubuh lainnya, kaena itu juga diberikan eritromisin per-oral (melalui mulut).

Konjungtivitis karena virus herpes diobati dengan obat tetes mata atau salep trifluridin dan salep idoksuridin.
Juga diberikan obat anti virus asiklovir dengan pertimbangan bahwa virus telah menyebar atau akan menyebar ke otak dan organ lainnya.

Salep kortikosteroid tidak diberikan karena akan memperburuk infeksi klamidia maupun infeksi virus herpes.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah konjungtivitis, kepada bayi baru lahir secara rutin diberikan salep atau tetes mata perak nitrat, eritromisin atau tetrasiklin.
Kepada bayi yang ibunya menderita gonore diberikan suntikan antibiotik seftriakson.
 
 

Sepsis Neonatorum

Sepsis Neonatorum adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir.

Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir.
Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki.

Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan muncul dalamw aktu 72 jam setelah lahir.
Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).

PENYEBAB
Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri.

Resiko terjadinya sepsis meningkat pada:
- Ketuban pecah sebelum waktunya
- Perdarahan atau infeksi pada ibu.

GEJALA
Bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik.
Gejala lainnya adalah:
- gangguan pernafasan
- kejang
- jaundice (sakit kuning)
- muntah
- diare
- perut kembung.

Gejalanya tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
# Infeksi pada tali pusar (omfalitis) bisa menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar
# Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak bisa menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
# Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
# Infeksi pada persendian bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
# Infeksi pada selaput perut (peritonitis) bisa menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Organsisme penyebab terjadinya infeksi bisa diketahui dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis maupun pembiakan terhadap contoh darah, air kemih maupun cairan dari telinga dan lambung.
Jika diduga suatu meningitis, maka dilakukan pungsi lumbal.

PENGOBATAN
Antibiotik diberikan melalui infus.
Pada kasus tertentu, mungkin perlu diberikan antibodi yang dimurnikan atau sel darah putih.

PROGNOSIS
25% bayi meninggal meskipun telah diberikan antibiotik dan perawatan intensif.
Angka kematian pada bayi prematur yang kecil adalah 2 kali lebih besar.
 
 

Pneumonia Pada Bayi Baru Lahir

Pneumonia adalah suatu infeksi pada paru-paru, dimana paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi gangguan pernafasan.

PENYEBAB
Pneumonia pada bayi baru lahir seringkali berawal dari pecahnya ketuban sebelum waktunya yang menyebabkan terjadinya infeksi pada cairan ketuban (amnionitis).
Janin terendam dalam cairan ketuban yang terinfeksi dan menghirupnya sehingga masuk ke dalam paru-paru. Terjadilah pneumonia, kadang disertai sepsis.

Pneumonia juga bisa terjadi beberapa minggu setelah bayi lahir, terutama pada bayi yang pernafasannya dibantu oleh ventilator.

GEJALA
Gejalanya bervariasi, mulai dari pernafasan yang cepat sampai kegagalan pernafasan dan tekanan darah yang sangat rendah (syok septik).

Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya timbul secara bertahap.
Jika bayi bernafas dengan bantuan ventilator, akan tampak bahwa jumlah lendir meningkat.
Kadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai dengan turun-naiknya suhu tubuh.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Contoh darah dan lendir dari saluran pernafasan diambil untuk dibiakkan.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- pemeriksaan darah untuk mengetahui jumlah sel darah putih dan trombosit
- rontgen dada.

PENGOBATAN
Antibiotik diberikan melalui infus.
 
 

Listeriosis : Bisa Sebabkan Keguguran Pada Ibu Hamil

Listeriosis adalah suatu infeksi oleh bakteri Listeria monocytogenes yang didapat sebelum lahir atau selama persalinan (dari ibu) atau sesudah lahir (di rumah sakit).

PENYEBAB
Bakteri Listeria monocytogenes.
Bakteri ini biasanya ditemukan pada hewan liar, hewan peliharaan, tanah dan air.

Pada manusia, bakteri ini seringkali menyebabkan septikemia atau meningitis.
Janin, bayi baru lahir dan ibu hamil sangat rentan terhadap bakteri ini.

Listeriosis pada ibu hamil yang terjadi pada awal kehamilan biasanya menyebabkan keguguran. Bakteri ini bisa melewati plasenta (ari-ari)
Listeriosis pada akhir kehamilan bisa menyebabkan kelahiran mati atau kematian bayi dalam beberapa jam setelah lahir.
Sekitar 50% janin yang terinfeksi pada akhir kehamilan akan meninggal.

Listeriosis biasanya ditularkan melalui makanan, yaitu produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi atau sayuran mentah yang terkontaminasi oleh bakteri Listeria.

GEJALA
Gejalanya bisa mulai timbul dalam waktau beberapa jam atau beberapa hari setelah bayi lahir, atau baru timbul beberapa minggu kemudian.

Infeksi pada ibu hamil bisa menyebabkan :
- keguguran atau kelahiran mati
- penyakit berat pada bayi baru lahir yang menyebabkan bayi meninggal dalam waktu beberapa jam setelah lahir.

Pada bayi baru lahir gejalanya berupa:
- nafsu makan berkurang
- lesu
- jaundice (sakit kuning)
- muntah
- ruam kulit
- peningkatan tekanan di dalam tulang tengkorak (akibat meningitis) bisa menyebabkan penonjolan ubun-ubun.

Infeksi yang timbul pada bayi yang berumur 5 hari atau lebih dan infeksi pada anak-anak sering terjadi sebagai meningitis. Gejalanya sama dengan meningitis akibat organisme lainnya.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- Pembiakan cairan ketuban
- Pembiakan darah
- Pembiakan air kemih
- Pembiakan cairan serebrospinalis.

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah meredakan infeksi melalui pemberian antibiotik, yaitu ampisilin intravena dengan gentamisin (atau trimetroprim-sulfametoksazol).

Infeksi yang ditularkan melalui plasenta memiliki angka kematian sebesar 50%.
Bayi yang bertahan hidup akan mengalami kerusakan saraf dan gangguan perkembangan.

PENCEGAHAN
Selama hamil, sebaiknya ibu menghindari kontak dengan hewan liar maupun hewan peliharaan.

Ibu hamil sebaiknya menghindarai pemakaian hasil olahan susu yang tidak dipasteurisasi atau sayuran mentah. 
 
 
 

Rubella (Campak Jerman) Kongenitalis

Rubella Kongenitalis adalah suatu infeksi oleh virus penyebab rubella (campak Jerman) yang terjadi ketika bayi berada dalam kandungan dan bisa menyebabkan cacat bawaan.

Istilah Jerman tidak ada hubungannya dengan negara Jerman, tetapi kemungkinan berasal dari bahasa Perancis kuno "germain" dan bahasa Latin "germanus", yang artinya adalah mirip atau serupa.

Sebelum ditemukan vaksin rubella pada tahun 1969, wabah rubella terjadi setiap 6-9 tahun. Wabah terutama menyerang anak-anak yang berusia 5-9 tahun dan dewasa, tetapi ada juga kasus yang menyebabkan rubella kongenitalis.
Saat ini, setelah pemakaian vaksin rubella, kasus rubella kongenitalis telah menurun secara dramatis dan hampir jarang terjadi.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah virus rubella, yang bisa ditemukan di tenggorokan, darah dan tinja penderita.

Penularan virus terjadi melalui percikan ludah dan cairan dari hidung dan tenggorokan. Tetapi penularan juga bisa terjadi melalui darah dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya.
Seorang penderita bisa menularkan virus ini 1 minggu sebelum timbulnya ruam kulit sampai 1 minggu setelah ruam kulit menghilang.

Pada anak-anak biasanya penyakit ini bersifat ringan, tetapi pada wanita hamil bisa menyebabkan rubella kongenitalis pada janin yang berada dalam kandungannya.
Rubella kongenitalis terjadi akibat perusakan oleh virus pada saat janin sedang berkembang. Saat yang paling kritis adalah trimester pertama. Setelah usia kehamilan mencapai lebih dari 4 bulan, infeksi rubella pada ibu tampaknya tidak membahayakan janin yang sedang berkembang.

Seorang ibu hamil yang tidak mendapatkan imunisasi rubella memiliki resiko menderita nfeksi rubella dan menularkannya kepada janinnya.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- ruam kulit (purpura atau peteki)
- berat badan lahir yang rendah
- mikrosefalus (kepala yang kecil)
- ubun-ubun menonjol
- lemas
- rewel
- gangguan pendengaran
- tuli
- kejang
- ketegangan otot abnormal
- kornea keruh atau pupilnya putih (leukokoria)
- keterbelakangan motorik
- keterbelakangan mental
- kelainan pada garis telapak tangan (simian crease).

Kelainan jantung bawaannya berupa:
- PDA (patent ductus arteriosus)
- Stenosis arteri pulmoner
- Koartasio aorta dan kelainan aorta lainnya
- Kelainan septum ventrikel (ventricular septal defect, VSD)
- Nekrosis otot jantung.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan adanya riwayat infeksi rubella pada ibu selama hamil (terutama pada trimester pertama).
Pemeriksaan mata menunjukkan:
- katarak
- glaukoma
- retinitis .

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- Pemeriksaan air kemih, lendir hidung-tenggorokan dan cairan serebrospinal (untuk menemukan virus)
- Skrining TORCH positif
- Kadar IgM (IgM khusus untuk rubella).

PENGOBATAN
Perawatan yang dilakukan tergantung kepada organ yang terkena:
# Gangguan pendengaran diatasi dengan pemakaian alat bantu dengar, terapi wicara dan memasukkan anak ke sekolah khusus
# Lesi jantung diatasi dengan pembedahan
# Gangguan penglihatan sebaiknya diobati agar penglihatan anak berada pada ketajaman yang terbaik
# Jika keterbelakangan mentalnya sangat berat, mungkin anak perlu dimasukkan ke institusi khusus.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah rubella kongenitalis, diberikan vaksinasi rubella sebelum hamil. Vaksin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil.
Semua wanita muda yang belum pernah menderita rubella harus divaksinasi dan baru boleh hamil 3 bulan setelah menjalani vaksinasi. 
 
 

Toksoplasmosis Kongenitalis

Toksoplasmosis Kongenitalis adalah suatu infeksi oleh parasit Toxoplasma gondii, yang ditularkan dari ibu selama janin berada dalam kandungan.

Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh dunia dan menginfeksi 1-8 dari 1000 bayi baru lahir.
Sekitar 50% ibu hamil yang terinfeksi akan melahirkan bayi dengan toksoplasmosis kongenitalis.
Jika ibu terinfeksi pada akhir kehamilan, maka resiko terjadinya infeksi pada janin adalah lebih besar; jika janin terinfeksi pada awal kehamilan maka penyakitnya biasanya lebih berat.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah parasit Toxoplasma gondii.

Toksoplasma menginfeksi kucing dan telurnya terdapat dalam kotoran kucing. Telur ini tetap menular selama berbulan-bulan.
Seorang wanita bisa tertular melalui tanah atau benda-benda yang terkontaminasi oleh kotoran kucing yang mengandung telur parasit.
Infeksi juga bisa ditularkan melalui daging yang belum matang (misalnya daging babi, sapi atau kambing).

GEJALA
Toksoplasmosis pada ibu biasanya bersifat ringan, tetapi infeksi pada janin bisa menyebabkan penyakit yang serius.

Toksoplasmosis kongenitalis ditandai dengan:
  • prematur
  • berat badan lahir rendah
  • hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
  • sakit kuning (jaundice)
  • anemia
  • petekie (bintik-bintik kecil berwarna keunguan akibat perdarahan di dalam kapiler/pembuluh darah yang sangat kecil)
  •  korioretinitis
  • kalsifikasi serebral (pengendapan kalsium di dalam otak)
  •  hidrosefalus
  • makrosefalus atau mikrosefalus
  • limfadenopati

Pada stadium lanjut, bisa ditemukan:
- kejang
- keterbelakangan mental
- berbagai kelainan neurologis (saraf)
- gangguan penglihatan
- gangguan pendengaran.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
# Titer antibodi pada ibu selama hamil
# USG perut
# Pemeriksaan cairan ketuban dan darah janin
# CT scan
# Pemeriksaan mata
# Pemeriksaan neurologis
# Pemeriksaan antibodi pada darah tali pusar dan cairan serebrospinal.

PENGOBATAN
Penularan dari ibu kepada janin bisa dicegah jika ibu meminum obat spiramycin.
Jika janin terinfeksi, kepada ibu hamil diberikan pirimetamin atau golongan sulfa.

Kepada bayi baru lahir diberikan pirimetamin, sulfadiazine adan asam folinat.
Peradangan pada bayi diatasi dengan pemberian kortikosteroid.

PENCEGAHAN
Ibu hamil sebaiknya menghindari kontak dengan tanah atau benda-benda yang kemungkinan tercemar oleh kotoran kucing.

Daging sebaiknya dimasak sampai betul-betul matang dan setelah mengolah daging mentah, tangan harus dicuci bersih. 
 
 
 

Diare Infeksius Akut Pada Anak

Diare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi.

PENYEBAB
Penyebab yang paling sering adalah infeksi oleh bakteri atau virus.

Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi.
Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang terkontaminasi.
Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus.

Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang penuh sesak.

GEJALA
Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.

Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan).
Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering.
Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

Tanda-tanda dehidrasi lainnya:
- penurunan berat badan
- penurunan frekuensi berkemih
- warna air kemih menjadi lebih gelap dan lebih pekat - denyut nadi cepat
- haus (rasa haus bisa ditunjukkan dengan menangis dan rewel)
- menangis tanpa air mata.

Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah putih.

Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.



PENGOBATAN
Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas.

ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu.
Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian.

Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotik karena infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan.
Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).

Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih. 
 
 
 

Infeksi Cacing Kremi

Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang terutama menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembangbiak di dalam usus.

PENYEBAB
Cacing Enterobius vermicularis

Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Pertama, telur cacing pindah dari daerah sekitar anus penderita ke pakaian, seprei atau mainan. Kemudian melalui jari-jari tangan, telur cacing pindah ke mulut anak yang lainnya dan akhirnya tertelan.
Telur cacing juga dapat terhirup dari udara kemudian tertelan.

Setelah telur cacing tertelan, lalu larvanya menetas di dalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam usus besar (proses pematangan ini memakan waktu 2-6 minggu).
Cacing dewasa betina bergerak ke daerah di sekitar anus (biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di dalam lipatan kulit anus penderita.
Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan ini dan gerakan dari cacing betina inilah yang menyebabkan gatal-gatal.

Telur dapat bertahan hidup diluar tubuh manusia selama 3 minggu pada suhu ruangan yang normal. Tetapi telur bisa menetas lebih cepat dan cacing muda dapat masuk kembali ke dalam rektum dan usus bagian bawah.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- rasa gatal hebat di sekitar anus
- rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)
- kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing betina dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya disana)
- nafsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada infeksi yang berat)
- rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke dalam vagina)
- kulit di sekitar anus menjadi lecet atau kasar atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).


KOMPLIKASI
# Salpingitis (peradangan saluran indung telur)
# Vaginitis (peradangan vagina)
# Infeksi ulang.

DIAGNOSA
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidu pada malam hari.
Cacing kremi berwarna putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak.

Telur maupun cacingnya bisa didapat dengan cara menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar anus, pada pagi hari sebelum anak terbangun.
Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada kaca objek dan diperiksa dengan mikroskop.

PENGOBATAN
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat anti-parasit mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat.
Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada yang lainnya.

Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah sekitar anus sebanyak 2-3 kali/hari.

Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus dibuang ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan.
Pakaian, seprei dan mainan anak sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.

Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi adalah: # Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
# Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
# Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
# Mencuci jamban setiap hari
# Menghindari penggarukan daerah anus karena bisa mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang dipegang/disentuhnya
# Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut.

PENCEGAHAN
Sangat penting untuk menjaga kebersihan pribadi, dengan menitikberatkan kepada mencuci tangan setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan.
Pakaian dalam dan seprei penderita sebaiknya dicuci sesering mungkin.
 

1 komentar:

  1. Play Blackjack at Harrah's Casino & Racetrack - Mapyro
    This casino and racetrack features a 24/7 casino and 100% match 구리 출장샵 deposit 통영 출장마사지 match bonus up to $250. You can also use 고양 출장샵 the bonus up to 안성 출장안마 $100 and 100 안산 출장마사지

    BalasHapus