Minggu, 02 Desember 2012

Masalah pada Remaja

196.    Obesitas Pada Remaja
197.    Perawakan Pendek
198.    Kontrasepsi dan Kehamilan Remaja
199.    Penyalahgunaan Obat dan Penggunaan Zat Terlarang
200.    Masalah di Sekolah
201.    Kematangan Seksual Yang Tertunda
202.    Masalah Tingkah Laku Pada Remaja


Obesitas Pada Remaja

Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebihan.

Obesitas dua kali lebih sering terjadi pada remaja semenjak 30 tahun yang lalu. Meskipun kebanyakan komplikasi pada obesitas terjadi pada masa dewasa, remaja yang kegemukan lebih mungkin dibandingkan dengam remaja lainnya memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2. Meskipun lebih sedikit dibandingkan sepertiga orang dewasa gemuk yang obesitas adalah remaja, kebanyakan remaja yang kegemukan tetap kegemukan ketika dewasa.

Faktor yang mempengaruhi obesitas pada remaja adalah sama seperti pada orang dewasa. Orangtua seringkali memperhatikan bahwa obesitas adalah hasil dari jenis penyakit endokrin, seperti jipertiroid, tetapi beberapa gangguan jarang menjadi penyebab. Anak remaja dengan pertambahan berat badan yang disebabkan oleh gangguan endokrin biasanya berperawakan pendek dan memiliki tanda lain pada kondisi yang mendasarinya. Kebanyakan remaja yang obesitas hanya karena makan terlalu banyak dan sedikit berolahraga. Karena stigma masyarakat melawan obesitas, banyak remaja obesitas memiliki gambar diri kurang dan menjadi tambah pendiam dan terisolasi secara sosial.

Intervensi untuk remaja yang obesitas harus memfokuskan pada pembentukan makanan kesehatan dan kebiasaan berolahraga dibandingkan menghilangkan berat badan dalam jumlah tertentu. Asupan kalori dikurangi dengan mempertahankan makanan seimbang pada makanan hari-hari, membuat perubahan tetap pada kebiasaan makan, dan meningkatkan aktifitas fisik. Camp musim panas untuk remaja obesitas biasanya membantu mereka menghilangkan jumlah berat badan yang signifikan, namun tanpa usaha melanjutkan, berat badan biasanya kembali lagi. Konseling membantu remaja menghadapi masalah mereka, termasuk kurang mengagumi diri sendiri, bisa membantu.

Obat-obatan yang mengurangi berat badan biasanya tidak digunakan selama remaja karena memperhatikan mengenai keselamatan dan kemungkinan penyalahgunaan. Salah satu pengecualian untuk remaja obesitas dengan sejarah kesehatan keluarga yang kuat pada diabetes jenis 2 ; mereka yang beresiko tinggi terkena diabetes. Obat metformin, yang digunakan untuk mengobati diabetes, bisa membantu mereka menghilangkan berat badan dan juga memperkecil resiko menjadi diabetes.
 
 

Perawakan Pendek

Perawakan pendek adalah tinggi di bawah normal untuk anak seusianya (berdasarkan grafik standar untuk umur dan tinggi badan).

Kelenjar di bawah otak mengatur jumlah hormon pertumbuhan yang diproduksi, dimana faktor penting dalam menentukan tinggi seseorang. Jika kelenjar pituarity menghasilkan sedikit hormon pertumbuhan, pertumbuhan lambat tidak normal dan perawakan pendek dengan proporsi yang normal (pituarity mengerdil) bisa dihasilkan. Kebanyakan anak pendek, bagaimanapun juga, memiliki kelenjar pituarity dengan fungsi yang normal dan pendek karena dorongan pertumbuhan mereka terlambat atau orangtua mereka relatif pendek. Penyakit kronis yang mempengaruhi jantung, paru-paru, ginjal, atau usus bisa juga menghasilkan perawakan pendek. Ketidaknormalan pada tulang juga bisa mengarah kepada perawakan yang sangat pendek.

PENGOBATAN

Pituarity mengerdil diobati dengan hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan juga kadangkala digunakan untuk meningkatkan tinggi badan pada anak yang berperawakan pendek namun kelenjar pituarity berfungsi secara normal, tetapi penggunaan ini kontroversial. Beberapa orangtua berpikir bahwa perawakan pendek adalah sebuah gangguan, namun kebanyakan para dokter tidak menyetujui penggunaan hormon pertumbuhan pada anak ini. Dengan mengabaikan penyebab perawakan pendek, hormon pituarity efektif hanya jika digunakan sebelum piring pertumbuhan pada pada tulang panjang tidak aktif. Sinar X bisa membantu menentukan apakah piring pertumbuhan tidak aktif.
 
 
 

Kontrasepsi dan Kehamilan Remaja

Meskipun remaja bisa terlibat di dalam hubungan seksual, banyak remaja yang aktif secara seksual tidak mendapatkan informasi yang penuh mengenai kontrasepsi, kehamilan, dan penyakit kelamin menular, termasuk infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV). Menuruti kata hati, kurang perencanaan, dan penggunaan obat dan alkohol secara bersamaan mengurangi kemungkinan para remaja akan menggunakan pengendali dan alat proteksi kehamilan.

Metode kontrasepsi untuk orang dewasa apapun dapat digunakan oleh remaja. Masalah antara remaja dan kontrasepsi berkisar pada kepatuhan. Misalnya, banyak remaja perempuan menggunakan kontrasepsi oral lupa untuk meminumnya secara teratur atau berhenti menggunakannya untuk berbagai macam alasan-seringkali tidak menggantikannya dengan bentuk lain pengendali kehamilan. Beberapa anak perempuan merasa tidak kuasa untuk meminta pasangan laki-laki mereka untuk menggunakan kondom selama berhubungan seksual. Anak laki-laki biasanya tidak suka menggunakan kondom.

Karena remaja adalah tahap transisi dalam kehidupan, kehamilan bisa menambah stress emosional yang berarti. Remaja yang hamil dan pasangannya cenderung putus sekolah atau berhenti bekerja, oleh sebab itu memperburuk status ekonomi mereka, merendahkan harga diri mereka, dan hubungan pribadi yang menegang.

Remaja yang hamil, terutama sekali yang sangat muda dan mereka yang tidak mendapatkan perawatan sebelum melahirkan, dibandingkan wanita di usia 20 tahunan lebih sering mengalami masalah kesehatan seperti anemia dan toksemia. Bayi dari ibu muda (khususnya ibu berusia di bawah 15 tahun) lebih sering dilahirkan secara prematur dan memiliki berat lahir rendah. Meskipun begitu, dengan perawatan sebelum melahirkan yang baik, remaja yang lebih tua tidak memiliki resiko tinggi masalah kehamilan dibandingkan orang dewasa dengan latar belakang yang serupa.

Melakukan aborsi tidak menghilangkan masalah psikis pada kehamilan yang tidak diharapkan-baik remaja perempuan dan pasangannya. Krisis emosi bisa terjadi ketika kehamilan didiagnosa, ketika keputusan untuk melakukan aborsi dibuat, segera setelah aborsi dilakukan, ketika bayi dilahirkan, dan pada tanggal perayaannya. Konseling keluarga dan pendidikan mengenai cara kontrasepsi, untuk keduanya baik anak laki-laki maupun perempuan, bisa sangat membantu.

Orangtua bisa melakukan reaksi yang berbeda ketika anak perempuan mereka mengatakan bahwa dia hamil atau anak laki-laki mereka mengatakan pacarnya hamil. Emosi bisa berkisar dari apatis sampai kekecewaan dan kemarahan. Hal ini penting untuk orangtua untuk mengekspresikan dukungan mereka dan kerelaan mereka untuk membantu remaja memilah-milah pilihan mereka. Orangtua dan remaja perlu berkomunikasi secara terbuka mengenai aborsi, adopsi, dan tugas orangtua-semua pilihan yang sulit bagi remaja untuk berjuang sendirian.
 

 

Penyalahgunaan Obat dan Penggunaan Zat Terlarang

Penggunaan zat terlarang diantara para remaja terjadi pada kisaran dari coba-coba hingga ketergantungan. Cakupan konskwensi dari tidak ada sampai mengancam nyawa, tergantung kepada zat-zat terlarang tersebut, keadaan, dan frekwensi pada penggunaannya. Meskipun begitu, bahkan penggunaan yang tidak rutin bisa menghasilkan bahaya yang berarti, seperti kelebihan dosis, kecelakaan kendaraan bermotor, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Meskipun percobaan dan pemakaian yang tidak rutin sering terjadi, ketergantungan obat tetap mengancam.

Alkohol adalah zat terlarang yang paling sering digunakan oleh para remaja. Sekitar 80% anak sekolah menengah ke atas dilaporkan mencoba alkohol; beberapa terlibat dalam pesta minuman keras, yang didefinisikan melakukan lebih dari lima kali minum tidak putus. Terdapat faktor resiko untuk apakah seorang remaja akan mencoba alkohol. Keturunan bisa menjadi sebuah faktor, remaja yang memiliki anggota keluarga yang alkoholik harus berhati-hati terhadap resiko tersebut. Remaja yang teman dan saudara kandungnya minum berlebihan dapat berfikir kebiasaannya bisa diterima. Meskipun pengaruh ini, orangtua bisa membuat sebuah perbedaan dengan jelas menyampaikan harapan kepada remaja mereka mengenai minuman keras, membuat batas secara konsisten, dan memantau remaja tersebut.

Sebagian besar orang dewasa yang merokok mulai merokok selama remaja. Hampir satu sampai lima dari peringkat kesembilan melaporkan merokok secara teratur. Jika seorang remaja mencapai usia 18 sampai 19 tahun tidak menjadi seorang perokok, hal ini sangat mungkin bahwa dia tidak akan menjadi seorang perokok ketika dewasa.

Faktor yang meningkatkan kemungkinan seorang remaja merokok memiliki orangtua yang merokok (faktor tunggal yang paling bisa diprediksi), teman sebaya yang merokok, dan kurang harga diri. Menggunakan zat-zat terlarang lain yang dilarang juga sebuah faktor. Orangtua bisa mencegah remaja mereka dari merokok dengan dirinya sendiri berhenti merokok (atau pemberhentian), dengan diskusi bahaya tembakau secara terbuka, dan meyakinkan remaja yang telah merokok untuk berhenti dan mencari bantuan medis dalam berhenti jika diperlukan.

Penggunaan zat-zat kimia yang terlarang pada remaja, meskipun secara keseluruhan menurun dalam beberapa tahun terakhir, tetap tinggi. Pada tahun 2000, sekitar 54 % pada usia dua belas dilaporkan telah mabuk; 49% dilaporkan menggunakan mariyuana; 16% amphetamine; 13% halusinogen; 9 % obat tidur; 9 % kokain; dan 20 % heroin. Penggunaan methylenedioxymethamphetamine (ekstasi), tidak seperti di toko-toko obat yang disebutkan, meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir, dengan 11% pada umur dua belas melaporkan menggunakannya kadang-kadang. Data ini dari Amerika Serikat.

Lebih dari 6% anak laki-laki di sekolah tinggi, termasuk beberapa orang yang bukan atlit menggunakan anabolic steroid setidaknya sekali. Masalah yang utama dengan penggunaan anabolic steroid pada remaja adalah penutupan pertumbuhan lapisan pada ujung tulang lebih cepat, mengakibatkan perawakan pendek yang tetap. Efek samping lainnya yang terjadi pada remaja dan maupun orang dewasa.

Remaja yang berusia 12 sampai 14 tahun kemungkinan terlibat dalam penggunaan zat-zat terlarang. Meskipun terdapat faktor resiko pada remaja yang menyebabkan penggunaan zat-zat kimia, hal ini sulit untuk diprediksi remaja mana yang akan terlibat dalam bentuk yang paling serius pada penyalahgunaan. Orangtua harus melihat tingkah laku yang tidak menentu pada remaja mereka, mood yang berubah-ubah, perubahan teman, performa sekolah yang merosot. Jika orangtua memperhatikan tingkah laku ini, mereka harus membicarakan perhatian mereka dengan remaja tersebut dan dokternya.

Dokter bisa membantu menilai apakah seorang remaja memiliki masalah dengan penggunaan zat-zat kimia. Beberapa orangtua hanya membawa remaja tersebut menuju seorang dokter meminta dia melakukan pemeriksaan air kencing terhadap obat.

Terdapat beberapa poin untuk orangtua ingat : dokter tidak dapat memaksa remaja tersebut untuk menggunakan tes obat jika dia menolak. Hasil dari tes urin kemungkinan negatif palsu; faktor yang mempengaruhi adalah metabolisme pada obat tersebut dan waktu terakhir kali menggunakan obat. Yang paling penting, dengan sebuah atmosfir tuduhan dan konfrontasi, hal itu akan menjadi sulit untuk dokter untuk memperoleh sebuah riwayat remaja tersebut, yang merupakan kunci untuk membuat diagnosa.

Jika dokter berpikir remaja tersebut tidak memiliki masalah, dia bisa merujuk kepada ahli dengan pengalaman dalam penyalahgunaan zat-zat kimia; orang ini bisa membuat diagnosa dan memastikan pengobatan yag diperlukan. Pengobatan untuk remaja adalah serupa kepada orang dewasa tetapi biasanya dilakukan dibandingkan dengan remaja lain
 
 

Masalah di Sekolah

Di sekolah merupakan sebagian besar waktu keberadaan remaja. Kesulitan dalam hampir semua masalah hidup seringkali dimanifestasikan sebagai masalah-masalah sekolah.

Masalah-masalah sekolah selama tahun-tahun remaja kemungkinan hasil dari pemberontakan dan suatu keinginan untuk bebas. Sangat jarang, disebabkan gangguan kesehatan jiwa, seperti kegelisahan atau depresi. Penggunaan zat-zat, kekerasan dan konflik keluarga juga menjadi penyebab umum masalah-masalah sekolah. Kadangkala, penempatan akademis yang tidak sesuai-terutama sekali pada remaja yang mengalami ketidakmampuan belajar atau keterlambatan mental ringan yang tidak segera diketahui di dalam hidup-menyebabkan masalah-masalah sekolah. Umumnya, remaja dengan masalah-masalah sekolah yang signifikan harus menjalani tes pengetahuan dan evaluasi kesehatan mental. Masalah-masalah yang khusus diobati bila diperlukan, dan dukungan umum dan dorongan dilakukan.

kegagalan akademis. Masalah-masalah yang mulai terjadi di lingkungan anak-anak, seperti kurang perhatian/gangguan hiperaktif (ADHD) dan gangguan belajar, bisa berlanjut untuk menyebabkan masalah-masalah sekolah pada remaja.

Antara 1 % - 5 % remaja mengalami ketakutan memasuki sekolah. Ketakutan ini kemungkinan sama rata atau berhubungan dengan orang tertentu (seorang guru atau pelajar lain) atau peristiwa di sekolah (seperti kelas pengetahuan fisik). Remaja bisa mengalami gejala-gejala fisik, seperti sakit perut, atau bisa sederhana menolak pergi ke sekolah. Personil sekolah dan anggota keluarga harus mengidentifikasi alasannya, jika banyak, untuk rasa takut dan mendorong remaja tersebut untuk masuk sekolah.

Remaja yang sering bolos atau keluar dari sekolah telah menyadari keputusannya untuk menghindari sekolah. Remaja ini biasanya mencapai akademis yang minim dan memiliki sedikit kesuksesan atau kepuasan dari kegiatan yang berhubungan dengan sekolah. Mereka seringkali terlibat dengan tingkah laku yang beresiko tinggi, seperti melakukan seks yang tidak aman, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam keributan. Remaja dengan resiko keluar dari sekolah harus diberi perhatian pada pilihan pendidikan yang lainnya, seperti pelatihan kejuruan dan prgogram alternatif lainnya.
 
 

Kematangan Seksual Yang Tertunda

Kematangan seksual yang tertunda adalah terlambatnya pubertas dan perkembangan pada organ seksual.

Datangnya kematangan seksua (pubertas) terjadi ketika salah satu bagian pada otak, hypothalamus, mengirimkan sinyal kimia ke bagian lain pada otak, kelenjar pituitary. Sinyal tersebut memberitahukan kelenjar pituitary untuk mulai melepaskan hormon yang disebut gonadotropin, yang merangsang perkembangan organ seksual (testis pada anak laki-laki dan ovarium pada anak perempuan). Organ yang berkembang mengeluarkan hormon seks, seperti testosteron (pada laki-laki) dan estrogen (pada perempuan). Hormon ini menyebabkan perkembangan sifat seksual, termasuk pubis dan rambut ketiak di kedua jenis kelamin, rambut wajah dan massa otot pada laki-laki, dan pertumbuhan payudara pada anak perempuan, dan hasrat seksual (libido).

Beberapa remaja tidak mulai perkembangan seksual mereka pada usia biasanya. Penundaan kemungkinan sangat normal, dan pada beberapa keluarga kematangan seksual cenderung terjadi kemudian. Pada beberapa remaja, tingkat perkembangan sebelum pubertas biasanya normal, dan mereka sebaliknya terlihat sehat. Meskipun dorongan perkembangan dan kematangan seksual tertunda, mereka kadangkala terproses secara normal.

Berbagai macam gangguan, seperti diabetes mellitus, penyakit peradangan lambung, penyakit ginjal, kista fibrosis, dan anemia, bisa menunda atau mencegah perkembangan seksual. Perkembangan kemungkinan ditunda pada anak remaja yang menerima radiasi terapi atau kemoterapi kanker. Para remaja, terutama sekali perempuan, yang menjadi sangat rapuh karena olahraga yang berlebihan atau diet seringkali memiliki kelambatan kematangan seksual, termasuk tidak menstruasi.

PENYEBAB

Terdapat banyak penyebab yang tidak umum pada kematangan seksual yang tertunda. Ketidaknormalan kromosom (seperti sindrom Turner pada anak perempuan dan sindrom Klinefelter pada anak laki-laki dan gangguan genetik lain bisa mempengaruhi produksi hormone). Tumor yang merusak kelenjar pituitary atau hypothalamus bisa menurunkan kadar gonadotropin atau menghentikan produksi hormon bersamaan. Infeksi penyekit gondok bisa merusak testis dan mencegah pubertas.

GEJALA

Pada anak laki-laki, gejala kematangan seksual yang tertunda adalah berkurangnya pelebaran testis pada usia 13 ½ tahun, berkurangnya rambut pubis di usia 15 tahun, atau hilangnya waktu lebih dari 5 tahun dari awal sampai penyelesaian pelebaran kelamin. Pada wanita, gejala-gejala tersebut adalah perkembangan payudara yang berkurang di usia 13 tahun, lebih dari 5 tahun dari awal pertumbuhan payudara ke periode menstruasi pertama, rambut pubis berkurang di usia 14 tahun, atau gagal untuk menstruasi di usia 16 tahun. perawakan pendek (short stature) bisa mengindikasi keterlambatan kematangan baik pada anak laki-laki dan perempuan.

Meskipun masa remaja biasanya tidak nyaman karna menjadi berbeda dengan teman sebaya mereka, anak laki-laki terutama mungkin merasa terganggu secara psikologis dan malu karena terlambat pubertas. Anak perempuan yang tetap kecil dan tidak matang secara seksual dibandingkan teman sebaya mereka bukan merupakan gangguan yang cepat diktehaui.

DIAGNOSA

Jika remaja tampak sehat dan tidak memiliki tanda pada gangguan apapun-terutama jika anggota keluarga terlambat untuk matang-dokter bisa memilih untuk menunggu 6 sampai 12 bulan sebelum melakukan tes lebih luas. Setelah waktu itu, sinar X seringkali digunakan untuk memeriksa kematangan tulang. Remaja yang kematangan tulangnya tertunda lebih mungkin mengalami kematangan seksual tertunda. Mereka memerlukan tes darah untuk mengukur kadar hormon yang bervariasi, seperti tes untuk diabetes, anemia, dan gangguan lain yang bisa menghambat perkembangan seksual. Kadangkala analisa kromosom kemungkinan dilakukan. Computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) kemungkinan dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terdapat tumor otak.

PENGOBATAN

Pengobatan untuk kematangan seksual tertunda tergantung pada penyebabnya. Ketika gangguan kronis mendasar telah diobati, kematangan biasanya berhasil. Remaja yang secara alami terlambat berkembang tidak perlu diobati, meskipun jika remaja sangat terganggu oleh kurangnya perkembangan atau perkembangan sangat tertunda, beberapa dokter bisa memberikan suplemen hormon seksual untuk memulai proses dengan segera. Gangguan genetik tidak dapat disembuhkan, meskipun hormon pengganti bisa membantu pembentukan karateristik seksual. Operasi kemungkinan diperlukan untuk remaja dengan tumor. 
 
 
 

Masalah Tingkah Laku Pada Remaja

Masa remaja adalah waktu untuk mengembangkan kemandirian. Biasanya, remaja melatih kebebasan mereka dengan mempertanyakan peraturan orang-tua mereka, dimana kadang-kadang melanggar aturan. Orang-tua dan dokter harus membedakan kesalahan situasional terhadap keputusan dari tingkat prilaku menyimpang yang memerlukan intervensi profesional. Keparahan dan frekuensi pelanggaran sebagai pemandu. Misalnya, minum minuman keras untuk sosial, sering berkelahi, sering membolos dan pencurian ialah lebih berarti daripada episode terisolasi aktivitas yang sama. Tanda peringatan lainnya termasuk memburuknya prestasi di sekolah dan kabur dari rumah.

Anak kadangkala terlibat dalam konfrontasi fisik. Tetapi, selama masa remaja, frekuensi dan keparahan interaksi tindak kekerasan bertambah. Walaupun episode tindak kekerasan di sekolah sangat kentara, remaja dapat lebih banyak terlibat dengan kekerasan (atau lebih sering mengancam melakukan tindak kekerasan) di rumah dan di luar sekolah. Banyak faktor, termasuk persoalan perkembangan, keanggotaan geng, akses mendapat senjata api, penyalahgunaan, dan kemiskinan, membantu meningkatkan risiko tindak kekerasan bagi remaja. Perhatian khusus perlu diberikan pada remaja yang, terlbat dalam persengketaan, dapat menyebabkan luka serius atau memakai senjata.

Karena remaja adalah lebih mandiri dan bebas daripada mereka sebagai anak, mereka sering di luar kontrol fisik orang dewasa secara langsung. Pada situasi ini, kelakuan remaja ditentukan oleh akhlak mereka sendiri dan kode etis. Tuntunan Orang-tua lebih baik secara langsung menguasai tindakan remaja. Remaja yang merasa kehangatan dan mendapat bantuan dari orang-tua mereka jarang terlibat dalam prilaku yang berisiko. Juga, orang-tua yang menyampaikan harapan dengan jelas berhubungan dengan kelakuan remaja mereka dan yang menunjukkan batas dan pengontrolan yang konsisten jarang mempunyai remaja yang terlibat dalam prilaku yang berisiko. Wewenang tindakan orang tua, sebagai orang tua kasar atau pemaaf, paling besar mempengaruhi prilaku kedewasaan.

Wewenang orang-tua biasanya memakai sistem tingkat hak istimewa, di mana remaja awalnya diberi sedikit tanggung jawab kecil dan kebebasan (seperti memilihara binatang piaraan, mengerjakan tugas rumahtangga, memilih pakaian, atau menghiasi kamarnya). Jika remaja mengurus tanggung jawab ini secara pantas sepanjang waktu, kebebasan bertambah. Penyalahgunaan kebebasan ditangani dengan mengambil hak istimewa. Setiap pertambahan kebebasan mengharuskan perhatian seksama orang-tua utnuk memastikan remaja ada di mana dan dengan siapa dia berhubungan, kembali dengan waktu tepat, dan sebagainya.

Beberapa orang-tua dan remaja mereka bertentangan hampir dalam segala hal. Pada situasi ini, persoalan utama adalah benar-benar masalah control - remaja ingin merasa dakam kontrol hidup mereka dan orang-tua mereka menghendaki supaya remaja tahu mereka masih mematuhi peraturan. Padai situasi ini, tiap orang dapat mengambil keuntungan dari orang-tua yang memusatkan usaha mereka pada kegiatan remaja (menghadiri sekolah, menjalankan tanggung jawab rumahtangga) daripada ekspresi (berpakaian, model rambut, hiburan yang disuka).

Remaja yang kelakuannya masih membahayakan atau tindakan lain yang tak dapat diterima meskipun ada usaha terbaik orang-tua mereka mungkin memerlukan intervensi profesional. Penyalahgunaan obat adalah pemicu umum dari masalah prilaku dan sering memerlukan terapi spesifik. Masalah prilaku mungkin menjadi tanda pertama depresi atau gangguan kesehatan jiwa lain. Seperti gangguan biasanya memerlukan pengobatan dengan obat seperti memberi nasehat. Pada kasus ekstrim, beberapa remaja juga mungkin memerlukan intervensi hukum dengan bentuk masa percobaan. 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar