Minggu, 02 Desember 2012

Penyakit Pernafasan


203.    Krup : Infeksi Virus sebabkan Peradangan Saluran N...
204.    Bronkiolitis
205.    Batuk-Sesak Nafas (Croup) pada Anak
206.    Asma Pada Anak


Krup : Infeksi Virus sebabkan Peradangan Saluran Nafas Atas

Krup (Laringotrakeobronkitis) adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran pernafasan bagian atas (laring, trakea dan bronkus). Krup ditandai dengan batuk kering dan sesak nafas.

PENYEBAB
Krup biasanya disebabkan virus para-influenza, respiratory syncytial virus (RSV) and virus influenza A dan B.
Virus tersebut banyak ditemukan di dalam udara dan ditularkan melalui percikan air ludah atau melaui benda-benda yang terkontaminasi oleh ludah penderita.
Krup paling sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 6 bulan - 3 tahun.

Pada kasus yang berat, bisa terjadi superinfeksi oleh bakteri. Keadaan ini disebut trakeitis bakterial dan harus diatasi dengan antibiotik.
Jika terjadi infeksi pada epiglotis, seluruh pipa udara bisa membengkak dan bisa berakibat fatal.

GEJALA
Krup biasanya diawali dengan gejala yang menyerupai flu.
Terjadi pembengkakan pada saluran pernafasan sehingga saluran udara menyempit dan penderita mengalami gangguan pernafasan. Gangguan pernafasan, batuk kering dan suara serak biasanya pertama kali muncul pada malam hari.
Gangguan pernafasan menyebabkan anak terbangun dari tidurnya. Pernafasannya menjadi cepat dan dalam, dan separuh penderita mengalami demam.
Keadaan anak akan membaik di pagi hari, tetapi kembali memburuk pada malam hari.

Krup biasanya berlangsung selama 3-4 hari.
Krup yang sering kambuh disebut krup spasmodik, yang mungkin disebebkan oleh alergi, tetapi biasanya diawali oleh infeksi virus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- stridor (bunyi pernafasan yang bernada tinggi)
- sianosis (warna kulit menjadi kebiruan karena kekurangan oksigen)
- retraksi interkostal (meningkatnya pemakaian otot-otot leher dan dada sebagai usaha untuk bernafas).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya retraksi interkostal pada saat anak menghirup nafas.
Pemeriksaan dengan stetoskop menunjukkan adanya wheezing (bunyi nafas mengi), fase inspirasi (penghirupan udara) dan ekspirasi (penghembusan udara) yang memanjang dan berkurangnya suara pernafasan.
Rontgen leher bisa menunjukkan adanya penyempitan trakea.

PENGOBATAN
Jika penyakitnya ringan, anak tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Di rumah bisa digunakan humidifier untuk melembabkan udara dan sebaiknya anak minum banyak cairan serta istirahat yang cukup.

Jika penyakitnya berat, biasanya anak dirawat di rumah sakit dan mendapatkan oksigen tambahan. Untuk membantu pernafasannya bisa dipasang ventilator.
Nebulizer ultrasonik bisa mengurangi jumlah lendir yang sampai ke saluran pernafasan bagian bawah dan mengurangi kekentalan lendir sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk.

Bronkodilator (obat untuk melebarkan saluran pernafasan) bisa dihirup melalui nebulizer sehingga anak bernafas dengan lebih mudah.
Sebagai pengobatan awal pada krup yang berat, diberikan kortikosteroid (tetapi hal ini masih bersifat kontroversial).

Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
 

 
 
 

Bronkiolitis

Bronkiolitis adalah suatu peradangan pada bronkiolus (saluran udara yang merupakan percabangan dari saluran udara utama), yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus.

Bronkiolitis biasanya menyerang anak yang berumur di bawah 2 tahun.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah RSV (respiratory syncytial virus). Virus lainnya yang menyebabkan bronkiolitis adalah parainfluenza, influenza dan adenovirus.
Virus ditularkan melalui percikan ludah.
Meskipun pada orang dewasa RSV hanya menyebabkan gejala yang ringan, tetapi pada bayi bisa menyebabkan penyakit yang berat.

Faktor resiko terjadinya bronkiolitis:
# Usia kurang dari 6 bulan
# Tidak pernah mendapatkan ASI
# Prematur
# Menghirup asap rokok.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- batuk
- wheezing (bunyi nafas mengi)
- sesak nafas atau gangguan pernafasan
- sianosis (warna kulit kebiruan karena kekurangan oksigen)
- takipneu (pernafasan yang cepat)
- retraksi interkostal (otot di sela iga tertarik ke dalam karena bayi berusaha keras untuk bernafas)
- pernafasan cuping hidung (cuping hidung kembang kempis)
- demam (pada bayi yang lebih muda, demam lebih jarang terjadi).


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksan dengan stetoskop terdengar wheezing dan ronki.
Pemeriksaan lainnya adalah rontgen dada dan analisa gas darah.

PENGOBATAN
Kadang tidak perlu diberikan pengobatan khusus.
Terapi suportif terdiri dari
- Pemberian oksigen
- Udara yang lembab,
- Drainase postural atau menepuk dada untuk mengeluarkan lendir
- Istirahat yang cukup
- Pemberian cairan.

Kadang bayi menjadi lelah dan mengalami serangan apneu (henti nafas). Jika hal ini terjadi, dilakukan intubasi dan pemasangan ventilator.

Pada bayi yang sangat muda dan sakit berat, kadang diberikan obat anti-virus ribavirin. Obat ini dapat mengurangi beratnya penyakit dan agar efektif harus diberikan pada awal penyakit.

PROGNOSIS

Setelah 1 minggu, biasanya infeksi akan mereda dan gangguan pernafasan akan membaik pada hari ketiga.
Angka kematian kurang dari 1%.
Masa paling kritis adalah 48-72 jam pertama.
Jarang terjadi bronkiolitis ulang,

PENCEGAHAN
Beberapa tindakan pencegahan pada bronkiolitis:
# Jangan membawa bayi berumur kurang dari 3 bulan ke tempat umum, terutama jika banyak anak-anak
# Penderita infeksi saluran pernafasan harus mencuci tangan atau menggunakan masker jika berdekatan dengan bayi. 
 
 

 

Batuk-Sesak Nafas (Croup) pada Anak

Croup (laryngotracheobronchitis) adalah infeksi virus menular pada saluran napas atas yang menimbulkan batuk dan terkadang kesulitan bernafas, khususnya pada saat menarik nafas.

PENYEBAB

Croup adalah infeksi virus yang menyebabkan mengecilnya saluran pernafasan, khususnya persis di bagian bawah pita suara (larynx). Virus menjadi penyebab umum, namun croup bisa disebabkan juga oleh virus-virus lainnya, seperti virus pernafasan syncytial atau virus influenza.

Meskipun croup sangat sering terjadi terjadi pada musim gugur dan musim dingin, dapat terjadi juga sepanjang tahun. Croup terutama berpengaruh pada anak usia 6 bulan sampai 3 tahun, meskipun begitu adakalanya berpengaruh pada anak yang lebih muda ataupun lebih tua. Croup disebabkan oleh virus influenza yang kuat dan lebih mungkin terjadi pada anak berusia antara 3 dan 7 tahun. Penyakit ini biasanya menyebar melalui pernafasan dari percikan yang mengandung virus di udara atau berhubungan langsung dengan penderita yang terjangkit melalui percikan dahak.

GEJALA

Croup biasanya diawali dengan gejala awal pilek-hidung meler, bersin, demam ringan dan terkadang batuk. Kemudian anak menjadi sering, batuk dengan suara yang tidak seperti biasanya, atau yang diartikan sebagai “brassy” atau mengonggong. Kadangkala pembengkakan saluran nafas menyebabkan kesulitan bernafas, yang mana lebih terasa ketika menghirup udara (inspiration). Batuk hebat, bisa mengeluarkan bunyi mencicit yang keras dan gaduh (stridor) dapat didengar setiap kali menghirup udara. Semua gejala tersebut umumnya lebih parah pada malam hari dan dapat membuat anak terbangun dari tidurnya. Kondisi anak tersebut biasanya akan membaik pada pagi harinya dan akan memburuk lagi pada malam berikutnya.

DIAGNOSA

Seorang dokter membedakan batuk berdasarkan ciri-ciri gejalanya, khususnya suara batuknya.

PENGOBATAN

Seorang anak yang belum parah menderita batuk dapat dirawat di rumah dan biasanya akan sembuh dalam waktu 3 sampai 4 hari. Anak tersebut harus dibuat nyaman, banyak diberi cairan, dibiarkan istirahat karena kelelahan dan tangisan bisa membuat kondisi menjadi semakin buruk. Alat pelembab rumah (contoh, cool-mist vaporizers atau humidifiers) bisa mengurangi kekeringan udara dan kelegaan bernafas. Kelembaban bisa cepat ditingkatkan dengan menyalakan shower panas agar kamar mandi beruap. Mengajak anak keluar untuk menghirup udara dingin malam juga bisa membuat saluran pernafasan terbuka secara nyata-beberapa orangtua sering mendapati ketika pernafasan anak kembali normal bersamaan dengan sampainya mereka di rumah sakit.

Anak yang tidak merespon tindakan ini perlu dibawa ke rumah sakit. Anak yang kesulitan bernafasnya meningkat atau berlanjut, detak jantungnya cepat, kelelahan, atau kulitnya pucat kebiru-biruan harus dirawat di rumah sakit. Di rumah sakit, oksigen diberikan pada saat kadar oksigen di dalam darah rendah. Para dokter biasanya mengobati anak dengan memberi epinephrine dalam alat uap dan memberikan kortikosteroid dengan cara diminum atau disuntikkan. Obat-obatan ini membantu penyusutan jaringan pada saluran pernafasan. Anak yang mengalami kemajuan dengan pengobatan ini diperbolehkan pulang, walaupun pada anak yang mengalami kasus berat diharuskan tetap di rumah sakit. Antibiotik hanya digunakan pada situasi yang jarang ketika seorang anak penderita croup terinfeksi bakteri. Tidak selalu, sebuah ventilator diperlukan. Untungnya, kebanyakan anak penderita croup sepenuhnya bisa sembuh.

PENCEGAHAN

Untuk mencegah sesak napas, mengambil langkah yang sama yang Anda gunakan untuk mencegah pilek dan flu. Sering cuci tangan adalah paling penting. Juga menjaga anak Anda menjauh dari orang yang sedang sakit, dan mendorong anak Anda untuk batuk atau bersin ke siku nya.

Untuk mencegah infeksi lebih-serius, tetap imunisasi anak Anda saat ini. The difteri, Haemophilus influenzae tipe b (Hib) dan vaksin campak memberikan perlindungan dari beberapa infeksi yang paling langka - tetapi paling berbahaya - bentuk infeksi saluran napas atas.
 
 
 

Asma Pada Anak

Asma adalah kondisi berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran pernafasan menyempit untuk sementara waktu sehingga membuat kesulitan bernafas.

Meskipun asma dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama sekali pada anak mulai usia 5 tahun. Beberapa anak menderita asma sampai mereka usia dewasa; namun dapat disembuhkan. Kebanyakan anak-anak pernah menderita asma. Para Dokter tidak yakin akan hal ini, meskipun hal itu adalah teori. Lebih dari 6 % anak-anak terdiagnosa menderita asma, 75 % meningkat pada akhir-akhir ini. Meningkat tajam sampai 40 % di antara populasi anak di kota.

Kebanyakan anak yang menderita asma dapat berinteraksi dengan lingkungannya, kecuali pada waktu kambuh. Sedikit anak yang tahan terhadap asma dan membutuhkan obat pencegah setiap harinya untuk dapat melakukan olahraga dan bermain secara normal.

PENYEBAB

Untuk sebab yang tidak jelas, anak-anak penderita asma bereaksi terhadap rangsangan tertentu (pencetus) dimana anak yang tidak menderita asma tidak bereaksi. Terdapat banyak pencetus yang berpotensi, dan kebanyakan anak-anak bereaksi hanya kebeberapa pencetus. Pencetusnya termasuk iritasi dalam ruangan, seperti bau yang menyengat dan iritasi asap (minyak wangi, asap rokok); polusi dari luar: udara dingin, olahraga ; gangguan emosi ; infeksi pernafasan karena virus; dan berbagai macam zat yang mana si anak menjadi alergi, seperti bulu binatang, debu atau ruangan yang agak berdebu, jamur, dan serbuk diudara terbuka. Pada beberapa anak, pencetus khusus yang menyebabkan kambuh tidak dapat dikenali.

Semua pemicu ini menghasilkan reaksi serupa ; sel tertentu di saluran udara melepaskan zat kimia. Zat-zat ini menyebabkan saluran udara menjadi meradang dan bengkak dan merangsang sel otot pada dinding saluran udara untuk mengkerut. Mengurangi perangsangan dengan zat-zat kimia meningkatkan produksi lendir pada saluran udara, membuat tumpahnya lapisan sel saluran udara, dan memperlebar sel otot pada dinding saluran udara. Setiap reaksi ini memicu kepada mengecilnya saluran udara secara tiba-tiba (serangan asma). Pada kebanyakan anak-anak, saluran udara kembali normal di antara serangan asma.

Faktor Resiko

Dokter tidak sepenuhnya mengerti kenapa beberapa anak menderita asma, namun sejumlah faktor berisiko diketahui. Seorang anak dengan salah satu orangtua yang menderita asma memiliki resiko 25 % memiliki asma, jika kedua orangtua memiliki asma, resikonya meningkat menjadi 50 %. Anak yang ibunya merokok selama hamil lebih mungkin terkena asma.

Anak di lingkungan perkotaan lebih mungkin memiliki asma, terutama sekali jika mereka berasal dari kelompok sosial ekonomi rendah. Meskipun asma berpengaruh dengan persentasi yang tinggi pada anak berkulit hitam dibandingkan dengan anak berkulit putih, peranan genetik berpengaruh dalam meningkatnya asma adalah kontroversi karena anak berkulit hitam juga lebih mungkin untuk tinggal di daerah perkotaan. Anak yang menghadapi alergen dengan konsentrasi tinggi, seperti debu atau kotoran kecoa, pada usia dini lebih mungkin menderita terkena asma. Anak yang menderita bronchiolitis di usia dini seringkali mengik dengan infeksi virus lanjutan. Bunyi mengik bisa pertama kali diartikan sebagai asma, namun anak ini tidak lebih mungkin dibandingkan yang lain untuk memiliki asma selama masa remaja.

GEJALA

Sewaktu saluran udara menyempit pada saat serangan asma, si anak menjadi kesulitan bernafas, ciri khasnya disertai bunyi mengik. Mengik adalah suara keras yang tinggi yang terdengar ketika anak bernafas. Tidak semua serangan asma menghasilkan bunyi mengik, meskipun begitu. Asma ringan, terutama sekali pada anak yang masih kecil, bisa hanya menghasilkan batuk; beberapa anak yang lebih besar dengan asma ringan cenderung batuk hanya pada waktu olahraga atau ketika terkena udara dingin.

Juga, anak dengan asma akut bisa tidak mengik karena terlalu sedikit udara mengalir untuk menghasilkan suara gaduh. Pada asma akut, bernafas menjadi sunguh-sungguh sulit, suara mengik biasanya menjadi lebih kencang, si anak bernafas dengan cepat dan dengan usaha lebih besar, dan rusuk menonjol ketika si anak menghirup nafas (inspiration). Dengan serangan akut, si anak megap-megap untuk bernafas dan duduk tegak, bersandar ke depan. Kulit berkeringat dan pucat atau membiru.

Anak dengan serangan akut yang sering kadangkala memiliki perkembangan yang lambat, namun pertumbuhan mereka biasanya mengejar anak yang lain pada waktu dewasa.

DIAGNOSA

Seorang dokter mencurigai asma pada anak yang memiliki peristiwa mengik berulang-ulang, terutama sekali ketika anggota keluarga diketahui memiliki asma atau alergi. Anak yang peristiwa mengiknya sering bisa dites untuk gangguan lainnya, seperti kista serat atau gastroesophageal berulang. Anak yang lebih tua kadangkala melakukan tes fungsi paru-paru, meskipun pada kebayakan anak-anak fungsi paru-paru adalah normal diantara kekambuhan.

Satu dari setengah atau lebih anak-anak penderita asma menguasai keadaan. Mereka dengan penyakit yang lebih parah lebih mungkin memiliki asma semasa remaja.

PENGOBATAN

Anak yang lebih tua atau anak remaja dapat mengenali memiliki asma seringkali menggunakan peak flow meter -sebuah alat kecil yang merekam seberapa cepat seseorang bisa meniup udara-untuk mengukur tingkat gangguan saluran udara. Alat ini bisa digunakan sebagai penilaian objektif pada kondisi si anak.

Pengobatan pada sebuah serangan berat terdiri dari membuka saluran udara (bronchodilation) dan menghentikan peradangan. Berbagai macam obat-obatan inhalasi membuka saluran udara (bronchodilator). Contoh khusus adalah albuterol dan ipratropium. Anak yang lebih tua dan anak remaja biasanya bisa menggunakan obat-obatan ini menggunakan alat inhalasi dengan dosis meteran. Anak yang lebih tua dari 8 tahun atau seringkali menemukan kemudahan untuk menggunakan inhalasi dengan pengatur jarak atau ruangan penyangga dipasang. Bayi dan anak yang sangat kecil kadangkala bisa menggunakan alat inhalasi dan pengatur jarak jika masker ukuran bayi dipasang.

Anak yang tidak menggunakan alat inhalasi bisa menerima obat-obatan inhalasi di rumah melalui masker yang terpasang pada nebulizer, sebuah alat kecil yang menghasilkan uap obat menggunakan udara yang dipadatkan. Alat inhalasi dan nebulizer sama-sama efektif mengeluarkan obat. Albuterol juga bisa digunakan dengan mulut, meskipun kegiatan ini tidak banyak berhasil dibandingkan inhalasi dan biasanya digunakan hanya pada bayi yang tidak menggunakan nebulizer. Anak yang sedang mengalami serangan berat juga bisa diberikan kortikosteroid melaui mulut.

Anak dengan serangan hebat diobati di rumah sakit dengan memberikan bronchodilator dalam nebulizer setidaknya setiap 20 menit pada awalnya. Kadangkala dokter menggunakan suntikan epinephrine, sebuah bronchodilator, pada anak dengan serangan hebat jika mereka tidak bisa bernafas dengan cukup pada uap nebulizer. Dokter biasanya memberikan infus kortikosteroid kepada anak yang memiliki serangan hebat.

Anak yang menderita asma ringan, dengan serangan yang jarang biasanya menggunakan obat-obatan hanya pada waktu serangan. Anak yang sering atau dengan serangan hebat juga perlu menggunakan obat-obatan bahkan ketika mereka tidak mengalami serangan.

Obat-obatan lain digunakan berdasarkan frekwensi dan kerasnya serangan pada anak. Anak dengan serangan yang jarang yang tidak terlalu parah biasanya menggunakan obat-obatan inhalasi, seperti cromolyn atau nedocromil, atau dosis rendah pada kortikosteroid yang diinhalasi setiap hari untuk membantu mencegah serangan. Obat-obatan ini mencegah lepasnya zat kimia yang melukai saluran udara, dan mengurangi peradangan. Menyiapkan theophylline untuk penggunaan yang lama adalah pilihan yang tidak mahal untuk pencegahan pada beberapa anak.

Anak dengan serangan yang sering atau lebih hebat juga menerima satu atau lebih obat-obatan, termasuk bronchodilator jangka panjang seperti salmeterol, leukotriene modifier, seperti zafirlukast atau montelukast, dan kortikosteroid yang dihirup. Jika obat-obatan ini tidak mencegah serangan hebat, anak bisa membutuhkan kortikosteroid yang dihirup melalui mulut. Anak yang berpengalaman terserang hebat selama olahraga biasanya menghirup sejumlah dosis bronchodilator hanya sebelum olahraga.

PENCEGAHAN

Perencanaan yang hati-hati dan mengelola pemicu asma yang pasti adalah cara terbaik untuk mencegah serangan asma.

   1. Hindari pemicu. Semaksimal mungkin, hindari alergen dan iritan yang dokter anak Anda identifikasi sebagai pemicu asma.
   2. Larang merokok di sekitar anak Anda. Paparan asap tembakau pada masa bayi merupakan faktor risiko yang kuat untuk asma anak, serta umumnya memicu serangan asma.
   3. Dorong anak Anda untuk aktif. Selama asma anak Anda terkontrol dengan baik, aktivitas fisik secara teratur dapat mengkondisikan paru-paru untuk bekerja lebih efisien.
   4. Memiliki rencana. Kerja sama dengan dengan dokter anak Anda untuk mengembangkan rencana tindakan asma, dan pastikan semua perawat anak Anda - penyedia penitipan anak, guru, pelatih, dan orang tua dari teman-teman anak Anda - memiliki salinannya. Beberapa rencana menggunakan peak flow meter yang dapat mendeteksi penurunan fungsi paru-paru sebelum anak Anda merasa gejala, memberikan Anda informasi penting tentang cara untuk mengobati asma anak Anda dari hari ke hari.
 
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar